Berita

ilustrasi/net

Publika

Menemukan Kembali Nasionalisme Indonesia

SENIN, 18 APRIL 2016 | 02:48 WIB

GLOBALISASI menjadi sebuah keniscayaan dalam tata pergaulan bangsa-bangsa dunia, yang hari ini tiada satu bangsa pun dapat menghindar. Bagi sebuah bangsa, globalisasi membawa ke dua sisi jalan yang berbeda. Jalan pertama, adalah jalan menuju adanya kemajuan dan kesejahteraan. Jalan kedua, adalah jalan kesengsaraan dan nestapa.

Semua bangsa berpeluang berada di salah satu jalan itu. Mengingkarinya berarti  melawan kehendak lajunya sejarah dan jelas akan binasa. Sedangkan menerimanya tanpa reserve juga tidak akan membuat sebuah bangsa menuju kepada jalan kemakmuran dan kemajuan.

Menurut Bung Karno, internasionalisme yang sejati semestinya didasarkan atas kenyataan persamaan nasional dan persamaan kehormatan. Dalam pidatonya di sidang umum PBB dengan judul Membangun Dunia Kembali (To Build The World a New), Bung Karno mengingatkan agar semua bangsa tetap berpegang pada nasionalisme.


Menurutnya, nasionalisme adalah mesin besar yang menggerakkan dan mengawasi semua kegiatan internasional kita. Nasionalisme adalah sumber besar dan inspirasi agung dari kemerdekaan.

Dua bulan sebelum proklamasi kemerdekaan dibacakan, Bung Karno sudah memaparkan bentuk nasionalisme kita dalam pidatonya pada 1 Juni 1945.

"Saudara-saudara,” kata Bung Karno, "Prinsip kebangsaan ini ada bahayanya! Bahayanya ialah mungkin orang-orang meruncingkan nasionalisme menjadi chauvinisme.” "Kita bukan saja harus mendirikan negara Indonesia Merdeka, tetapi kita harus menuju pula kepada kekeluargaan bangsa-bangsa.”

Bung Karno menyadari betul bahwa cita-cita menuju dunia yang adil dan makmur itu, tanpa penjajahan seperti termanifestasi dalam pembukaan Undang Undang Dasar 1945 dihadapkan pada tantangan yang teramat berat. Dunia sudah terlanjur terbelah menjadi dua sejak lama: Oldefos (Old Esrablishment Forces) dan Nefos (New Establishment Forsces).

"Soal jajahan adalah soal rugi atau untung; soal ini bukanlah soal kesopanan atau soal kewajiban; soal ini ialah soal mencari hidup, soal business,” kata Bung Karno.

Jika mencermati pemikiran Bung Karno sejak muda, maka kita akan menemukan benang merahnya secara jelas. Seluruh perhatiannya sebenarnya tertuju pada soal imperialisme dan kapitalisme. Dan kini, kedua sistem itu telah mencengkeram ke bagian dunia terpencil sekalipun, termasuk Indonesia di dalamnya. Imperialisme dan kapitalisme turut mengglobal dengan bentuknya yang dinamis.

Lihatlah ekonomi Indonesia, sistem politik dan seperangkat aturan yang lahir dalam produk undang-undang hari ini, hampir-hampir tidak lagi senafas dengan jati diri bangsa. Jika kita mau berkata jujur, sebagai sebuah negara, keadaan yang demikian itu telah menyeret Indonesia ke dalam kondisi yang sangat rentan.

Mampukah kita menemukan kembali nasionalisme kita? [***]


Penulis adalah Ketua Pemuda Demokrat Indonesia Kota Bekasi, King Vidor

Populer

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tunjuk Ara di Depan Luhut

Senin, 15 Desember 2025 | 21:49

Makin Botak, Pertanda Hidup Jokowi Tidak Tenang

Selasa, 16 Desember 2025 | 03:15

UPDATE

Bahlil: Jangan Uji NYali, Kita Nothing To Lose

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:44

Bukan AI Tapi Non-Human

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:43

Usai Dicopot Ketua Golkar Sumut, Ijeck Belum Komunikasi dengan Doli

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:12

Exynos 2600 Dirilis, Chip Smartphone 2nm Pertama di Dunia

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:52

Akui Kecewa Dicopot dari Ketua DPD Golkar Sumut, Ijeck: Mau Apalagi? Kita Terima

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:42

Bahlil Sentil Senior Golkar: Jangan Terlalu Lama Merasa Jadi Ketua Umum

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:22

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Sekretaris Golkar Sumut Mundur, Ijeck Apresiasi Kesetiaan Kader

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:06

Dana Asing Banjiri RI Rp240 Miliar Selama Sepekan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:01

Garda Satu dan Pemkab Tangerang Luncurkan SPPG Tipar Raya Jambe

Sabtu, 20 Desember 2025 | 13:38

Selengkapnya