Evakuasi terhadap baliho yang roboh di Jalan Kapten Tendean, Mampang, Jakarta Selatan berlangsung cukup lama. Butuh sekitar 8 jam untuk bisa mengangkut semua potongannya.
Hingga pukul 5 sore, besi-besi baliho yang roboh masih banÂyak tergeletak di pinggir jalan Kapten Tendean arah Mampang. Semua besi tersebut merupaÂkan rangka baliho yang telah dipotong-potong menggunakan cutter sprider atau alat pemotong besi. Proses pemotongan itu diÂlakukan Regu Rescue Pemadam Kebakaran (Damkar) 41 Jakarta Selatan, sejak pukul 12 siang.
Baliho itu roboh pukul 9 pagi pada 1 Januari. Baliho roboh ini berada di sekitar proyek pemÂbangunan Jalan Layang Kapten Tendean-Blok M-Cileduk, atau paket Santa. Robohnya baÂliho tersebut sempat menutupi hampir seluruh bagian jalan ke arah Mampang. Begitu juga sisi jalan ke arah Blok M terhalang pipa baliho dengan ketebalan 30 hingga 50 centimeter (cm). Akibatnya, aktivitas lalu lintas sempat terhenti. Jalan sempat ditutup, sehingga tidak ada kenÂdaraan yang bisa melintas.
"Jam 10, petugas Damkar, PLN, Telkom, dan PT Yasa datang, langsung balihonya diÂangkat menggunakan alat berat ke depan Bank Mandiri dan lubang galian proyek. Setelah itu dipotong-potong jadi lebih kecil agar dapat diangkut pakai truk," ujar Iwan Nurali, warga yang tinggal tak jauh dari lokasi.
Satu jam kemudian, lanjut Iwan, sebagian potongan terseÂbut diangkut menggunakan truk berukuran sedang, milik PT Yasa Contruction. Truk berwarna merah itu tiga kali bolak-balik agar hampir semua bagian baliho dapat terangkut.
"Potongan yang pertama diÂangkut itu bagian atas yang ada gambar produknya. Kemudian bagian lain. Yang paling repot itu pas motong tiang utama dan bagian fondasi. Soalnya besinya besar sekali," ucapnya.
Baliho yang roboh itu berukuÂran 15 x 8 meter persegi. Baliho yang menayangkan iklan produk air mineral itu, menghadap ke arah jalanan di seberangnya. Saat roboh, baliho tersebut juga menimpa kabel listrik di deÂpannya. Dua buah tiang listrik yang berada tak jauh dari lokasi menjadi bengkok, karena sempat menopang beban baliho.
Akibatnya, sampai pukul 5 sore, listrik di sekitar wilayah itu terpaksa dipadamkan. ATM Bank Mandiri dan Muamalat yang berada di situ pun tidak berfungsi. "Rumah warga yang di belakang juga mati lampu semua. Tapi, saat kejadian, tidak ada orang atau kendaraan yang melintas. Jadi, tidak jatuh korban," tuturnya.
Menurut Iwan, warga sekitar dan petugas yang biasa bekerja di sekitar robohnya baliho pun sudah mengkhawatirkan, baliho ini akan roboh. Dia mengatakan, tembok yang berada tepat di beÂlakang baliho sudah lama retak. Pada tembok tersebut tertempel sejumlah kabel listrik. Dari tembok yang retak tersebut, ia mencurigai baliho akan jatuh.
"Ngeri-ngeri baliho akan jatuh sudah lama. Warung nasi tempat tembok retak ini saja sudah tidak pernah buka, karena khawatir terÂtimpa. Dua hari lalu saya ngobrol dengan pekerja proyek, katanya ini memang sudah parah," kata pria berpanggilan gondrong ini.
Dia menyatakan, retaknya tembok itu sudah terjadi sebeÂlum adanya pengerjaan proyek jalan layang di tempat baliho tersebut. Keretakan, menurutÂnya, makin parah dalam 4-5 hari belakangan.Iwan memperkiraÂkan keretakan tersebut karena fondasinya bermasalah.
"Baliho ini sudah ada di sini seÂlama 5 tahun. Mungkin sekarang kekuatan tanahnya berkurang, karena lahan di sekitarnya seÂdang digarap untuk proyek jalan layang ini. Akibatnya, fondasinya goyah, dan akhirnya balihonya roboh karena sudah tidak kuat," ucapnya.
Penanggungjawab Proyek Jalan Layang dari PT Yasa Patria Perkasa, Hendrayani menjelasÂkan, pihaknya menemukan fonÂdasi baliho tidak sesuai dengan gambar yang diberikan dari perusahaan pembuat reklame, ketika mulai melakukan pengÂgalian. Berdasarkan pengalaman yang dimilikinya, seharusnya baliho yang ditanam di tanah memiliki lima pasak lima meter di bawah tanah. Tapi, katanya, baliho tersebut hanya ditanam dengan lempengan, tanpa ada pasak seperti yang ia jelaskan.
"Banyak tiang reklame di sepanjang sini, aman. Reklame itu lain-lain pemiliknya. Reklame ini pemiliknya sudah kami ketaÂhui. Kalau dia pasang fondasinya betul, pasti seperti reklame yang lain, tidak roboh. Di bawahnya sudah dilengkapi dengan plat memanjang dan pasak supaya stabil. Masa ini tidak bikin gitu-gitu," jelas Hendrayani di lokasi kejadian.
Hendra menyatakan, melihat fondasi baliho yang tak sesuai gambar, pihaknya sudah mencoÂba untuk menghubungi otoritas perusahaan pembuat baliho berÂsangkutan. Pihaknya bermaksud untuk memperingatkan, kalau baliho tersebut tak sesuai dengan gambar yang ia terima.
"Pemiliknya ditelepon-telepon tak diangkat. Lalu setelah bisa dihubungi, dia menyatakan bisa menjamin fondasi balihonya baÂgus. Kalau tahu balihonya bakal roboh, mending kami robohkan duluan," kata Hendrayani.
Saat ditanya kenapa tak memasang penopang, ketika mengeÂtahui fondasi baliho tersebut tidak kuat, ia menegaskan, tidak memiÂliki wewenang melakukan hal tersebut. Sebab, tindakan yang diberikan kepada baliho menjadi kewenangan pembuat baliho.
"Kan pembuat baliho yang punya kontrak dan bayar ke pemda untuk memasang baliho. Kontrak mereka habis akhir Januari 2016. Setelah itu, kaÂtanya tidak diperpanjang lagi. Sambil tunggu kontrak habis, mereka bilang tahan dulu baliÂhonya. Ya kami tidak bisa apa-apa," urai Hendrayani.
Karena melihat pemasanÂgan baliho yang tidak sesuai standar ini, ia mengaku sudah mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan. Dua hari sebelum baliho ini roboh, dirinya telah meminta petugas keamanan dari perusahaannya untuk mengawasi baliho ini selama 24 jam.
"Ini bisa tidak ada korban juga karena petugas kami melihat ada pergerakan pada balihonya. Akhirnya, petugas kami berinisiÂatif menutup jalan sebagai langÂkah antisipasi. Betul, balihonya jatuh," cerita Hendrayani.
Dia menambahkan, sebanyak 47 instalasi kabel multimedia terganggu karena robohnya balihoini. Ia pun langsung meÂminta PLN untuk melakukan pemadaman total, untuk wilayah sekitar robohnya baliho berukuÂran besar tersebut.
"Kalau kabel PLN yang besar ada di bawah, tidak di atas. Yang di atas, kabel-kabel multimedia dan telkom saja. Ini saja yang bermasalah akibat robohnya baliho," terangnya. ***