. Mundur atau jatuhnya Direktur Utama sekaligus pendiri perusahaan Freeport-McMoRan, James R. Moffett, sudah diprediksi sejak awal.
Demikian disampaikan ekonom senior, Dradjad H Wibowo. Bahkan Dradjad sudah menganalisa hal ini kepada jaringan terbatas pasar global pada awal Desember 2015.
Pada awal Desember itu, Dradjad sudah menganalisa bila kekuatan bisnis Moffett sedang anjlok. Freeport McMoRan sedang di-hostile oleh Carl Icahn yang Oktober lalu berhasil menguasai hampir 9 persen saham Freeport dan menjadi shareholder individu terbesar.
"Icahn telah memasukkan dua direktur, dan kekuasaan Moffet semakin melemah. Harga saham Freeport digoreng anjlok sehingga langkah hostile semakin mulus," kata Dradjad mengulang kembali analisanya beberapa saat lalu (Selasa, 29/12).
Pada September 2015, lanjut Dradjad, saham Freeport masih 11 sampai dengan 12 dolar AS. Dan surat Menteri ESDM Sudirman Said pada tanggal 7 Oktober 2015 tidak ada nilai pasarnya berdasarkan hukum internsional. Sebab surat tersebut berpotensi menimbulkan masalah hukum dan politik di Indonesia.
"Saham Freeport hanya akan mendapat booster dari Indonesia jika pemerintah Indonesia menerbitkan IUPK. Tapi dengan
political brouhaha terkait rekaman Ketua DPR Indonesia oleh Presiden Freeport Indonesia, saya sangat yakin pemerintah Indonesia tidak akan menerbitkan IUPK hingga 2019," ungkap Dradjad.
Diketahui, brouhaha adalah sesuatu yang dipikir banyak orang benar-benar penting, sehingga membuat heboh dan keributan, padahal sama sekali tak penting dan kosong melompong.
Menurut Dardjad, jika Freeport Indonesia (FI) maju ke arbitrase internasional, maka FI berpeluang besar menang. Tapi lamanya waktu arbitrase dan rusaknya hubungan dengan Indonesia membuat IUPK sulit terbit. Tanpa IUPK dari Indonesia, dan dengan masih lemahnya pasar mineral, minyak dan gas, maka ini hanya masalah waktu bagi Moffet dipaksa mundur dari perusahaan yg didirikannya.
Jika arbitrase dilakukan dan FI menang, lanjut Dradjad, maka Freeport McMoran dan FI dapat memaksakan kompensasi keuangan dari pemerintah Indonesia. Dan melihat rekam jejak Icahn, Dradjad mengaku tidak terkejut jika Icahn memaksakan arbitrase.
"Siap-siap untuk
rock and roll, guys! Untuk yang belum tahu, Icahn ini sangat terkenal. Dia pencaplok perusahaan yang dingin. Dan makanya beberapa waktu lalu saya pernah bilang, Presdir FI salah langkah sebagai pebisnis," demikian Dradjad.
[ysa]