Berita

pramono anung/net

Pertahanan

Pemerintah Siapkan Dua Opsi Bagi WNI Yang Kembali Dari Suriah

RABU, 20 JANUARI 2016 | 07:16 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Pemerintah tengah mengkaji sejumlah cara guna mencegah terulangnya kembali aksi terorisme di kawasan Thamrin, Jakarta, pekan lalu. Salah satu caranya adalah seperti yang dilakukan oleh Malaysia dengan memberikan identitas khusus bagi warganya yang telah kembali setelah ikut berperang di Suriah berupa gelang elektronik yang bisa dipantau kemanapun mereka bergerak.

"Tentunya pemerintah Indonesia akan memikirkan bagaimana caranya mengawasi WNI yang kembali dari Suriah," kata Sekretaris Kabinet (Seskab) Pramono Anung kepada wartawan di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/1).

Menurut Pramono seperti dilansir dari laman setkab.go.id, ada dua poin yang akan menjadi pikiran, apakah akan dimasukkan itu, pertama pencegahan. Begitu mereka belum melakukan, tetapi sudah ada indikasi, itu bisa dicegah. Kedua, deradikalisasi.


"Dua poin itu yang menjadi poin yang akan dimasukkan di dalam rencana revisi UU 15/2003 tentang Perpu 1/2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme. Sebagai negara demokrasi, kita akan memikirkan (solusinya) tanpa harus melanggar hak asasi manusia," ungkap Pramono.

Jika (WNI yang ke Suriah) terang-terangan mendukung kelompok ISIS tidak bisa ditindak?

"Yang sekarang ini kan ada di website-website yang seperti itu, pemerintah tidak bisa melakukan tindakan, yang bisa dilakukan hanya menutup. Kemarin ditutup sampai dengan 18 yang seperti itu. Kalau di negara yang payung hukumnya sudah lengkap, itu bisa dilakukan," jawab Pramono.

Menurutnya, ancaman terhadap gerakan radikan ISIS (Islamic State on Iraqy and Syria) ini sekarang sudah terbuka, mereka tidak lagi bersembunyi. Beda dengan peristiwa ketika para fighter kembali dari Afghanistan atau Moro, pada waktu itu mereka tertutup. Kalau sekarang ini ada ideologinya, ada bentuknya, ada rancangannya, dan mereka secara terbuka sudah mendeklarasikan itu.

"Maka pencegahan dan deradikalisasi tadi menjadi penting. Seperti tadi yang menjadi pembicaraan di kalangan pimpinan lembaga negara, adalah bagaimana mengedepankan Islam yang sebenarnya, yang rahmatan lil alamin, kemudian Pancasila yang kita bumikan kembali. Proses-proses itu yang dipikirkan," tutur Pramono. [rus]

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Menhut Kebagian 688 Ribu Hektare Kawasan Hutan untuk Dipulihkan

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:14

Jet Militer Libya Jatuh di Turki, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Tewas

Rabu, 24 Desember 2025 | 20:05

Profil Mayjen Primadi Saiful Sulun, Panglima Divif 2 Kostrad

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:46

Nutrisi Cegah Anemia Remaja, Gizigrow Komitmen Perkuat Edukasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:41

Banser dan Regu Pramuka Ikut Amankan Malam Natal di Katedral

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:33

Prabowo: Uang Sitaan Rp6,6 Triliun Bisa Dipakai Bangun 100 Ribu Huntap Korban Bencana

Rabu, 24 Desember 2025 | 19:11

Satgas PKH Tagih Denda Rp2,34 Triliun dari 20 Perusahaan Sawit dan 1 Tambang

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:43

Daftar 13 Stafsus KSAD Usai Mutasi TNI Terbaru

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:36

Prabowo Apresiasi Kinerja Satgas PKH dan Kejaksaan Amankan Aset Negara

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:35

Jelang Malam Natal, Ruas Jalan Depan Katedral Padat

Rabu, 24 Desember 2025 | 18:34

Selengkapnya