Berita

joko widodo/net

Politik

RESHUFFLE JILID II

Peneliti Senior: Tidak Ada Kesepakatan Politik Yang Haruskan Jokowi Tunduk Pada Parpol

SABTU, 02 APRIL 2016 | 13:56 WIB | LAPORAN: ALDI GULTOM

Presiden Joko Widodo mengalami dilema. Di satu sisi ia ingin menghargai kerja keras koalisi parpol yang mendukung pencalonannya sejak Pilpres 2014, namun di saat yang sama publik tidak puas atas hasil kerja kabinet yang sebagian diisi wakil parpol pendukung.

"Pak Jokowi mesti hitung tingkat loyalitas pendukung lamanya, PDIP, PKB, Hanura, Nasdem dan PKPI. Mereka yang mengusung," ujar peneliti senior Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Syamsuddin Haris, dalam diskusi "Cukupkah Hanya Reshuffle?" di Menteng, Jakarta, Sabtu (2/4).

"Dilemanya, pada saat sama, kinerja para wakil partai pendukung itu (di kabinet) tidak optimal semua. Makanya harus lakukan kocok ulang, apakah Hanura dicabut satu, Nasdem dicabut satu, lalu digadaikan ke parpol pendukung yang baru?" lanjutnya.


Menurut dia, walau belakangan Jokowi mendapat dukungan tambahan dari Partai Amanat Nasional, Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), hal itu tidak mengharuskan Jokowi untuk merombak kabinetnya demi memasukkan pendukung baru.

"Apakah kemudian wakil-wakil partai baru tersebut akan dimasukkan ke dalam kabinet? Tidak juga, karena bagaimanapun Jokowi tidak membangun koalisi yang sifatnya mengikat. Beda dengan SBY membangun koalisi hitam di atas putih. Jokowi saya duga kuat tidak ada hitam di atas putihnya," lanjutnya.

Karena itu ia meminta Jokowi tetap bertolak dari tiga alasan untuk merombak atau tidak merombak kabinetnya. Yaitu, kinerja menteri, kemampuan kerjasama tim, juga integritas.

"Jokowi cukup bertolak pada tiga alasan itu. Tidak ada kesepakatan politik yang mengharuskan Jokowi untuk tunduk," tegas Syamsuddin. [ald] 

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Investigasi Kecelakaan Jeju Air Mandek, Keluarga Korban Geram ? ?

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:52

Legislator Nasdem Dukung Pengembalian Dana Korupsi untuk Kesejahteraan Rakyat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 17:43

Ledakan Masjid di Suriah Tuai Kecaman PBB

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:32

Presiden Partai Buruh: Tidak Mungkin Biaya Hidup Jakarta Lebih Rendah dari Karawang

Sabtu, 27 Desember 2025 | 16:13

Dunia Usaha Diharapkan Terapkan Upah Sesuai Produktivitas

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:26

Rehabilitasi Hutan: Strategi Mitigasi Bencana di Sumatera dan Wilayah Lain

Sabtu, 27 Desember 2025 | 15:07

Pergub dan Perda APBD DKI 2026 Disahkan, Ini Alokasinya

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:52

Gebrakan Sony-Honda: Ciptakan Mobil untuk Main PlayStation

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:24

Kebijakan Purbaya Tak Jauh Beda dengan Sri Mulyani, Reshuffle Menkeu Hanya Ganti Figur

Sabtu, 27 Desember 2025 | 14:07

PAN Dorong Perlindungan dan Kesejahteraan Tenaga Administratif Sekolah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 13:41

Selengkapnya