Berita

eva sundari/net

Seorang Ibu Kaget Tahu Posisi Pancasila Pada Kesetaraan Gender

SABTU, 23 APRIL 2016 | 00:49 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Posisi Pancasila sebagai sebuah ideologi  harus bisa menunjukkan posisinya terhada isu-isu krusial, termasuk isu gender. Dalam hal ini, ada dua sumber yang bisa dipakai sebagai rujukan. Yaitu, pertama, buku Sarinah yang ditulis Bung Karno pada 1933, dan kedua, adalah kuliah Bung Karno tentang Pancasila Dasar Negara di Istana Negara pada 22 Juli 1958 yang membedah makna sila kedua yaitu Perikemanusiaan yang Adil dan Beradab.

Dari buku Sarinah, kata anggota MPR dari Fraksi PDI Perjuangan, Bung Karno mengibaratkan posisi perempuan dan laki seperti dua sayap dari seekor burung. Keduanya harus kuat supaya burung tersebut bisa terbang tinggi. Dalam buku ini, Bung Karno juga menyebut ada dua akar penghambat bagi perempuan, yaitu sistem feodalisme dan sistem pembagian kerja dunia yang tidak adil demi kepentingan neo-kolonialisme dan neo-imperialisme.

"Karena itu, laki-laki dan perempuan harus bekerja bersama untuk meruntuhkan dua sistem yang tidak adil tersebut," kata Eva, mengutip kembali pernyataan Bung Karno, dalam keterangan beberapa waktu lalu.


Kesetaraan gender juga, sambung Eva, diuraikan dalam ceramah Bung Karno. Dalam ceramah itu, Bung Karno mengurai simbol-simbol negara. Bendera merah putih bukan sekedar bermakna berani dan suci, tapi adalah perempuan dan laki. Merah dianalogkan dengan matahari dan bulan yang perannya penting bagi masyarakat agraris. Sementara merahnya matahari merepresentasikan darah perempuan, sedangkan putihnya bulan adalah warna air mani laki-laki.

Simbol kesetaraan gender juga, sambung Eva menjelaskan, ada di dalam Garuda Pancasila, khususnya sila kedua, yaitu rantai bundar dan persegi yang berkesinambungan tidak putus. Ini menggambarkan kesinambungan dan kemakmuran bangsa tergantung pada kerjasama, saling bahu antara laki dan perempuan dalam relasi yang setara.

Penjelasan Eva ini, juga dijelaskan dalam sosialisasi 4 pilar yg diorganisir oleh Front Perempuan Nasional Indonesia (FPNI) dengan peserta masyarakat sipil, termasuk Departemen Perempuan PDIP se-Jatim. Acara pada akhir pekan ini juga diadakan sekaligus untuk memperingati Hari Kartini.

Dalam sosialisasi ini, seorang aktivis buruh perempuan menyatakan kaget sekaligus gembira mendapat penjelasan posisi Pancasila terhadap kesetaraan gender. Dia mengusulkan agar MPR menjadi sumber materi-materi, terutama pidato-piadto Bung Karno terkait Pancasila yang tematik sehingga menjadi rujukan untuk memecahkan masalah-masalah kekinian.

"Meski demikian, seorang ibu mengingatkan agar politisi MPR menjadi role-model bagi masyarakat sehingga legitimate ketika melakukan sosialisasi 4 pilar. Sedih jika menyaksikan politisi Senayan tidak konsisten antara kata dan perbuatannya, terkait Pancasila," jelas Eva, menirukan aspirasi sang ibu. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya