Berita

Berkunjung Ke Bilik Perang Pak Wali

SABTU, 16 APRIL 2016 | 21:32 WIB | OLEH: FAISAL MAHRAWA

RABU (13/4) lalu, bersama awak redaksi yang lain, saya berkesempatan melancong ke Bandung. Bukan untuk liburan, tetapi justru untuk menebus undangan dari Kang Emil, demikian sapaan khas Ridwan Kamil, Walikota Bandung, Jawa Barat.

Bersama rombongan, oleh petugas kami dipersilakan duduk sambil menikmati ruang tunggu yang begitu khas. Ada deretan foto tampak pada dindingnya sebagai hiasan. Dari foto E. A. Maurenbrecher hingga foto Ridwan Kamil, yang menurut saya sangat kontras. Beda dengan foto Walikota lainnya. Kang Emil lebih mengikuti selera jaman. Paling tidak jaman kini.

Berselang kemudian, rombongan dipersilakan masuk ke ruang kerja Pak Wali, yang saat itu mengenakan pakaian khas Pasundan. Mungkin seragam yang sudah ditentukan untuk pegawai di lingkungan Kota Bandung, hari Rabu itu.


Dengan sapaan hangat, beliau mulai bercerita tentang apa yang sedang dikerjakan.

Dengan pandangan sedikit takjub, saya menikmati lukisan, pernak-pernik, hingga pandangan saya terhenti pada sepasang patung kecil. Sepasang patung kecil proklamator bangsa ini.

Saya takjub, karena sudah jarang tokoh bangsa ini diberikan tempat yang tepat, yang semestinya. Apatah lagi pemikirannya. Tidak dengan Pak wali yang satu ini. Seolah perjuangan pendiri bangsa, terus melekat pada diri sang empunya ruangan.

Awak redaksi mulai sibuk berdiskusi. Melahap penjelasan Pak Wali. Dari rentetan kegiatan walikota, hingga keinginan beliau untuk hadir memenuhi undangan Malam Budaya, yang sedang dipersiapkan redaksi bulan depan di Palembang.

Sesaat kemudian, rombongan diajak untuk melihat ruangan lain, bilik kerja yang lain dari  sang Walikota. Beda memang. Bagi saya, inilah ruang kerja pemimpin seharusnya. Beliau menyebutnya, Bandung Command Center (BCC).

Kami diharuskan untuk melepas alas kaki. Masuk ke ruangan yang sejuk. Saat masuk, kami sudah  diperlihatkan pada deretan monitor besar dan kecil, pengeras suara, dan panel-panel yang modern. Sembari bergurau, Pak wali menyebut ruangan ini bagaikan ruangan yang tampak saat kita menonton film Star Wars. Moderen memang. Berteknologi canggih.

Sesaat kemudian, Kang Emil menjelaskan apa yang dia bangun, sejak 5 bulan yang lalu. Bahwa zaman sudah berubah. Teknologi informasi harus dihadirkan di ruang kerja pemimpin. Melalui media sosial, secara interaktif Pak Wali sedang memainkan perannya sebagai pemimpin. Memberi perintah, mendengar laporan dari bawah, hingga menerima kritik dari warganya. Lalu lalang kendaraan juga terlihat. Kemacetan bisa dipantau melalui teknologi CCTV.

"Masing-masing SKPD harus mengerti lingkup kerjanya, masing masing lurah harus buat berita, warga juga harus dilibatkan dalam membangun kota", jelas Kang Emil.

Melalui BCC ini, Kang Emil sedang menunjukkan seni memerintah. Gaya kepemimpinan. Bahwa memerintah dan memimpin harus real-time. Tidak zamannya lagi laporan ABS (Asal Bapak Senang) dimunculkan. Kerja-kerja pemerintahan harus bisa terukur, transparan dan tepat sasaran.

Melalui BCC, Ridwan Kamil sang walikota ingin menunjukkan bahwa penguasaan teknologi harus dimiliki pada diri seorang pemimpin. Bahwa, kepemimpinan juga harus mengikuti perkembangan zaman.

Sebelum ijin pamit. Kami kembali ke ruangan kerja Pak Wali yang tadi. Mata saya kembali tertuju pada sepasang patung itu. Patung yang tak bernyawa. Tetapi kharismanya selalu hadir di ruang kerja ini. Yang cita-citanya selalu hadir di ruang hati sang pemimpin. Selamat bekerja Pak Wali. Jangan pernah lelah menyapa warga. Ingat, tanpa mereka, kau bukan apa-apa. [***]

Penulis adalah Kepala Litbang Kantor Berita Politik RMOL

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Sisingamangaraja XII dan Cut Nya Dien Menangis Akibat Kerakusan dan Korupsi

Senin, 29 Desember 2025 | 00:13

Firman Tendry: Bongkar Rahasia OTT KPK di Pemkab Bekasi!

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:40

Aklamasi, Nasarudin Nakhoda Baru KAUMY

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:23

Bayang-bayang Resesi Global Menghantui Tahun 2026

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:05

Ridwan Kamil dan Gibran, Dua Orang Bermasalah yang Didukung Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 23:00

Prabowo Harus jadi Antitesa Jokowi jika Mau Dipercaya Rakyat

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:44

Nasarudin Terpilih Aklamasi sebagai Ketum KAUMY Periode 2025-2029

Minggu, 28 Desember 2025 | 22:15

Pemberantasan Korupsi Cuma Simbolik Berbasis Politik Kekuasaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 21:40

Proyeksi 2026: Rupiah Tertekan, Konsumsi Masyarakat Melemah

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:45

Pertumbuhan Kredit Bank Mandiri Akhir Tahun Menguat, DPK Meningkat

Minggu, 28 Desember 2025 | 20:28

Selengkapnya