Berita

sudarnoto a hakim/net

Tansformasi Perguruan Tinggi Muhammadiyah

MINGGU, 13 MARET 2016 | 01:39 WIB | OLEH: SUDARNOTO A HAKIM

ARAH atau paradigma ke depan perguruan tinggi Muhammdiyah (PTM) seyogyanya dibangun secara bersama-sama sehingga menjadi perguruan tinggi yang besar dan diperhitungkan.

Antar lain dengan mensinergikan kekuatan dan potensi PTM yang berjumlah 178 sehingga menjadi kekuatan nasional dan bahkan internasional yang menggerakkan perubahan dan kemajuan masyarakat. Sudah tidak waktunya lagi PTM bergerak dan memikirkan dirinya sendiri dan sendiri sendiri. Sinerji dan kolaborasi di kalangan Internal PTM sudah harus dilakukan dalam rangka saling berbagi dan membesarkan. Majelis Diktilitbang tentu saja menjadi institusi yang semakin diharapkan peran strategis dalam rangka mendisain strategi  sinerji dan kolaborasi nasional antar PTM ini. Fungs-fungsi fasilitatif dan advokatif Majelis semakin diharapkan.

Kedua, menegaskan distingsi PTM selain sebagai pengembang ilmu dan riset dan pengabdian kepada masyarakat, juga sebagai tempat menyemai dan memperkokoh karakter melalui pendidikan nilai atau yang di dalan nomenklatur Muhammadiyah disebut sebagai al-Islam dan Kemuhammadiyahan (AIK).

Pendidikan ini diarahkan kepada upaya untuk membangun dan memperkokoh awareness bahwa Muhammadiyah adalah gerakan Islam yang dedikasikan diri untuk membangun masyarakat dalam bingkai keindonesiaan. Karena itu, gerakan transnasional radikal yabg sering mengatasnamakan agama haruslah tertolak. PTM harus bersih dan terbebaskan dari pemikiran, paham, gerakan, organisasi yang bertentangan dengan falsafah bangsa/Pancasila dan ideologi Muhammadiyah.

Semua civitas akademika haruslah dijamin loyal kepada Pancasila dan ideologi Muhammadiyah. Harus ada langkah strategis secara nasional bahwa PTM adalah kampus Islam Rahmatan lil Alamin dan kampus kebangsaan sekaligus.

Ketiga, dalam rangka memperluas jangkauan dakwah Muhammadiyah secara internasional sebagaimana yang diamanatkan Muktamar di Makasar Agustus tahun lalu, maka PTM memperoleh tempat dan peluang yang sangat luas untuk memainkan peran strategisnya. Berbagai persoalan global saat ini menerpa dan mulai terasa dampaknya di Indonesia.
Di antara problem global ini ialah krisis Timur Tengah yang berkepanjangan, krisis kemanusiaan, krisis lingkungan dan kemiskinan dan sebagainya. Orientasi global PTM sudah harus mulai diperkuat dan dikembangkan sehingga benar-benar kompetitif. Tentu saja melalui Majelis Diktilitbang, pemetaan secara lebih akurat untuk melihat manakah PTM yang berpotensi besar untuk didorong sebagai perguruan tinggi bertarf internasional harus dilakukan. Ide memunculkan International Muhammadiyah University sudah saatnya dirintis. PTM haruslah mulai menjadi pemain penting di tingkat global.

Keempat, membangun hubungan kelembagaan yang tepat terutama dengan pemerintah. Hububgan ini bisa berbentuk hubungan kolaboratif yang sejajar, hubungan advokatif dialogis dan hubungan kritikal. Dengan atau tanpa pemerintah, Muhammadiyah tetap mengembangkan dan memperkokoh dunia pendidikan untuk kemaslahatan bersama/bangsa.

Namun demikian, Muhammadiyah tetap bersikap kritis terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang akhir akhir ini nampak tidak rasional, diskriminatif, menekan dan merugikan kepentingan umum. Kepentingan politik kelompok nampak lebih mengemuka ketimbang membela kepantingan bersama dan bersikap egaliter. Ini adalah abuse of power. Atas kecenderungan dan sikap pemerintah seperti ini Muhammadiyah tetap bersikap kritis dan PTM harus tepat memposisikan dirinya secara kelembagaan.

PTM harus dibangun sebagai perguruan tinggi yang bermartabat, tidak munduk-munduk berharap sangat kepada pemerintah. [***]

Penulis adalah Wakil Ketua Majelis Pendidikan Tinggi PP Muhammadiyah.

Populer

KPK Kembali Periksa Pramugari Jet Pribadi

Jumat, 28 Februari 2025 | 14:59

Sesuai Perintah Prabowo, KPK Harus Usut Mafia Bawang Putih

Minggu, 02 Maret 2025 | 17:41

Digugat CMNP, Hary Tanoe dan MNC Holding Terancam Bangkrut?

Selasa, 04 Maret 2025 | 01:51

Lolos Seleksi TNI AD Secara Gratis, Puluhan Warga Datangi Kodim Banjarnegara

Minggu, 02 Maret 2025 | 05:18

CMNP Minta Pengadilan Sita Jaminan Harta Hary Tanoe

Selasa, 04 Maret 2025 | 03:55

KPK Terus Didesak Periksa Ganjar Pranowo dan Agun Gunandjar

Jumat, 28 Februari 2025 | 17:13

Bos Sritex Ungkap Permendag 8/2024 Bikin Industri Tekstil Mati

Senin, 03 Maret 2025 | 21:17

UPDATE

BRI Salurkan KUR Rp27,72 Triliun dalam 2 Bulan

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

Badai Alfred Mengamuk di Queensland, Ribuan Rumah Gelap Gulita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:38

DPR Cek Kesiapan Anggaran PSU Pilkada 2025

Senin, 10 Maret 2025 | 11:36

Rupiah Loyo ke Rp16.300 Hari Ini

Senin, 10 Maret 2025 | 11:24

Elon Musk: AS Harus Keluar dari NATO Supaya Berhenti Biayai Keamanan Eropa

Senin, 10 Maret 2025 | 11:22

Presiden Prabowo Diharapkan Jamu 38 Bhikkhu Thudong

Senin, 10 Maret 2025 | 11:19

Harga Emas Antam Merangkak Naik, Cek Daftar Lengkapnya

Senin, 10 Maret 2025 | 11:16

Polisi Harus Usut Tuntas Korupsi Isi MinyaKita

Senin, 10 Maret 2025 | 11:08

Pasar Minyak Masih Terdampak Kebijakan Tarif AS, Harga Turun di Senin Pagi

Senin, 10 Maret 2025 | 11:06

Lebaran di Jakarta Tetap Seru Meski Ditinggal Pemudik

Senin, 10 Maret 2025 | 10:50

Selengkapnya