Berita

Bisnis

Solidaritas Persaudaraan Melanesia Minta Jokowi Bangun Kilang Blok Masela di Darat

SELASA, 29 DESEMBER 2015 | 20:50 WIB | LAPORAN:

P‎residen Jokowi kembali didesak untuk memutuskan pembangunan kilang gas Blok Masela di daratan, (onshore), bukan di atas laut (offshore).

Sebab jika dibangun di daratan, akan sangat banyak manfaat baik bagi masyarakat Maluku maupun masyarakat di perbatasan, yaitu Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor Leste.

Desakan tersebut disampaikan Engelina Pattiasina setelah ditunjuk sebagai Kordinator "Solidaritas Persaudaraan Melanesia Indonesia" di Jakarta, Selasa (29/12).


Desakan tersebut merupakan hasil pertemuan dari 20 tokoh masyarakat Indonesia Timur lintas profesi yang mewakili Papua, Papua Barat, Maluku, Maluku Utara, dan NTT seperti Boetje Baltazar, Prof Nus Saptenno, Dr Alfond Leomau, Dr Ignas Iriantom Roy Simbiak, SH, Amir Hamzah, Dr.Sujud Sirajudin, dan Servas Pandur.

Menurut Engelina, jika kilang gas dibangun di lautan lepas maka dampak ekonomi bagi masyarakat tidak ada. Pada kesempatan itu, dia juga mendesak Presiden Jokowi untuk melibatkan masyarakat asli atau indigenous people dalam setiap pengambilan keputusan terkait pemanfaatn sumber daya alam.

Engelina beralasan banyak sumber daya alam yang ada di tanah adat. Dengan dilibatkannya masyarakat adat diyakini dapat mengubah nasib mereka. Sisi positif lainnya, menurut dia, justru dapat menguatkan bargaining Kepala Negara dalam menghadapi korporasi asing.

Engelina yang juga pendiri Archipelago Solidarity Foundation menyatakan, kesimpulan dari pertemuan para tokoh ini akan disampaikan kepada Presiden Jokowi untuk mengingatkan janji janji kampanyenya yang akan
membangun Poros Maritim Dunia.

"Dan harus diingat  bagian dari poros itu adalah wilayah Timur yang selama puluhan tahun tertinggal karena kemiskinan, meskipun SDA sangat berlimpah," tegas Engelina.

Para tokoh seperti Ignas Irianto, Prof Nus Saptenno, Dr Sujud Sirajudin, dan Amir Hamzah menekankan bahwa pelibatan masyarakat asli atau amsyaralat adat sangatlah penting dan saat ini masyarakat adat mendapat perlindungan hukum yangs sangat kuat di Badan PBB.

"Kalau Jokowi mau komitmen dengan tujuan Nawacita, ya libatkan masyarakat adat dalam pengelolaan SDA, seperti Migas," ujar Amir Hamzah. [dem]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Terlibat TPPU, Gus Yazid Ditangkap dan Ditahan Kejati Jawa Tengah

Rabu, 24 Desember 2025 | 14:13

UPDATE

Bank Mandiri Berikan Relaksasi Kredit Nasabah Terdampak Bencana Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:12

UMP Jakarta 2026 Naik Jadi Rp5,72 Juta, Begini Respon Pengusaha

Jumat, 26 Desember 2025 | 12:05

Pemerintah Imbau Warga Pantau Peringatan BMKG Selama Nataru

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:56

PMI Jaksel Salurkan Bantuan untuk Korban Bencana di Sumatera

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:54

Trump Selipkan Sindiran untuk Oposisi dalam Pesan Natal

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:48

Pemerintah Kejar Pembangunan Huntara dan Huntap bagi Korban Bencana di Aceh

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:15

Akhir Pelarian Tigran Denre, Suami Selebgram Donna Fabiola yang Terjerat Kasus Narkoba

Jumat, 26 Desember 2025 | 11:00

Puan Serukan Natal dan Tahun Baru Penuh Empati bagi Korban Bencana

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:49

Emas Antam Naik, Buyback Nyaris Tembus Rp2,5 Juta per Gram

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:35

Sekolah di Sumut dan Sumbar Pulih 90 Persen, Aceh Menyusul

Jumat, 26 Desember 2025 | 10:30

Selengkapnya