KBRI Tokyo telah membentuk tim satuan tugas bantuan bencana gempa yang telah diturunkan sejak Sabtu kemarin (16/4) untuk membantu warga negara Indonesia di Prefektur Kumamoto dan wilayah Beppu.
Gempa dahsyat kedua dengan kekuatan 7 skala richter mengguncang wilayah Kumamoto, Pulau Kyushu, selatan Jepang setelah gempa pada Sabtu dinihari lalu. Gempa itu datang setelah Kamis pekan lalu wilayah yang sama diguncang 6.4 skala richter. Sedikitnya, 41 orang dilaporkan tewas dalam gempa bumi susulan tersebut.
Tim Bantuan dari KBRI Tokyo diberangkatkan dengan membawa bahan makanan, minuman, obat-obatan serta keperluan-keperluan darurat lainnya. Tim Bantuan KBRI Tokyo merupakan tim pertama yang tiba di lokasi bencana Kumamoto dibanding negara-negara ASEAN lainnya.
Sekretaris Kedua KBRI Tokyo, Elfani Prassanti, mengnformasikan, tim mengunjungi 7 titik evakuasi warga Indonesia, yang terbanyak ada di Universitas Kumamoto. Di sana terdapat 83 orang termasuk 24 anak-anak berkebangsaan Indonesia yang berlindung.
Keadaan warga di lokasi evakuasi, khususnya di Universitas Kumamoto, secara umum baik dan aman. Namun, mengingat ketidakmenentuan kapan gempa akan berakhir, banyak warga yang stres dan trauma. Terlebih ada anak-anak yang memerlukan perhatian lebih.
Mengingat fasilitas logistik umum di Kumamoto masih belum berjalan normal, KBRI Tokyo akan kembali mengirim Tim KBRI tahap dua untuk kembali memberikan bantuan dan dukungan kepada WNI sampai situasi relatif lebih aman dan stabil.
Sedangkan, untuk menangani para WNI yang sebagian besar adalah pelajar Indonesia di wilayah Beppu, pada Minggu (17/4) Tim Bantuan KBRI Tokyo telah bergerak menuju Beppu yang berjarak 130 km dari Kumamoto, di Prefektur Oita. Mereka memberikan bantuan kepada warga dan mahasiswa Indonesia di Asia Pacific University (APU) yang jumlahnya sekitar 350 orang.
Berdasarkan komunikasi dengan Ketua PPI Beppu, kondisi di Beppu relatif lebih baik dibanding Kumamoto karena skala gempa 3 sampai 5 skala richter. Namun demikian, terjadi penipisan bahan makanan dan minuman di toko-toko karena diborong (panic buying) untuk menyimpan persediaan apabila terjadi gempa yang lebih besar. Saat ini para mahasiswa sudah boleh kembali ke tempat masing-masing.
Dari hasil pemantauan selama 5 hari terakhir, secara umum warga Indonesia dalam kondisi yang baik, meskipun masih memerlukan bantuan dan perhatian dari semua pihak.
Dalam penanganan kondisi darurat gempa di Komamoto dan Beppu, KBRI Tokyo melakukan koordinasi yang erat dengan Kemlu Jepang, Pemerintah Kota setempat, Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dan tokoh masyarakat Indonesia.
Informasi penting pada kondisi darurat ditampilkan pada akun twitter @KBRITokyo dan diharapkan dapat dipantau oleh warga dan keluarga masyarakat. Hotline KBRI Tokyo selalu aktif dan merespon apabila terdapat panggilan dari warga.
[ald]