Berita

ilustrasi/net

Diduga Ada Permainan Pasar Di Balik Melimpahnya Beras Pasca Paceklik

KAMIS, 18 FEBRUARI 2016 | 10:45 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Hampir sepanjang tahun 2015, petani mengalami paceklik berkepanjangan. Puncak kekeringan terjadi bulan Oktober 2015 mengakibatkan luas tanam padi lebih rendah dibandingkan periode yang sama 2014.  Sehingga produksi padi Januari 2016 hanya sekitar 2,3 juta ton Gabah Kering Giling (GKG).

Kondisi pasokan beras Januari 2016 tidak mampu mengimbangi kebutuhan konsumsi beras penduduk sekitar 2,6 juta ton per bulan, sehingga konsumsi penduduk sebagian diperoleh dari stock di masyarakat dan Bulog. Untuk diketahui stock Bulog akhir Januari 2016 sebesar 1,5 juta ton, diantaranya sebesar 1,0 juta ton beras impor yang sampai sekarang masih tersimpan di gudang Bulog.

Pada bulan November 2015, sudah mulai turun hujan dan petani bergerak cepat menanam padi sekitar 1,0 juta ha sehingga Februari 2016 diperkirakan panen 5,0 juta ton GKG setara 3,1 juta ton beras lebih dari cukup untuk kebutuhan konsumsi penduduk.  Bahkan pada Maret 2016 akan panen raya 12,6 juta ton GKG setara 7,9 juta ton beras, demikian juga April panen di atas 12 juta ton GKG.


Pasar merespon kejadian el-nino ini dengan berbagai perilaku dan indikasinya terlihat dari harga beras bulan Desember-Januari cenderung naik, namun secara tiba-tiba minggu-II Februari harga menurun. Harga beras umum Minggu-I Februari Rp 13.344/kg turun 0,08% dan Minggu-II Februari turun lagi Rp 7.500-10.000 per kg.

Menurtut Sekjen Suluh Nusantara, Dahroni Agung, dalam keterangan beberapa saat lalu (Kamis, 18/2), perilaku pasar yang seperti ini memang patut dipertanyakan.

"Tidak logis pasca paceklik stok beras tiba-tiba melimpah di periode Desember 2015-Januari 2016, darimana pasokan beras itu? Ini permainan pasar yang harus segera diselidiki, dan saya kira ini sudah masuk ranah pelanggara pidana," ungkap Agung.

Perlu diketahui, sambung Agung, stock beras di pasar Induk Beras Cipingan (PIBC) pada tanggal 9 Februari 2016 sebanyak 52.383 ton naik dua kali lipat dibandingkan periode yang sama Februari 2015 hanya 29.458 ton. Demikian juga stok beras naik 100 persen pada enam pasar sentra beras lainnya. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya