CHINA sudah jadi destinasi medis yang mendunia. Selama enam hari (8 sd 14 Maret 2016) wartawan Rakyat Merdeka, Ratna Susilowati, menuju Guangzhou dan Beijing, mengunjungi beberapa rumah sakit untuk melihat kecanggihan pengobatan, perpaduan barat-timur. Teknologi kedokteran modern dipadu metode tradisional khas China. Berikut ini laporan bagian terakhir.
Setiap tahun, hampir sejuta orang Indonesia berobat ke luar negeri. Jumlah ini terus bertambah, seiring pertumbuhan kelas menengah di tanah air.
Tujuan pengobatan terbanyak adalah ke Singapura dan Malaysia. Data statistik Departemen Kesehatan Singapura dan Singapore Tourism Board, tahun 2011, wisata medis ke Singapura menembus hampir 36 ribu orang. Terbanyak Indonesia (47 persen), lalu Malaysia (11 persen). Sisanya Bangladesh, Vietnam dan negara lainnya.
Kini, China ikut membidik pasar ini. Mereka menawarkan jasa pengobatan di rumah-rumah sakit terbaik, sekaligus jalan-jalan, dengan biaya lebih murah. Apalagi, destinasi wisata di China tentu lebih banyak dan lebih menarik daripada di Singapura dan Malaysia. Maka, agen wisata medis atau medical travel, menyiapkan beragam macam paket untuk pengobatan, sekaligus perjalanan wisatanya.
Di China, agen wisata medis yang pertama dan terbesar adalah NorgenHealth. Dua tahun terakhir ini, mereka agresif membidik pasar Indonesia. NorgenHealth telah membuka kantor di Jakarta, dan mudah diakses melalui jejaring online di Norgenhealth.com, sebagai website resminya.
Mengapa orang Indonesia berobat ke luar negeri? Alasan umum, karena di luar Indonesia, teknologi dianggap lebih canggih dan memiliki lebih banyak dokter ahli berpengalaman.
CEO NorgenHealth Lin Jun menceritakan, yang bergabung di platformnya, bukan hanya puluhan rumah sakit terbaik di China, tapi juga ribuan dokter ahli yang jam terbangnya tak diragukan. Diantaranya, Asia-Pacific Bariatric & Metabolic Surgery Center, Lu Daopei hematology Oncology Center, Beijing Puhua International Hospital, Beijing Yuho Rehabilitation Hospital, Henghe Hospital dan masih banyak lagi, rumah sakit lain yang levelnya 3A, atau katagori tertinggi di China. Dokter yang bergabung di jaringan NorgenHealth pun, banyak yang kelasnya profesor diakui. Misalnya, Prof Wu Liang Ping, sudah lebih 3000 kali melakukan operasi laparoskopi, dan 500 kali diantaranya melakukan bedah lambung. Prof Lu Daopei, sudah 50-an tahun mengabdi di pengobatan kanker darah. Dan rumah sakit yang didirikannya, 400 kali setahun melakukan operasi cangkok sumsum tulang belakang.
Menariknya, seluruh rumah sakit di China mengkombinasikan pengobatan modern yang canggih, dengan pengobatan tradisional. Baik melalui akupuntur, terapi pijat, bekam, pengasapan, taichi, dan teknik khas China lainnya. Sehingga pasien mendapatkan, kesembuhan yang optimal.
Banyak sekali rumah sakit di China yang sudah amat siap menerima pasien-pasien internasional. Selain membangun kamar-kamar ekskusif, dengan pemandangan indah, mereka juga menyiapkan penginapan untuk keluarganya. Yadan Lu Daopei Hospital, bahkan membangun beberapa menara rumah sewa yang mirip apartemen, mall, sport centre sampai rumah ibadah berupa masjid dan gereja. Khusus untuk memberikan layanan kepada keluarga yang menemani pasien selama pengobatan.
Mengapa membidik pasar Indonesia? Menurut Lin, setiap tahun, makin banyak orang Indonesia yang ingin berobat ke China. Dulu, karena percaya pengobatan tradisionalnya. Tapi, belakangan karena teknologi medis di China juga tak kalah hebat. Gabungan teknik pengobatan barat-timur inilah, yang membuat destinasi medis ke China jadi makin mendunia.
Sayangnya, belum banyak yang paham bagaimana mencari dokter yang bagus di China, menghubungi rumah sakit dan memilih layanannya. Karena itu, Norgenhealth membuat platform untuk memudahkan ini. Mulai dari konsultasi awal, layanan penerjemah, pemilihan dokter dan rumah sakit, sampai pengurusan visa dan pendampingan di China, hingga pulang ke Indonesia.
Sejumlah rumah sakit yang direkomendasi oleh NorgenHealth posisinya tak jauh dari lokasi wisata. Sehingga ideal, untuk mereka, pasien atau keluarga yang ingin jalan-jalan sambil berobat. Canton Tower, misalnya, ditempuh sekitar 30-an menit dari Jinshazhou Hospital of Guangzhou University of Chinese Medicine, tempat operasi bedah lambung paling terkenal. Di Beijing, destinasi wisata lebih banyak lagi. Dari Henghe Hospital, sekitar 1 jam mencapai Tembok Raksasa atau Great Wall, salah satu dari tujuh keajaiban dunia. Dan hanya beberapa menit mencapai Forbidden City (Kota Terlarang), tempat tinggal Kaisar China yang terakhir. Tak terlalu jauh menjangkau lapangan bersejarah Tiananmen, serta Gang Tua tempat berbelanja beragam suvenir. Jadi, selamat berobat untuk mereka yang mencari kesembuhan. Dan sekaligus, selamat jalan-jalan.
***