Pria yang akrab disapa Haji Lulung ini berniat ikut meramaiÂkan bursa bakal calon gubernur DKI Jakarta. Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu telah mendaftar ke PDIP dan Partai Demokrat untuk maju daÂlam kontestasi pilgub DKI.
"Pokoknya partai apapun yang membuka pendafaran (cagub) saya akan ikut. Termasuk jika Gerindra membuka pendaftÂaran, saya akan ikut, tapi belum ke sana. Nanti tim saya yang urus," ujar Lulung saat menÂgungkapkan alasannya mendafÂtar ke PDIP. Berikut petikan wawancaranya saat dijumpai di Jakarta:
Bukan hanya ke Demokrat, Anda juga mendaftar ke PDIP?
PDIP kan buka pendaftaran. Sebagai warga negara boleh dong? Ahok aja boleh, masa gua nggak.
PDIP kan buka pendaftaran. Sebagai warga negara boleh
dong? Ahok aja boleh, masa gua
nggak. Kenapa PDIP?PPP harus berkonsolidasi dengan partai lain untuk meÂmenuhi syarat mengusung calon gubernur pada tahun 2017. Untuk Pilgub DKI, hanya PDIP satu-satunya partai yang sudah memenuhi syarat mengusung calon karena memiliki 28 kursi di DPRD.
Objektifnya karena untuk mendapatkan kuota 22 persen menjadi pengusung calon itu PPP kurang. Makanya PPP harus konsolidasi kepada partai-partai yang memang membuka diri, karenanya kami ikut.
Setelah mendaftar PDIP dan Demokrat, Anda mau daftar ke mana lagi?Siapa yang membuka pendaÂfaran saya akan ikut. Termasuk jika Gerindra membuka pendaftaran, saya akan ikut, tapi belum ke sana. Nanti tim saya yang urus.
Bagaimana dengan PPP?PPP sudah. PPP sudah nyalonin saya. Sudah dari partai yang sah, tinggal kita saja.
Tapi kan kisruh PPP masih belum selesai?Jadi begini, ada hukum negÂara, ada hukum pemerintah. Seperti contohnya ada tanah negara ada tanah pemerintah. Jadi, Kementerian Hukum dan HAM itu pemerintah, mengurusi administrasi saja. Kalau hukum negara, itu Mahkamah Agung memutuskan suatu perkara yang sifatnya inkrah (berkekuatan hukum tetap). Bahwa keputusan MA601 Muktamar Jakarta itu disahkan sebagai partai yang sah yang dipimpin Djan Farid.
Berarti sama sekali tidak ada komunikasi dengan kubu Romy?Ngapain saya komunikasi sama dia. Kubu mereka cacat. Ini negara hukum.
Ada kemungkinan maju perseorangan?Nggak ada. Ngapain indepenÂden. Nyari kerjaan saja.
Bukannya sebelumnya perÂnah mau coba?Nggak. Waktu itu saya cuma bikin survei. Nggak pernah saya niat indeÂpenden, kan saya punya partai.
Nggak mendukung Ahok saja?Nggak lah.
Kenapa?Ahok terlalu kuat. Saya nggak mau bergabung dengan orang terÂlalu kuat. Kita gabungnya sama rakyat saja. Kita lihat saja nanti di ujungnya dia seperti apa.
Maksudnya?Kan sekarang dia didukung dua partai. Kalau saya jadi Ahok, saya bakal konsisten. Partai-partai itu saya buang, ngapain saya ambil, toh saya independen juga. Kalau sayakonsisten, nggak mau dekaÂtin partai.
Lantas, bagaimana persiaÂpan Anda?Saya meluangkan banyak waktu bertemu masyarakat mempromosikan visi-misi. Saya juga cukup dikenal warga Jakarta. Jadi saya harus kerja keras, betul nggak? Saya yakinin masyarakat saya bisa pimpin Jakarta. Kedua tentunya denÂgan bertemu dengan masyarakat dengan kelompok masyarakat, menyampaikan ide-ide untuk Jakarta.
Oh ya, Ahok dimintai keterangan oleh KPK terkait RS Sumber Waras?Makanya, Ahok jangan mencari kebenaran sendiri. Kan itu mencari kebenaran sendiri dengan mengatakan BPK bohong. Nah Harry (Azhar Aziz-Ketua BPK) ngomong, silakan lakukan langkah hukum. Tanya ke Ahok, berani nggak tuntut ke pengadilan? Pasti nggak berani, karena BPK benar. Kalau Ahok mau tuntut ke pengaÂdilan, saya yang mengantar. Tetapi saya apresiasi Harry, karena dia berani ngomong.
Artinya Anda membela dan mengawal dong...Bukan mengawal. Justru kita mengapresiasi dong. Kalau dia berani ke pengadilan nuntut BPK, potong kuping saya. Saya jamin nggak bakal berani. ***