Berita

foto: net

Nusantara

Masyarakat Bengkulu Risau Dengan Keberadaan Indomaret

KAMIS, 31 DESEMBER 2015 | 07:36 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

. Sebagian besar masyarakat Provinsi Bengkulu risau dengan hadirnya beberapa toko usaha ritel dan waralaba besar di Indonesia seperti Indomaret di daerah mereka. Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan serta kritik akan semakin merambahnya gaya bisnis ala perkotaan modern di Bengkulu.

Ketua Presidium Gerakan #AyoBangunBengkulu, Rakhmat Abril Kholis mengatakan bahwa ada beberapa hal yang menjadikan isu tentang Indomaret ini menjadi sangat sentral di tengah masyarakat umum. Pertama, belum adanya izin usaha yang legal dari Dinas Industri dan Perdagangan, Sekda, ataupun Walikota Bengkulu kepada pihak Indomaret.

Harusnya, Indomaret dapat menghormati prinsip-prinsip yang diatur dalam Peraturan Presiden (Perpres) 112/2007 tentang Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional Pusat Perbelanjaan dan Toko Modern, serta Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) 53/2008 tentang Pedoman Penataan dan Pembinaan Pasar Tradisional, Pusat Perbelanjaan Dan Toko Modern.


"Dalam peraturan tersebut, Indomaret diwajibkan untuk mengurus izin prinsip dari kepala daerah, hasil analisa kondisi sosial ekonomi masyarakat, rencana kemitraan dengan usaha mikro, surat pernyataan sanggup untuk melaksanakan ketentuan yang berlaku, studi kelayakan dampak lingkungan dan lain-lain," ujar Rakhmat dalam rilisnya, Kamis (31/12).

Kedua, fakta di lapangan membuktikan bahwa usaha retil sejenis Indomaret menjadi resisten jika diizinkan untuk berdiri di daerah yang tengah berkembang. Hal ini telah terjadi di Lampung dan daerah lainnya.

Ketiga, berdirinya Indomaret di Provinsi Bengkulu menjadi momok bagi para pedagang tradisional. Pedagang tradisional akan otomatis kalah saing dengan adanya usaha retil modern semacam ini. Hal ini juga mengindikasikan munculnya jilid baru kemiskinan sistemis di Bengkulu.

Menurut data yang dihimpun dari litbang media beritasatu.com, Provinsi Bengkulu ditetapkan sebagai daerah termiskin di wilayah Sumatera dan berada pada urutan keenam termiskin di Tanah Air. Hal ini terjadi karena angka kemiskinan di Bengkulu, selama 2009-2014 hanya berkurang sebesar 1,05 persen.

Seirama dengan itu, menurut data yang dilansir oleh kompas.com, pencapaian angka kemiskinan Provinsi Bengkulu selalu di bawah target Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Tahun 2014, target penurunannya sebesar 17-16,75 persen, sedangkan angka yang dicapai adalah 17,09 persen sehingga perlu diturunkan paling tidak sebesar 0,9 persen untuk mencapai target RPJMD 2014. Ini menjadi bukti bahwa berdirinya Indomaret di Bengkulu tidak selaras dengan visi pembangunan daerah, malah akan menjadi penghambat bagi pertumbuhan tingkat kesejahteraan masyarakat di Provinsi Bengkulu.

Maka dari itu, Gerakan #AyoBangunBengkulu mendukung penuh upaya pemerintah daerah khususnya anggota dewan dan perangkatnya untuk menindak tegas status berdirinya Indomaret di Kota Bengkulu.

"Mari bersama kita mulai ikutserta membangun daerah dengan tidak mematikan potensi-potensi sumber kehidupan masyarakat daerah," demikian Rakhmat yang juga aktivis DEMA FISIP UIN Jakarta dan KAMMI Tangsel ini. [rus]

Populer

Masih Sibuk di Jogja, Pimpinan KPK Belum Tahu OTT di Lampung Tengah

Selasa, 09 Desember 2025 | 14:21

Pura Jadi Latar Film Porno, Hey Bali: Respons Aparat Dingin

Selasa, 09 Desember 2025 | 21:58

Mahfud MD soal Bencana Sumatera: Menyuruh Pejabat Mundur Tidak Relevan

Rabu, 10 Desember 2025 | 05:53

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Ini Susunan Lengkap Direksi dan Komisaris bank bjb

Selasa, 09 Desember 2025 | 17:12

Bahlil Minta Maaf Usai Prank Presiden Prabowo

Selasa, 09 Desember 2025 | 18:00

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

UPDATE

Rumah Dinas Kajari Bekasi Disegel KPK, Dijaga Petugas

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:12

Purbaya Dipanggil Prabowo ke Istana, Bahas Apa?

Jumat, 19 Desember 2025 | 20:10

Dualisme, PB IKA PMII Pimpinan Slamet Ariyadi Banding ke PTTUN

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:48

GREAT Institute: Perluasan Indeks Alfa Harus Jamin UMP 2026 Naik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:29

Megawati Pastikan Dapur Baguna PDIP Bukan Alat Kampanye Politik

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:24

Relawan BNI Ikut Aksi BUMN Peduli Pulihkan Korban Terdampak Bencana Aceh

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:15

Kontroversi Bantuan Luar Negeri untuk Bencana Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:58

Uang Ratusan Juta Disita KPK saat OTT Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:52

Jarnas Prabowo-Gibran Dorong Gerakan Umat Bantu Korban Banjir Sumatera

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:34

Gelora Siap Cetak Pengusaha Baru

Jumat, 19 Desember 2025 | 18:33

Selengkapnya