Lima Dewan Pengawas (Dewas) BPJS Kesehatan yang dipilih Komisi IX DPRmembuat geram perwakilan buÂruh. Kelima nama yang disepakati dalam rapat internal Komisi IX DPR kemarin, berpotensi memecah belah persatuan buruh.
"Calon-calon yang diusung dari dua organisasi buruh, justru hanya dipilih dari satu unsur organisasi saja. Keputusan ini bisa memecah belah soliditas buruh yang berharap perwakiÂlannya masuk dalam jajaran dewan pengawas," ujar Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Seluruh Indonesia (KSPSI) Andi Gani Nena Wea kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Proses pemilihan yang dilakuÂkan dengan cara musyawarah dan mufakat tersebut menetapÂkan La Tunreng dan Misbahul Munir sebagai calon Dewas dari unsur pemberi kerja, Michael Johannis Latuwael dan Roni Febrianto sebagai calon Dewas dari unsur pekerja, dan Karun yang berasal dari unsur tokoh masyarakat. Kenapa KSPSI menyatakan penolakan, berikut wawancara selengkapnya :
Kenapa Anda kecewa denÂgan proses pemilihan Dewan Pengawas BPJS yang dilakuÂkan Komisi IX DPR?Kami menganggap lima angÂgota Dewan Pengawas BPJS yang baru saja dipilih oleh DPRberpotensi memecah belah soÂliditas kaum buruh.
Apa hubungannya antara Dewas BPJS dengan soliditas buruh?Proses seleksi terhadap Dewan Pengawas BPJS Kesehatan itu terÂdiri dari tiga unsur, yakni pekerja, pemberi kerja atau pengusaha dan tokoh masyarakat. Nah dari unsur pekerja ini, kami dari organisasi serikat buruh sudah mengirimÂkan perwakilan. Saya sendiri punya calon yang dijagokan dari KSPSI. Sementara ada calon juga yang mewakili Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) pimpinan Said Iqbal.
Karena sudah ada dua unsur organisasi buruh, maka saya dan Said Iqbal sudah buat kesepakaÂtan, agar nantinya dewan pengaÂwas yang dipilih mewakili dua kubu. Hal ini pun sudah kami sampaikan pada dewan. Tapi nyatanya, 2 anggota dewan penÂgawas yang dipilih itu berasal dari satu organisasi buruh, bukan mewakili setiap organisasi.
Bukankah yang jadi perÂtimbangan DPR lebih kepada kualitas, bukan unsur organÂisasi buruhnya?Iya kami tahu itu. Tapi kami dari unsur buruh juga tidak semÂbarangan dalam mengirim nama untuk ikut seleksi. Buktinya, calon kami lolos seleksi dan masuk daÂlam 10 nama untuk mengikuti
fit and proper test di DPR.
DPR harusnya sadar akan timbul saling curiga antara Saya dan Said Iqbal yang tentu akan mengakibatkan perpecahan gerakan buruh dari 2 organisasi buruh terbesar di Tanah Air. Para anggota saya merasa apakah ada sebuah desain besar untuk menghancurkan persatuan buruh yang saat ini sangat solid.
Dalam pemilihan tersebut, Komisi IX DPR memilih musyawarah mufakat, bukan votingseperti yang umum dilakukan Dewan. Tanggapan Anda?Sebelum diambil keputusan oleh Komisi IX DPR, saya sudah mengingatkan beberapa pimpinan komisi dan fraksi akan dampak yang terjadi kalau samÂpai salah mengambil keputusan. Tapi yang terjadi, ternyata ada kekuatan lobi dan kongkalikong lebih kuat dari suara Buruh .
Masalahnya, DPR sudah menentukan sikapnya dengan memilih 5 orang Dewas BPJS untuk disetor pada Presiden?Jujur saya terkejut dengan keputusan Komisi IX DPR terseÂbut. Padahal selama ini, banyak sekali harapan dari buruh yang tergabung dalam organisasi kami akan perwakilan mereka masuk dalam unsur dewan pengawas. Apalagi, BPJS Kesehatan dan Ketenagakerjaan ini nantinÂya paling banyak mengurusi masalah buruh. Idealnya perÂwakilan kami ada di situ. Kami kecewa, harapan besar kami telah dipecundangi oleh DPR.
Sebagai Presiden KSPSI, apa langkah Anda ke depannya?Yang pertama saya segera melakukan konsolidasi ke seÂmua tingkatan pengurus KSPSI, bahkan sampai tingkatan pabrik untuk segera mengambil langÂkah cepat merespons keputusan Komisi IX DPR itu. Saya sudah kehilangan
respect terhadap beberapa sahabat saya di Komisi IX DPR yang tidak peduli denÂgan situasi gejolak yang akan terjadi di gerakan buruh. Dan saya tidak akan lagi melakukan lobi-lobi terhadap Komisi IX DPR karena lebih baik saya merespons situasi ini dengan cara kami.
Berarti Anda akan gelar aksi demonstrasi?Yang pasti kami akan nyaÂtakan sikap dulu bahwa kami menolak keputusan tersebut. Bahkan sikap kami ini juga akan didukung oleh Said Iqbal. ***