Berita

ilustrasi/net

Tradisi Tenun Sumbawa Perkokoh Ketahahan Budaya Bangsa

SABTU, 07 MEI 2016 | 00:20 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Di wilayah Pulau Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, ada satu budaya yang hingga kini masih terus dilestarikan. Budaya tersebut adalah menenun.

Uniknya, terdapat makna filosofi di setiap motif tenun khas Sumbawa. Di antaranya, ada motif Kemangi Setangi yang melambangkan keindahan dan kemakmuran. Ada pula motif Lonto Engal yang melambangkan persatuan dan ikatan silaturahmi. Motif Perahu yang melambangkan kesejahteraan. Dan ada juga motif Ayam Jago yang melambangkan kejantanan dan disiplin.

Seiring dengan perkembangan zaman, hasil karya tenun Sumbawa pun mengalami modifikasi, dan banyak pula digunakan sebagai pakaian sehari-hari masyarakat Sumbawa, serta di berbagai kegiatan sosial masyarakat. Namun demikian, umumnya pakaian tenun digunakan dalam berbagai upacara, seperti: acara nyorong, barodak prapanca, upacara lamaran, malam midodareni, pernikahan, hingga acara penobatan sultan.


Direktur Utama LLP KUKM, Ahmad Zabadi, bersama dengan salah satu desainer terkenal Indonesia Samuel Wattimena, yang juga merupakan Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM, bertukar pikiran dengan para pengrajin tenun di Sumbawa. Para pengrajin tersebut di antaranya yang berasal dari desa Poto, desa Semeri, desa Singu, desa Senampar, desa Dalam, dan juga Desa Pamulung. Sebenarnya, hampir seluruh desa di Pulau Sumbawa terdapat pengrajin tenun di dalamnya.

Kepada redaksi (Sabtu, 7/5), Zabadi menegaskan tenun adalah karya budaya yang  bersifat superorganik artinya kebudayaan diwariskan turun-temurun dari satu generasi ke generasi berikutnya dan akan hidup terus menerus meskipun anggota masyarakat silih berganti. Namun akhir-akhir ini karya budaya Indonesoa sering diakui oleh bangsa lain. Untuk itu peranan budaya lokal sangat penting dalam memperkokoh ketahanan budaya bangsa.

Artinya masyarakat Sumbawa harus melestarikan budayanya sendiri agar dapat melestarian tradisi menenun sekaligus meningkatkan nilai ekonominya, sehingga produk tenunnya diterima pasar. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya