Berita

rachmawati/net

Diduga Hingga Desember 2016 Akan Marak Mafia Masuk Istana

SELASA, 26 APRIL 2016 | 09:12 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Pemerintah bisa dituntut melanggar UU Keterbukaan bila pembahasan RUU Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty yang dilakukan sembunyi-sembunyi. Bagaimanapun, publik berhak mendapatkan informasi.

"Ada apa ngumpet-ngumpet! Pat gulipat atau kongkalikong. Peserta tax amnesty juga dijaga kerahasiaannya oleh penguasa. Jadi klop sudah sebutan state crime, dan bagaimana tidak pengemplang pajak, suap dan sebagainya diberi perlakuan istimewa oleh penguasa," kata politikus senior Rachmawati Soekarnoputri dalam keterangan beberapa saat lalu (Selasa, 26/4).

Rachmawati menilai, penguasa saat ini melakukan persekongkolan dan permufakatan jahat dengan para terduga ataupun penjahat. Maka sampai dengan Desember 2016, diduga akan marak para mafia berkeliaran masuk institusi penegak hukum dan Istana bernegosiasi untuk konspirasi.


"Bagaimana rakyat dengan wajib pajak hanya jadi sapi perah sementara pengemplang pajak malah diampuni. Republik ini sdh colapse karena megakorupsi BLBI atas kebijakan era Megawati sudah mencapai 700 triliun lebih, dan sekarang koruptor obligor hitam masih diberi previlege?" tanya Rachmawati.

"Tidak adil dan melawan hukum! Masihkah rezim ini dipertahankan? Padahal di banyak negara para pemimpinnya sudah mengundurkan diri akibat skandal pengemplangan pajak dan korupsi," demikian Rachma. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya