Berita

ilustrasi/net

Hukum

Bekas Orang Dalam Runtuhkan Argumen Pentingnya Revisi UU KPK

SABTU, 06 FEBRUARI 2016 | 17:26 WIB | LAPORAN:

Revisi UU 30/2002 tentang Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) adalah upaya pelemahan lembaga anti rasuah tersebut.

Untuk diketahui, ada 4 poin revisi undang-undang KPK, yakni izin penyadapan, pembentukan Dewan Pengawas KPK, penyidik independen dan kewenangan KPK dalam menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3).

Mantan Penasehat KPK, Abdullah Hehamahua mengatakan, izin penyadapan tidak logis. Sebab, tidak mungkin jika sedang menangani kasus korupsi yang dilakukan oleh seorang lembaga peradilan, KPK meminta izin dulu ke pengadilan.


"Kalau kami mau sadap, minta izin dulu. Masuk logis nggak sementara korupsi ini kejahatan luar biasa," kata dia di Jakarta, Sabtu (6/2).

Kemudian, lanjut dia, tentang dewan pengawas. Dari pemberitaan di berbagai media, dewan tersebut merupakan bentukan presiden. Hal itu menurut Hehamahua sama saja presiden mengintervensi KPK.

"Ini bahaya. Berarti presiden intervensi KPK. Padahal UU KPK bebas dari intervensi dari kekuatan manapun," sesalnya.

Lebih lanjut ia mengatakan, jikapun ingin membentuk dewan pengawas, sebaiknya proses seleksinya dipilih oleh Pansel yang dibentuk oleh KPK sendiri.

Kemudian, Hehamahua tidak setuju adanya SP3 KPK. Pasalnya kewenangan itu bisa digunakan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. "Orang Istana, DPR, oh enggak perlu. terbitkan SP3. yang lain, tidak perlu SP3 karena ini lawan politik. Itu berbahaya," ucap dia mencontohkan.

Kelemahan di KPK justru ditingkat pengawas internal dan penasehat KPK sendiri. "Pengawasan internal itu kalau dia ditingkatkan statusnya menjadi Deputi, maka dia tidak goerlu menunggu perintah dari Deputi, maka dia tidak perlu menunggu perintah dari deputi untuk memeriksa pimpinan, kepada pejabat dan pejabat KPK lainnya. Sekarang dia hanya direktorat. Jika ditingkatkan menjadi Deputi maka pengawasan internal akan lebih kuat," papar dia.

Tentang Penasehat KPK. Selama ini menurutnya nasehat dari penasehat KPK tidak bersifat mengikat, pegawai maupun pimpinan bisa saja abaikan nasehat mereka. Hehamahua mengusulkan agar nasehat yang diberikan penasehat bersifat mengikat dan dijadikan prioritas utama pimpinan dalam mengambil keputusan.

Terakhir terkait penyidik independen KPK, sebenarnya menurut Hehamahua, jika merujuk pada PP Nomor 27 tahun 2003, dan pasal 284 Kuhap, KPK berwenang rekrut penyidik sendiri. Itu ia katakan setelah dirinya dan pimpinan KPK dimasa dia bertugas sebagai penasehat meminta Mahkamah Agung (MA) menafsirkan PP dan undang-undang tersebut.

"Merujuk pada pp nomor 27 tahun 2003,  284 Kuhap, KPK berwenang mengangkat penyidik sendiri, yang berwenang menafsirkan undang-undang di Indonesia ini MA, KPK ketika itu datang ke MA untuk menafsirkan. Ma setuju makanya dilantik, kalau MA tidak setuju maka KPK tidak mungkin angkat penyidik sendiri," ungkap dia.

Untuk itu, menurut Hehamahua tidak perlu revisi undang-undang KPK, hanya butuh kebijakan internal KPK saja. [sam]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pertunjukan ‘Ada Apa dengan Srimulat’ Sukses Kocok Perut Penonton

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:57

Peran Indonesia dalam Meredam Konflik Thailand-Kamboja

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:33

Truk Pengangkut Keramik Alami Rem Blong Hantam Sejumlah Sepeda Motor

Minggu, 28 Desember 2025 | 03:13

Berdoa dalam Misi Kemanusiaan

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:59

Mualem Didoakan Banyak Netizen: Calon Presiden NKRI

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:36

TNI AL Amankan Kapal Niaga Tanpa Awak Terdampar di Kabupaten Lingga

Minggu, 28 Desember 2025 | 02:24

Proyek Melaka-Dumai untuk Rakyat atau Oligarki?

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:58

Wagub Sumbar Apresiasi Kiprah Karang Taruna Membangun Masyarakat

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:34

Kinerja Polri di Bawah Listyo Sigit Dinilai Moncer Sepanjang 2025

Minggu, 28 Desember 2025 | 01:19

Dugaan Korupsi Tambang Nikel di Sultra Mulai Tercium Kejagung

Minggu, 28 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya