Berita

ilustrasi/net

PDIP: Kualitas Pilkada Kalteng Paling Buruk Dalam Sejarah

KAMIS, 04 FEBRUARI 2016 | 14:07 WIB | LAPORAN: YAYAN SOPYANI AL HADI

. Pemilihan Gubernur Kalimantan Tengah pada 27 Januari lalu merupakan salah satu Pilkada yang terburuk dalam sejarah. Dalam Pilkada ini, PDI Perjuangan telah mengumpulkan data pelanggaran, kelalaian, kecurangan dan manipulasi yang terjadi di ribuan TPS dari sekitar 5,750 TPS yang ada.

"Dari sisi keamanan penyelenggaraan harus diakui bahwa aparat telah berhasil menjaga pelaksanaan pilgub yang aman dan damai, meski banyak insiden yang terjadi sebelum pencoblosan," kata Koordinator Gugus Tugas Pemenangan DPP PDI Perjuangan, Deddy Yevri Sitorus, dalam jumpa pers yang dilakukan di kantor DPD PDI Perjuangan Kalimantan Tengah (Kamis, 4/2).

Deddy menekankan bahwa kedamaian itu juga merupakan bagian dari kontribusi pihaknya yang tidak merespon berbagai intimidasi, kekerasan dan kecurangan yang terjadi di berbagai tempat. Pihaknya lebih memilih menggunakan saluran-saluran yang disediakan oleh UU untuk menyekesaikan berbagai permasalahan yang terjadi.


Lebih lanjut, Deddy menjelaskan bahwa banyak oknum penyelenggara dan pengawas pemilu yang terlihat tidak netral dan bahkan terang-terangan memihak atau menguntungkan salah satu pasangan calon (paslon).

"Kami tidak tahu apakah hal ini ada kaitannya dengan informasi yang diterima mengenai keterlibatan istri salah satu pimpinan KPU Provinsi sebagai tim sukses paslon dalam pilgub ini," ucap Deddy.

Istri pimpinan KPU itu, lanjutnya, terlihat aktif dalam kegiatan kampanye paslon dan dalam kegiatan yang diselenggarakan KPU.  Deddy memastikan semua informasi ini akan dibawa ke DKPP untuk mendapatkan pembuktian. "Kami tidak ingin menuduh sembarangan, biarlah informasi itu nanti diproses di DKPP," terangnya.

Dari rangkaian proses rekapitulasi tingkat kabupaten-kota yang baru selesai kemarin, pihaknya memutuskan walk out dengan menyampaikan keberatan di setidaknya 4 kabupaten karena masukan tentang  berbagai pelanggaran berat, ketidaktelitian dan potensi kecurangan yang tidak direspon dengan cara sepantasnya. Pihaknya terpaksa walk out karena ingin menjaga suasana yang kondusif, kami tidak ingin akar rumput bergejolak karena masalah ini.

"Berbagai temuan ini nanti akan disampaikan dalam pleno rekapitulasi di provinsi. Penyelenggara dan pengawas buruk sekali, meski banyak juga yang melakukan tugasnya dengan baik. Tapi akumulasi temuan yang ada hanya menyimpulkan satu hal, dari sisi kualitas penyelenggaraan buruk sekali," ujar Deddy.

Pihaknya mencatat bahwa partisipasi pemilih sebenarnya sangat rendah. Dari laporan yang dikumpulkan sebenarnya partisipasi itu hanya dikisaran 40 persen, selebihnya kemungkinan besar adalah pemilih hantu. Surat undangan banyak yang tidak disampaikan kepada pemilih, banyak pemilih yang tidak berhak dimobilisasi untuk mencoblos.

Sebaliknya, ungkapnya lagi, warga di pedalaman yang ada dalam DPT tapi hanya membawa KTP malah disuruh  memfotocopy KTP padahal jaraknya belasan kilometer dari TPS.

"Ada form C1 yang tidak ditandatangani oleh petugas, perubahan yang tidak disertai berita acara, dan berbagai penyimpangan serta kelalaian fundamental lainnya.  Praktek politik uang, intimidasi kepala desa dan banyak lagi. Itulah kenapa kami mengatakan kualitas pilgub ini sangat buruk, bahkan jika dibandingkan dua  pilgub sebelumnya," tegas Deddy. [ysa]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya