Berita

foto: net

Politik

Pungut Upeti Rp 200-300, Rezim Jokowi-JK Sungguh Naif!

MINGGU, 27 DESEMBER 2015 | 10:16 WIB | LAPORAN: RUSLAN TAMBAK

Kalau tidak mampu atau tidak bisa mengurus bangsa dan negara Indonesia yang sangat kaya raya, Jokowi-JK sebaiknya mengundurkan diri, jangan dipaksakan terus jadi Presiden dan Wakil Presiden. Jangan mebolak-balik kenyataan dan jangan melah menambah kesengsaraan rakyat dan bangsa Indonesia.

"Rakyat tidak boleh dipungut upeti Rp 200-300 per liter BBM. Ini sudah tidak benar, sudak dibolak-balik. Seharusnya rakyat yang dapatkan manfaat dari energi bumi Indonesia yang sangat kaya raya, bukan sebaliknya dipungut penguasa membayar upeti Rp 200-300 per liter BBM," kata Ketua Umum Presidium Sekretariat Bersama (Sekber) Indonesia Berdaulat, Ali Mahsun, Minggu (27/12).

Menurut Ali, sungguh sangat naif rezim Jokowi-JK memungut rakyatnya sendiri Rp 200-300 per liter BBM untuk alasan ketahanan energi. Sangat pahit nasib rakyat dan bangsa Indonesia dipimpin Jokowi-JK. Sudah jatuh ketimpan tangga.


"Di saat ekonomi makin sulit, rakyat makin miskin dan sengsara, rakyat dipungut upeti untuk ketahanan energi. Kenyataan naif ini melengkapi fakta bahwa Jokowi-JK tidak memiliki kemampuan memimpin dan mengelola bangsa dan negara Indonesia," ungkapnya.

Oleh karena itu, lanjut Ali, atas ketidakmampuannya, Jokowi-JK harus segera sadar dan legowo mundur sabagai Presiden dan Wapres sebelum Indonesia bertambah hancur. Jokowi-JK sudah tahu rakyatnya makin sengsara, sudah tahu kasat mata bangsa Indonesia makin miskin akibat daya beli masyarakat terus menurun. Seharusnya sebagai pemimpin, Jokowi-JK meringankan bebannya rakyat, bukan sebaliknya menambah beban rakyat dengan memungut upeti.

"Jika tak bisa mengelola energi Indonesia yang sangat kaya raya, kalau tak sanggup mewujudkan ketahanan energi, maka, lebih cepat lebih baik Jokowi-JK segera mundur daripada semakin menyengsarakan rakyat dan bangsa Indonesia," ujar Ali.

Ia menambahkan,  per 1 Januari 2016, sekitar 22 juta keluarga atau 60-70 juta rakyat Indonesia dicabut subsidi listriknya oleh rezim Jokowi-JK. Dan per 5 Januari 2016 beban berat tersebut ditambah lagi oleh Jokowi-Jk dengan pungutan upeti Rp 200-300 per liter BBM untuk ketahanan energi.

"Lantas maunya apa Rezim Jokowi-JK? Mau dibawah kemana Indonesia oleh Jokowi-JK? Oleh karena itu, untuk kesekian kalianya, demi dan untuk selamatkan Indonesia, Sekber Indonesia Berdaulat mendesak Jokowi-JK segera mengundurkan diri. Karena kondisi Indonesia yang semakin terpuruk saat ini adalah akibat tidak adanya kepemimpinan bangsa," pungkas Ali. [rus]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kepuasan Publik Terhadap Prabowo Bisa Turun Jika Masalah Diabaikan

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:46

Ini Alasan KPK Hentikan Kasus IUP Nikel di Konawe Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:17

PLN Terus Berjuang Terangi Desa-desa Aceh yang Masih Gelap

Minggu, 28 Desember 2025 | 13:13

Gempa 7,0 Magnitudo Guncang Taiwan, Kerusakan Dilaporkan Minim

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:45

Bencana Sumatera dan Penghargaan PBB

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:27

Agenda Demokrasi Masih Jadi Pekerjaan Rumah Pemerintah

Minggu, 28 Desember 2025 | 12:02

Komisioner KPU Cukup 7 Orang dan Tidak Perlu Ditambah

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:45

Pemilu Myanmar Dimulai, Partai Pro-Junta Diprediksi Menang

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:39

WN China Rusuh di Indonesia Gara-gara Jokowi

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:33

IACN Ungkap Dugaan Korupsi Pinjaman Rp75 Miliar Bupati Nias Utara

Minggu, 28 Desember 2025 | 11:05

Selengkapnya