Berita

ilustrasi/net

Ironis, Indonesia Jadi Pelayan Utama Kepentingan Modal Asing

MINGGU, 01 MEI 2016 | 03:40 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Krisis multidimensi yang dirasakan rakyat pekerja atau buruh hari ini menunjukan kegagalan sistem ekonomi politik kapitalisme dan menuju kebangkrutannya. Krisis ini terus menjalar ke berbagai negara di belahan dunia, yang berada di bawah dominasi Amerika Serikat dan sekutunya.

"Imperialisme adalah tahapan tertinggi dari kapitalisme dimana penjajahan tidak lagi ditunjukan dengan dominasi ekonomi namun sudah mencapai pada pendudukan dan penaklukan kawasan dan harus setia pada negara adidaya Amerika Serikat sebagai pimpinan utama dari negara imperialis," kata aktivis Konfederasi Serikat Nusantara (KSN), Mukhtar Guntur K, dalam keterangan beberapa saat lalu (Minggu, 1/5).

Untuk memecahkan krisis yang dialami, jelas Mukhtar, maka negara-negara imperialis menjalankan skema penghisapan yang lebih massif diberbagai sektor penghidupan rakyat yang didominasinya di seluruh negeri. Dan Indonesia justru menjadi pelayan utama bagi kepentingan modal asing dan menghamba kepada sistem kapitalisme global dengan menjalankan agenda neoliberalisme di dalam negeri.


"Indonesia adalah negeri bergantung yang pertumbuhan ekonominya pada modal asing. Satu fakta yang secara vulgar diperlihatkan rejim adalah lahirnya paket program percepatan pembangunan melalui skema MP3EI," tegasnya.

Menurut Mukhtar, proposal MP3EI diperdagangkan melalui agenda international. Salah satunya adalah pada pertemuan APEC KTT APEC 2012 di Vladivostok, Rusia, bulan September 2013, para investor dari 21 negara anggota Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) untuk menanamkan modalnya di Indonesia lewat skema public private partnership (PPP).

"Pada MP3EI 2025 disebutkan, berbagai proyek infrastruktur pengebirian hak rakyat," demikian Mukhtar. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya