Berita

foto: net

Nusantara

Jangan Sampai Kota Bengkulu Idap Penyakit Vacum of Power

KAMIS, 21 JANUARI 2016 | 08:56 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Layaknya gerbong kereta api, seorang pemimpin berlaku sebagai masinis. Dialah yang mengatur mekanisme perjalanan kereta api hingga menuju tempat tujuan. Dialah yang mempunyai kuasa tertinggi pada kondisi waktu tertentu untuk menjalankan, memberhentikan, ataupun sejenak mendiamkan perjalanan.

Pemimpin juga penuh filosofi. Agus Salim mengatakan "leiden is lijden" (memimpin itu menderita), namun tidak sedikit yang menganggap bahwa memimpin menjadi instrumen kenikmatan dunia. Tidak heran banyak pelaku kejahatan kemanusiaan besar seperti korupsi menjangkiti para pemimpin daerah hingga pusat di sebuah negara.

Bengkulu sebagai kota yang baru mengawali proses pembangunan dengan indeks pertumbuhan daerah dan pembangunan manusia (HDI) yang sangat rendah, seyogyanya memiliki 'track' pertumbuhan yang terus positif hari demi hari. Hal ini akan selaras jika pemimpin daerah yang ada di dalamnya mempunyai visi serta komitmen pembangunan yang jelas serta terukur.


Demikian disampaikan Ketua Presidium Gerakan Ayo Bangun Bengkulu, Rakhmat Abril Kholis kepada redaksi, Kamis (21/1). Rakhmat juga tercatat sebagai mahasiswa Ilmu Hubungan Internasional UIN Jakarta.

Rakhmat mengatakan Bengkulu memiliki 'track' pertumbuhan positif sepertinya hanya isapan jempol belaka. Tak ayal jika melihat di banyak media, pemberitaan yang tertuju ke Kota Bengkulu selalu negatif. Hal ini tidak lain bersumber dari lemahnya komitmen untuk mengaktualisasikan amanat dari rakyatnya oleh pemimpinnya.

Jelas Rakhmad, mencari pemimpin yang hilang seperti sangat tepat untuk menggambarkan kondisi Kota Bengkulu saat ini. Di tengah carut-marut problem sosial seperti kasus Indomaret, pengelolaan pasar tradisional, pembenahan birokrasi daerah, dan lain sebagainya harusnya dapat diselesaikan secara cepat dan jelas. Maka dibutuhkannya keterlibatan seorang pimpinan daerah yakni Walikota dan Wakil Walikota secara aktif dalam hal ini.

Diketahui bersama bahwa akhir-akhir ini Walikota Bengkulu Helmi Hasan diduga terseret banyak kasus. Dari mulai tuduhan korupsi dana bansos, hingga tuntutan akan hibah terhadap program 'shalat berjamaah berhadiah'.

"Helmi Hasan tiba-tiba menghilang dari peredaran. Ada yang mengatakan beliau berobat dan menenangkan batin ke negara India, dan lain sebagainya. Inilah yang semakin membuat masyarakat geram. Masyarakat merasa pimpinan daerah sekarang lari dari amanah dan tanggungjawab yang ada," ungkap Rakhmad.

Untuk itu, lanjut Rakhmad, atas nama mahasiswa rantau asal daerah Bengkulu di bawah naungan gerakan #AyoBangunBengkulu turut prihatin atas hal ini. Mereka menyadari bahwa posisi seorang kepala daerah adalah sangat sentral. Harusnya kepala daerah dapat menjadi suri tauladab bagi rakyatnya, bukan malah menghilang entah kemana.

"Jangan sampai Kota Bengkulu terus dihinggapi kevakuman dalam kekuasaan alias vacum of power, karena hal ini akan berakibat negatif bagi proses pembangunan daerah," terangnya.

Terakhir, Rakhmad menghimbau kepada Walikota Bengku agar dapat sadar dan kembali menuntaskan tanggungannya secara gentle dan bermartabat. "Kami akan terus mendukung setiap kebijakan yang pro terhadap pembangunan serta kesejahteraan rakyat. Kebijakan yang juga disertai dengan adanya transparansi serta akuntabilitas yang tinggi," tukasnya. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Pemkot Bogor Kini Punya Gedung Pusat Kegawatdaruratan

Senin, 29 Desember 2025 | 10:12

Dana Tunggu Hunian Korban Bencana Disalurkan Langsung oleh Bank Himbara

Senin, 29 Desember 2025 | 10:07

1.392 Personel Gabungan Siap Amankan Aksi Demo Buruh di Monas

Senin, 29 Desember 2025 | 10:06

Pajak Digital Tembus Rp44,55 Triliun, OpenAI Resmi Jadi Pemungut PPN Baru

Senin, 29 Desember 2025 | 10:03

Ketum KNPI: Pelaksanaan Musda Sulsel Sah dan Legal

Senin, 29 Desember 2025 | 09:51

Bukan Soal Jumlah, Integritas KPU dan Bawaslu Justru Terletak pada Independensi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:49

PBNU Rukun Lagi Lewat Silaturahmi

Senin, 29 Desember 2025 | 09:37

PDIP Lepas Tim Medis dan Dokter Diaspora ke Lokasi Bencana Sumatera

Senin, 29 Desember 2025 | 09:36

Komisi I DPR Desak Pemerintah Selamatkan 600 WNI Korban Online Scam di Kamboja

Senin, 29 Desember 2025 | 09:24

Pengakuan Israel Atas Somaliland Manuver Berbahaya

Senin, 29 Desember 2025 | 09:20

Selengkapnya