Menlu Retno Marsudi menjelasÂkan, operasi pembebasan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf melibatkan banyak pihak.
"Termasuk melibatkan pemerintah Filipina. Kita paham satu simpul tidak memadai untuk operasi yang besar ini. Satu batubata tidaklah cukup untuk membangun sebuah rumah," ujar Retno di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, kemarin. Berikut penuturan lengkap Menteri Retno terkait operasi pembebasan WNI yang disandera kelompok teroris Abu Sayyaf;
Bagaimana kronologis operasi pembebasan sandera di Filipina?
Pertama, kita patut bersyukur bahwa 10 WNI ABK telah dibebaskan pada akhir pekan lalu jam setengah dua belas malam. Saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga ABK yang telah sabar memberi ruang bagi pemerintah untuk melakukan yang terbaik dalam upaya proses pembeÂbasan ini. Upaya pembebasan ini melalui proses yang sangat panjang.
Pertama, kita patut bersyukur bahwa 10 WNI ABK telah dibebaskan pada akhir pekan lalu jam setengah dua belas malam. Saya mengucapkan terima kasih kepada keluarga ABK yang telah sabar memberi ruang bagi pemerintah untuk melakukan yang terbaik dalam upaya proses pembeÂbasan ini. Upaya pembebasan ini melalui proses yang sangat panjang.
Situasi di lapangan bagaimana pada saat pembebasan?Situasinya sangat dinamis, dan tingkat komplikasinya sangat tinggi. Beberapa acuan seperti dalam beÂberapa kesempatan yang telah disamÂpaikan pemerintah, yakni keselamatan WNI jadi acuan utama. Dari sejak awal kita membuka simpul dengan sebanyak mungkin pihak.
Bagaimana kondisi kesehatan para sandera saat ini?Ke-10 ABK telah menjalani pemerÂiksaan kesehatan di RSPAD Gatot Subroto. Laporan tim dokter RSPAD menyatakan, kesehatan 10 ABK daÂlam kondisi baik.
Kapan diserahkan ke keluarga?Setelah pemeriksaan kesehatan selesai, Kemlu (Kementerian Luar Negeri), mewakil pemerintah telah menyerahkan 10 ABK pada pihak keluarga.
Siapa saja yang terlibat dalam operasi pembebasan?Operasi pembebasan sepenuhnya dipimpin pemerintah Indonesia, bekerja sama dengan banyak pihak, termasuk dengan pemerintah Filipina. Kita paham satu simpul tidak meÂmadai untuk operasi yang besar ini. Satu batubata tidaklah cukup untuk membangun sebuah rumah.
Bagaimana dengan uang tebuÂsan?Strategi yang disiapkan adaÂlah strategi total, diplomasi total. Diplomasi yang dipimpin pemerintah Indonesia menggunakan semua anak bangsa.
Kelanjutan status mereka di perusahaan?Jadi, saya telah melakukan koÂmunikasi dengan wakil perusahaan. Terakhir kami komunikasi pagi ini, untuk memastikan semua hak-hak ABK dipenuhi perusahaan. Dalam pembicaraan, perusahaan memastiÂkan berkomitmen memenuhi hal-hak ABK tersebut.
Kenapa, kok kelihatannya peÂmerintah lambat membebaskan sandera?Tim Indonesia, saya ulangi, tim Indonesia sudah sepenuhnya mulai bekerja pada 28 Maret lalu. Lalu, tanggal 1 April 2016 saya sudah beÂrada di Filipina untuk melakukan perÂtemuan dengan Presiden Filipina dan jajarannya. Kunjungan tersebut saya lakukan untuk mempertebal jaringan komunikasi dengan berbagai pihak.
Kerja sama Kemlu hanya dengan Filipina?Di dalam negeri juga dilakukan koordinasi. Tawaran dan kesiapan untuk membebaskan sandera juga datang dari berbagai pihak. Semua kita tanggapi karena hal itu dapat memberi kontribusi terhadap upaya pembebasan.
Soal empat ABK yang diculik belakangan?Saat ini kita masih terus bekerja keras untuk pembebasan empat ABK lainnya. Pemerintah menggunakan seluruh opsi membebaskan terhadap empat WNI ABK tersebut.
Apakah akan membayar tebuÂsan?Pemerintah tidak akan membayar tebusan pada penyandera.
Posisi mereka saat ini?Lokasi empat WNI tersebut terpanÂtau dari waktu ke waktu.
Bagaimana rencana pengamanan wilayah perairan, terutama di perÂbatasan?Keamanan perairan perbatasan menÂjadi
concern kita semua. Rencananya, bersama dengan Panglima TNI (Jenderal Gatot Nurmantyo) akan bertemu dengan mitra dari Malaysia dan Filipina. Lusa kita akan menÂgadakan pertemuan untuk mengambil langkah meningkatkan keamanan di perairan perbatasan wilayah sekiÂtarnya. ***