Tindakan Menteri Sudirman Said yang terus berupaya memuluskan pembangunan unit pengolahan gas Abadi Blok Masela di atas laut (off shore) dinilai mengangkangi perintah Presiden Joko Widodo.
Pada Jumat (8/1) pekan lalu Sudirman mengadakan kunjungan ke Maluku untuk bertemu bupati dan pimpinan DPRD Maluku Tenggara Barat di Soumlaki, kemudian bertemu dengan Gubernur dan pimpinan DPRD Provinsi Maluku di Ambon.‎
Kunjungan ini disebut-sebut bagian dari manuver Sudirman untuk melobi elit lokal agar Blok Masela di laut Arafuru dengan menggunakan sistem off shore.
"Tindakan SS (Sudirman Said) ini bisa diartikan sebagai penelikungan terhadap perintah Jokowi saat rapat 29 Desember 2015," kata peneliti Lingkar Studi Perjuangan (LPS) Agus Prayitno kepada redaksi (Senin, 11/10).
"Intinya Jokowi meminta pengembangan pengelolaan gas Blok Masela jangan dilakukan tergesa-gesa, dan mekanisme pembangunan kilang di Masela harus betul-betul memperhatikan amanah konstitusi, bahwa harus dipergunakan untuk sebesar-besar untuk kemakmuran rakyat," sambung dia.
Dikatakan, pengelolaan blok Abadi di Blok Masela akan lebih menguntungkan jika dilakukan di darat dengan menggunakan skema pipanisasi (on shore). Dengan konsep tersebut ekonomi masyarakat di daerah sekitar atau di Indonesia bagian timur akan berkembang.
Menurut Menko Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli, jarak antara Blok Masela dengan daratan cukup dekat yakni sekitar 60 kilometer (km)-80 km. Dengan pengelolaan dilakukan di darat, maka pengembangan industri hilir akan lebih mudah berjalan.
"Kami lebih senang di darat (pengelolaan) itu. Pasti lebih murah (biayanya) dibanding teknologi baru. Akan ada industri turunannya yang berkembang, seperti petrokimia, pupuk. Nilai tambah juga tinggi," kata Menko Maritim Rizal Ramli dalam satu kesempatan.
Alasan lain, menurut Rizal, pemanfaatan bahan baku lokal lebih tinggi jika dilakukan di darat. Menurut Rizal, bila dikembangkan secara terapung maka bahan bakunya mayoritas akan diimpor.
Blok Masela ini sendiri disebut sebagai ladang gas abadi. Hal ini dikarenakan cadangan gas alam yang terkandung dapat dimanafatkan hingga lebih dari 70 tahu‎n.
[dem]