Berita

ilustrasi/net

Pertahanan

Catat! Kelompok Santoso Ganggu Roda Perekonomian Poso

RABU, 25 MEI 2016 | 05:12 WIB | LAPORAN:


RMOL. Keberadaan kelompok teroris Santoso di dataran Lore, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, mengganggu roda perekonomian. Masyarakat setempat mendukung upaya aparat gabungan untuk segera melakukan penumpasan.
 
"Kasihan warga Napu (sebutan wilayah di dataran Lore, Red). Mereka tidak bisa lagi berladang dan bertani,” kata Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Sulawesi Tengah, Muzakir Tawil, dalam surat elektronik yang dikirimkan ke redaksi, Rabu (25/5).
 
Menurutnya, meski berada di dataran tinggi warga Napu rata-rata berprofesi sebagai petani di ladang dan sawah yang lokasinya di lereng gunung. Komoditi yang ditanam mulai dari umbi-umbian, jagung, kakao, hingga padi.
 

 
"Padi hasil petani di Napu bahkan sangat terkenal, namanya beras kamba. Tapi sejak ada kelompok Santoso di sana, petani tidak ke sawah, dan yang menanam kakao juga tidak berani berkebun,” tambah Muzakir.
 
Melihat adanya gangguan akibat keberadaan kelompok teroris Santoso tersebut, masih kata Muzakir, warga Sulawesi Tengah sepakat mendukung segala upaya yang dilakukan aparat gabungan untuk melakukan penumpasan. "Poso dulu adalah kabupaten dengan PAD (Pendapatan Asli Daerah, Red) terbaik di Indonesia. Tapi sekarang terganggu  karena adanya kelompok teroris, warga sudah lelah, dan warga ingin Poso kembali aman seperti dulu,” tegasnya.
 
Terkait tugas pokok dan fungsinya sebagai mitra strategis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam penanggulangan terorisme, FKPT Sulteng disebut oleh Muzakir siap melakukan langkah-langkah pencegahan. Di antaranya melalui bidang Media Massa, Hubungan Masyarakat, dan Sosialisasi, melalui program Pelibatan Media Massa dalam Pencegahan Terorisme.
 
"Sejak kemarin sampai Jumat lusa kami akan libatkan media massa dan awak redaksinya untuk bersama-sama mencegah terorisme. Media massa tentu melalui pemberitaannya, agar bagaimana bisa menjadi informasi yang benar sekaligus memberikan pembelajaran ke masyarakat,” jelas Muzakir.
 
Program Pelibatan Media Massa dalam Pencegahan Terorisme di Sulawesi Tengah akan dilaksanakan dalam dua metode. Pertama adalah Media Visit, dan kedua adalah Diseminasi Pedoman Peliputan Terorisme dan Peningkatan Profesionalisme Media Massa Pers dalam Meliput Isu-isu Terorisme. [sam]
 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya