Berita

ilustrasi/net

Hukum

Petinggi Polri Berinisial "BG" Diduga Terlibat Rekayasa Hukum

SENIN, 11 APRIL 2016 | 18:19 WIB | LAPORAN:

Seorang petinggi Polri berinisial "BG" diduga terkait dengan dugaan peradilan sesat dan rekayasa hukum yang menimpa empat orang yang menentang perubahan fungsi lahan Minapolitan menjadi perkebenunan sawit di Kabupaten Batang Hari, Jambi.

Hal tersebut diutarakan Ketua DPP Lembaga Pemantau Penyelamat Lingkungan Hidup (LP2LH), Joko, dalam siaran persnya (Senin, 11/4).

Diberitakan sebelumnya, rekayasa hukum diduga dilakukan kepada empat terdakwa bernama Bambang Supriyono, Syaiful Anwar, Yucandra, dan Budiharjo alias Acok. Mereka menentang keras alih fungsi lahan Minapolitan menjadi perkebunan kelapa sawit yang dikendalikan empat perusahaan yaitu PT NGK Utama, PT Cakrawala Agrindo Kencana, PT Palma Sukses Abadi, dan PT Kedaton. (Baca: Aktivis Laporkan Peradilan Sesat Di Muara Bulian)


"Putusan PN Muara Bulian pada putusan nomor: 07/Pid-B/2016/Pn.Mbn berawal dari dugaan pelanggaran yang dilakukan empat perusahaan itu. Kepolisian Polres Batang Hari diduga berkomplot dengan oknum jaksa dan hakim demi kepentingan seorang pengusaha Jambi yang kerap mengaku teman dekat seorang petinggi Polri berinisial BG," kata Joko.

Tadi siang, Joko bersama sejumlah aktivis lingkungan dari Kabupaten Batang Hari, Provinsi Jambi, mendatangi kantor Komisi Yudisial (KY), Jakarta, untuk menyerahkan dugaan pelanggaran hakim dalam persidangan kasus itu.

"Kami meminta Ketua KY untuk melakukan pemeriksaaan dan menegakkan keadilan," serunya.

Apalagi, lanjutnya, keempat perusahaan tersebut dengan seenaknya telah melanggar aturan terkait kawasan Minapolitan yang beradasarkan pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 35 Tahun 2013 tentang Penetapan Kawasan Minapolitan. Juga bertentangan dengan Perda Provinsi Jambi Nomor 10 Tahun 2013 tentang Rencana Tataruang Wilayah Provinsi Jambi Tahun 2013-2033. Dan, surat keputusan Bupati Batang Hari Nomor 286A Tahun 2008 tentang Penetapan Lokasi Pengembangan Kawasan Minpolitan.

Kami meminta keadilan. Sejauh ini deret ukur kalkulasi profit malah berbanding terbalik dengan deret hitung kesejahteraan rakyat Jambi, khususnya masyarakat Kabupaten Batang Hari," pungkas Joko. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya