Meski sudah dipecat, Fahri Hamzah tetap bisa balik lagi ke PKS. Dengan syarat, eks wakil ketua DPR ini mau bertobat dan menyadari segala kesalahan sikapnya selama ini.
Persyaratan ini diutarakan Presiden PKS Sohibul Iman, kemarin. "Ya welcome. Siapa pun mau ke PKS, silakan saja. Yang penting adalah mengikuti proses, dalam konteks beliau menyadari kekhilafan dan kesalahannya. Beliau mau mengikuti proses sebagaimana orang ingin masuk keanggotaan PKS. Saya kira tak ada masalah," ucap Sohibul di Kantor DPP PKS, Jalan TB Simatupang, Jakarta Selatan.
Fahri memang mengemukakan ingin tetap bertahan di PKS. Gugatannya yang dilayangkan ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan bertujuan agar dirinya tetap diperboleh aktif di partai dakwah tersebut.
"Saya sudah tuliskan saya pengin kembali. Saya dapat dukungan, simpati mengalir. teman-teman ingin saya ada di dalam partai. Itu yang saya perjuangkan sekarang. Menggugat putusan pimpinan adalah karena saya ingin kembali ke partai," ucap Fahri dalam konferensi pers sebelum melayangkan gugatan.
Namun, Sohibul Iman tidak melihat ada niat baik dari Fahri untuk kembali. Kata dia, kalau Fahri benar-benar mau kembali harusnya tunduk kepada aturan partai. Bukan malah terus melakukan perlawanan. "Dia ingin kembali tapi tetap melakukan perlawanan. Ya saya bingung juga," cetusnya.
Karena itu, Sohibul Iman tetap pada pendiriannya. Dia bahkan ingin proses penggantian Fahri di pimpinan DPR cepat-cepat rampung. Dia tidak akan menunggu sampai selesai proses hukum gugatan Fahri ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
"Berdasarkan UU MD3 dan Tata Tertib, proses pergantian kepemimpinan itu adalah hak fraksi. Jadi, tidak perlu menunggu proses selesainya hukum itu sendiri," terangnya.
Saat ini, Sohibul terus melakukan komunikasi dengan sejumlah ketua partai politik dan anggota DPR lain terkait pergantian Fahri. Ia berharap, dengan lobi-lobi yang dilakukan, proses pergantian kursi wakil ketua DPR bisa segera rampung.
"Insya Allah, mudah-mudahan dari lobi-lobi itu ada kesepahaman bahwa pergantian kepemimpinan tidak ada kaitan dengan proses hukum," tandasnya.
Fahri sendiri terlihat belum mengendorkan perlawanannya. Kemarin siang, Fahri kembali menembaki Sohibul. Kata Fahri, di masa kepemimpinan Anis Matta, Sohibul seperti seorang oposisi yang terus mengkritik pimpinan sendiri. Namun, Anis tetap memperlakukannya baik dengan tidak pernah memecatnya.
"Kalau dicatat-catat, Pak Sohibul Iman ini saat kepemimpinan Pak Anis dulu atau sebelumnya, pernah juga jadi oposan di dalam partai. Tapi, nggak dipecat, dibiarkan saja. Toh pendapat yang berbeda ini obat bagi kita (kubu Anis). Di zaman ini, orang yang beda pendapat dipecat semua," ucapnya di Gedung DPR, kemarin.
Fahri memang dikenal sebagai orang dekat Anis. Selama Anis menjadi Sekjen PKS, Fahri selalu dipercaya menjadi wakilnya. Fahri naik jadi wakil ketua DPR juga berkat dorongan Anis.
Kata Fahri, selama kepemimpinan Anis, Sohibul Iman tidak menunjukkan diri sebagai kader yang loyal. Iman selalu mengkritik kebijakan Anis. "Sekarang saya dibilang harus loyal. Lah, dia dulu bagaimana? Dia dulu nggak loyal kok. Saya tahu dia pengkritik," ucapnya dengan nada emosi.
Kata Fahri, Sohibul Iman tak boleh mentang-mentang menjabat sebagai presiden PKS, sehingga berbuat seenaknya dan selalu merasa benar. "Nggak boleh begitu. Kau pemimpin partai tapi kau bisa salah juga," tegasnya.
Untuk mewujudkan niatnya kembali ke PKS, Fahri juga terus menggalang kekuatan. Kemarin sore, dia secara khusus menemui Wakil Ketua Umum DPP Demokrat Syarief Hasan yang tengah berada di ruang pers DPR. Kepada Syarief, Fahri meminta dipertemukan dengan SBY.
"Saya mau bertemu Pak SBY dengan Pak Syarief. Mohon waktu. Saya mau cerita situasi dunia," ucapnya ke Syarief. "Oh, iya boleh-boleh," jawab Syarief sambil senyum. Keduanya lalu bertukar nomor handphone.
Kepada wartawan, Fahri mengaku hanya ingin ngobrol. Sebab, rumahnya dengan rumah SBY cukup dekat. "Saya tetangga. Beliau tinggal di Cikeas, saya di Cibubur. Saya sudah lama janjian tapi belum sempat-sempat aja. Mumpung ada Pak Syarief, kita mau ngobrol," ujarnya. ***