Berita

Hukum

Kontras Temukan Banyak Bekas Penganiayaan Di Tubuh Siyono

JUMAT, 01 APRIL 2016 | 11:28 WIB | LAPORAN:

Lembaga swadaya masyarakat Kontras mensinyalir adanya pelanggaran HAM dalam kematian Siyono saat penangkapan yang dilakukan Tim Detasemen Khusus (Densus) 88.

Putri Kanesia, dari divisi Pembelaan Hak Sipil Politik Kontras, mengatakan pihaknya telah menurunkan tim investigasi kematian Siyono, untuk mencari bukti-bukti pelanggaran HAM yang menimpa suami dari Suratmi tersebut.

Sebelum kasus Siyono terjadi, Putri menegaskan, sebenarnya pihak Densus 88 telah banyak melakukan pelanggaran HAM. Pertama, saat operasi penangkapan dan penggeledahan rumah Siyono, pihak keluarga tidak mendapat surat pemberitahuan terlebih dahulu dari pihak kepolisian.


"Padahal sifatnya penangkapan ini bukanlah tertangkap tangan," kata Putri dalam konferensi pers bersama PP Muhammadiyah yang mengadvokasi kematian Siyono, di Gedung Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, Jumat, (1/4).

Dugaan pelanggaran HAM kedua, ketika Siyono ditangkap, pihak keluarga tidak diberi tahu hendak dibawa ke mana. Begitu bertemu lagi, Siyono sudah dalam kondisi tak bernyawa.

Putri membeberkan, hasil dari tim investigasi mereka, pihak keluarga mengaku melihat banyak bekas penganiayaan di tubuh Siyono. Bekas luka penganiayaan itu berupa luka memar di pipi, mata biru lebam, patah tulang hidung, salah satu kuku jari patah, dan keluar darah dari kepala.

"Ini hasil keluarga melihat jenazah almarhum. Tidak ada juga hasil visum dari pihak Rumah Sakit ataupun kepolisian," kata dia.

Karena itu, Kontras akan menindaklanjuti penyebab kematian Siyono. Apalagi, menurut Kontras, Siyono statusnya baru terduga teroris.

"Penegakan hukum menganut praduga tak bersalah, belum melewati proses hukum Pengadilan, namun Siyono diberlakukan dengan buruk," ujarnya.

Tindakan Densus 88 ini dianggap berlebihan apalagi saat penangkapan, hanya ada satu polisi yang menjaga Siyono. Itu lantaran Siyono dianggap koorperatif. Hal ini sangat bertentangan dengan pernyataan pejabat kepolisian yang mengatakan Siyoto diperlakukan buruk karena hendak melarikan diri.[wid]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

UPDATE

Ekonom: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2025 Tidak Alamiah

Jumat, 26 Desember 2025 | 22:08

Lagu Natal Abadi, Mariah Carey Pecahkan Rekor Billboard

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:46

Wakapolri Kirim 1.500 Personel Tambahan ke Lokasi Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:45

BNPB: 92,5 Persen Jalan Nasional Terdampak Bencana Sumatera Sudah Diperbaiki

Jumat, 26 Desember 2025 | 21:09

Penerapan KUHP Baru Menuntut Kesiapan Aparat Penegak Hukum

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:37

Ancol dan TMII Diserbu Ribuan Pengunjung Selama Libur Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 20:26

Kebijakan WFA Sukses Dongkrak Sektor Ritel

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:56

Dua Warga Pendatang Yahukimo Dianiaya OTK saat Natal, Satu Tewas

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:42

21 Wilayah Bencana Sumatera Berstatus Transisi Darurat

Jumat, 26 Desember 2025 | 19:32

Jangan Sampai Aceh jadi Daerah Operasi Militer Gegara Bendera GAM

Jumat, 26 Desember 2025 | 18:59

Selengkapnya