Mantan Duta Besar RI untuk Argentina, Nurmala Kartini Panjaitan-Sjahrir, memprediksi pendakian Tim Ekspedisi Indonesia Raya di Gunung Aconcagua, Argentina, tidak akan berjalan mudah.
Namun, dirinya mengakui bahwa para pendaki Indonesia memiliki mental yang tangguh.
Kala masih bertugas sebagai Duta Besar, Kartini cukup banyak bergaul dengan pendaki Indonesia yang ingin mencapai puncak 6.962 meter di atas permukaan laut itu.
"Waktu itu yang datang kecil-kecil, kurus-kurus, tapi mentalnya luar biasa. Pendaki kita sangat dikenal, pendaki yang tangguh dan hebat," ungkap Kartini dalam seremoni pelepasan Tim Ekspedisi Indonesia Raya, di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Selasa (18/2).
Kartini bahkan menyebut para pemandu pendakian Gunung Aconcagua sangat akrab dengan pendaki asal Indonesia. Hal ini lantaran pendaki Indonesia terkenal keras kepala dan tak cepat putus asa.
"Pendaki Indonesia itu alot-alot orangnya, saat pendakian ada pemandunya. Pemandunya bilang sudah jangan naik, pendaki Indonesia masih keukeuh ingin naik kepuncak. Pendamping di sana bilang pendaki kita itu alot dan tahan banting," sambung Kartini.
Ketua Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) UI tahun 1975 itu menjelaskan sejumlah tantangan dalam menaklukkan gunung itu. Perubahan iklim yang cepat, tanah yang gamping bisa membuat mental para pendaki menciut.
"Gunung ini ini kejam, perubahan iklim yang ada di sana secara cepat. Tanahnya gamping, naik satu meter turun dua meter. Tapi yang saya banggakan, tidak ada satupun pendaki dari Indonesia yang tidak sampai ke puncak. Semua pendaki berhasil Summits," ujarnya
Meski tak lagi menjabat sebagai Duta Besar di Argentina, dia berharap Tim Ekspedisi Indonesia Raya berhasil mencapai puncak demi mengharumkan nama Indonesia di dunia.
"Meski saya tidak menjabat lagi di Argentina, kita tunggu Pak Sabar (Sabr Gorky) kembali ke Indonesia," tutup Kartini
Sembilan pendaki diberangkatkan dalam misi mencapai puncak gunung tertinggi di benua Amerika tersebut.
Mereka adalah Sabar Gorky, pendaki tunadaksa berkaki satu; seorang jurnalis perempuan dari Kantor Berita Politik RMOL, Widya Victoria; dua aktivis pecinta alam yakni Asep Sumantri dan Syatiri Achmad Aswani; serta lima Anggota Korps Marinir TNI Angkatan Laut, yakni Letkol Riverlsol Saragih, Kopda Sigit Purwoko, Kopda Imam Rozikin, Praka Erlando dan Praka Didik Rudiyanto.
Rencananya, proses pendakian berlangsung selama 20 hari.
Ekspedisi Indonesia Raya didukung penuh Yayasan Artha Graha Peduli, Kantor Berita Politik RMOL dan Korps Marinir TNI Angkatan Laut, serta sejumlah pihak lain seperti Kementerian Pariwisata, PT. Telkom Tbk., Kosgoro 1957, dan Matahari Mall.
[ald]
