Berita

marsetio/net

Laksamana Marsetio: Kunjungan Jokowi Ke Kantor IMO Berdampak Pada Posisi Maritim Indonesia

SABTU, 23 APRIL 2016 | 13:49 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Ternyata kunjungan Presiden Joko Widodo ke Badan Internasional Maritime Organization (IMO) dilakukan di sela-sela sidang (Marine Environment Protection Committee). Dalam sidang ini, Indonesia menegaskan komitmennya menjadi poros maritim dunia dengan menyuarakan kembali jalesva jayamahe bahwa di laut Indonesia akan jaya kembali dengan mengembalikan jatidiri bangsa sebagai negara maritim.

Indonesia menjadi negara IMO sejak tanggal 18 Januari 1961. Indonesia pertama kali mencalonkan dan menjadi anggota Dewan IMO kategori C pada tahun 1973, untuk periode kepemimpinan 1974-1975 dan 13 tahun periode berturut-turut berhasil kembali terpilih sebagai anggota Dewan IMO untuk kategori C. Kategori C adalah kategori untuk negara-negara anggota yang memiliki peran terbesar dalam bidang trasportasi maritim dan merepresentasikan kawasasan geografis utama dunia. Dan pada sidang majelis umum Dewan IMO pada November 2015, Indonesia pun kembali terpilih kembali sebagai anggota Dewan IMO.

General Speech pertama dari Presiden Indonesia pada lembaga prestisius dunia IMO di bawah koordinasi Duta Besar RI untuk London, Rizal Sukma, yang diikui lebih dari 700 delegasi dari 171 negara anggota IMO dan tiga anggota asosiasi anggota serta beberapa organisasi lainnya yang bergerak di bidang maritim.


Dalam sidang IMO MEPC yang ke-69, dikoordinir Kementerian Perhubungan Delegasi RI, Kemenko Maritim, Kementerian Luar Negeri, Atas Perhubungan KBRI di London, BUMN serta instansi terkait lainnya. Pada sidang ini, Indonesia dipimpin langsung oleh Utusan Khusus Menteri Perhubungan untuk IMO, Laksamana TNI (Purn) DR. Marsetio.

Sidang IMO MEPC kali ini pun terasa istimewa karena membahas permasalahan-permasalahan lingkungan maritim seperti pencegahan pencemaran udara dari kapal, efesiensi energi,  identifikasi dan perlindungan daerah khusus dan daerah sensitif di luat, serta usulan beberapa amandemen dari konvesi perlindungan lingkungan seperti amandemen pada Marpol dan Nox Technical Code yang sejalan dengan konferensi perubahan iklim di Paris tahun 2015 yang juga dihadiri Presiden RI.

Dalam kesempatan ini, kata Marsetio, Presiden Joko Widodo telah mengangkat bangsa Indonesia akan posisi Indonesia di mata dunia maritim dengan menyampaikan pilar-pilar poros maritim dunia, yakni budaya maritim, seumber daya maritim, interconnectivity maritim, infrastruktur maritim, diplomasi maritim dan pertahanan maritim.

Dengan terpilihnya Indonesia sebagai anggota Dewan IMO pada November 2015 dan momentum kunjungan Presiden ke kantor pusat IMO memberi dampak bagi bangsa Indonesia untuk lebih konsiten dalam melaksanakan aturan-aturan IMO yang mengatur aspek safety, security dan marine environment. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya