Berita

ilustrasi/net

Pertahanan

PENYANDERAAN WNI

Ketua DPR Serukan Operasi Militer Untuk Bebaskan WNI Yang Disandera

SELASA, 29 MARET 2016 | 13:22 WIB | LAPORAN:

Dua kapal berbendera Indonesia, kapal tunda Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang membawa 7.000 ton batubara dan 10 awak berkebangsaan Indonesia, dibajak oleh kelompok yang mengaku separatis Abu Sayyaf di perairan Filipina.

Mendengar kabar itu, Ketua DPR RI, Ade Komarudin, mendesak pemerintah untuk bertindak tegas.

"Jangan pernah kompromi. Dan lakukan operasi secara tepat," tegas Ade di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta (Selasa, 29/3).


Ia sangat yakin kemampuan pasukan keamanan Indonesia membebaskan para sandera dari tangan Abu Sayyaf.

Keyakinannya berdasar sukses pasukan Kopassanda TNI AD menghentikan pembajakan pesawat Garuda DC-9 "Woyla" oleh anggota kelompok ekstrimis Islam "Komando Jihad" pada 28 Maret 1981.

"Ya, tentara kemudian kepolisian, pokoknya aparat keamanan negara bisa ambil langkah tepat. Sudah mempunyai pengalaman operasi Woyla itu berhasil," kata pria yang akrab disapa Akom ini.

"Saya yakin saya percaya insitusi pengaman negara kita ini bisa melakukan operasi itu dengan baik. Kita sudah punya pengalaman dengan baik menumpas (pembajak)," lanjutnya.

Akom tegas menyatakan ketidaksetujuannya bila pemerintah membayar tebusan. Diberitakan oleh Kementerian Luar Negeri RI, kelompok penyandera meminta tebusan Rp 14,3 miliar jika Indonesia ingin 10 WNI dibebaskan.

"Apalagi ini menghadapi pemerasan. Masa negara ini harus takut kepada premanisme dan terorisme, enggak boleh. Terlalu mahal harga diri bangsa untuk takluk," ucapnya. [ald]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Kepala Daerah Dipilih DPRD Bikin Lemah Legitimasi Kepemimpinan

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:59

Jalan Terjal Distribusi BBM

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:39

Usulan Tanam Sawit Skala Besar di Papua Abaikan Hak Masyarakat Adat

Jumat, 26 Desember 2025 | 01:16

Peraih Adhyaksa Award 2025 Didapuk jadi Kajari Tanah Datar

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:55

Pengesahan RUU Pengelolaan Perubahan Iklim Sangat Mendesak

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:36

Konser Jazz Natal Dibatalkan Gegara Pemasangan Nama Trump

Jumat, 26 Desember 2025 | 00:16

ALFI Sulselbar Protes Penerbitan KBLI 2025 yang Sulitkan Pengusaha JPT

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:58

Pengendali Pertahanan Laut di Tarakan Kini Diemban Peraih Adhi Makayasa

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:32

Teknologi Arsinum BRIN Bantu Kebutuhan Air Bersih Korban Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 23:15

35 Kajari Dimutasi, 17 Kajari hanya Pindah Wilayah

Kamis, 25 Desember 2025 | 22:52

Selengkapnya