. Penggagas Indonesia Tanpa Diskriminasi, Denny JA kembali menulis puisi tentang kritik sosial. Kali ini dia puisinya terkait fenomena tentang Indonesia yang masih sibuk soal halal atau haram seorang Muslim mengucapkan Natal kepada umat Kristiani.
"Sementara Negara Amerika sudah menjelajah ke planet Mars, dan negara Jepang terus mengembangkan robot, ‎tapi Indonesia menjelang Natal setiap tahun, umat Islam selalu pro dan kontra soal boleh tidaknya mengucapkan salam Natal kepada umat kristen. Tak jarang terjadi perdebatan emosional di antara pemimpin dan umat Islam," kata Denny JA, Senin (21/12)
Terkait fenomena itu, berikut puisi yang ditulisnya yang berkisah seorang bocah Muslimah bertanya kepada Ayahnya; Apakah Tuhan marah atau suka jika ia mengucapkan selamat natal kepada temannya yang kristiani.
Sang ayah bingung. Dua mantan Ketum MUI saja berbeda pandangan. Dien Syamsuddin membolehkan. Buya Hamka melarang. Namun dalam sejarah Islam, banyak hal memang yang para ulama tak bisa satu kata.
Akhirnya sang Ayah memberikan pedoman Golden Rule moralitas kepada putrinya: "Lakukan saja kepada temanmu aneka hal yang kamu ingin temanmu melakukannya juga padamu. Dan jangan lakukan aneka hal yang kamu tak ingin temanmu melakukannya padamu."
Ini puisi lengkapnya
Ayah,
Akankah Tuhan marah
Aku seorang muslimah
Selamat Natal aku ucapkan
Kepada temanku katolik dan protestan?
Ataukah Tuhan senang
Temanku menjadi riang
karena aku ikut bahagia
di hari Natal mereka?
Pak Ahmad tertegun dan terdiam
Ludahnya tak sengaja tertelan
Apa yang harus ia katakan
Putrinya baru usia belasan?
Haruskah ia ceritakan
Agama banyak aliran
Ulama banyak tak sepaham
Siapa menjadi pegangan?
Ucapkan Natal, haram hukumnya
Ini kata Buya Hamka
Ucapkan Natal, halal hukumnya
Dien Syamsudin yang menyatakannya
Buya Hamka pernah menjadi ketum MUI
Dien Syamsudin pernah menjadi ketum MUI
Keduanya dihormati
Namun keduanya tak sehati
Pak Ahmad haji yang taat
Sholatnya tak pernah tinggal walau satu rakaat
Namun sejak Nabi Muhammad wafat
Banyak versi Islam yang terlihat
Ada yang Sunni keyakinannya
Ada Syiah yang dipercaya
Ada Ahmadiyah namanya
Ada Nation of Islam pahamnya
Ada wahabisme alirannya
Ada Islam liberal pandangannya
Ada Muslim progresive namanya
Ada Islam berkemajuan slogannya
Ada pula Islam Nusantara
Masing-masing paham punya ulama
Mereka tak satu muara
Semua menyatakan kebenaran di pihaknya
Siapa yang harus diikutinya?
Wanita dilarang menyetir mobil di Saudi Arabia
Wanita ditasbih Imam Sholat di Amerika
Keduanya mengaku Islam dasarnya
Namun mengapa sungguh beda?
Gay dihukum mati di Timur Tengah
Gay punya mesjid di Eropa
Keduanya mengaku Islam dasarnya
Namun mengapa sungguh beda?
Ayah, ujar putrinya
Yang benar yang mana?
Tuhan marah atau Tuhan suka?
Jika selamat Natal aku ucapkan?
Lembut kepada putrinya
Pak Ahmad berikan mutiara
"Anakku, nabi sudah tiada
Yang tersisa hanya ulama
Namun mereka tiada satu suara
Ulamapun bisa salah"
Ini prinsipnya
"Lakukan saja untuk temanmu
Apapun yang kamu senang dilakukan
oleh temanmu padamu"
"Jangan lakukan pada temanmu
Apapun yang kamu tidak senang dilakukan
oleh temanmu padamu"
"Ayah, hatiku senang
ketika teman-temanku riang
walau beda agama
mereka ucapkan kepadaku
Selamat idul fitri
Maaf lahir batin"
"Teman- temanku pasti juga senang
Jika hatiku riang
Ucapkan selamat natal pada mereka
Semoga damai di bumi salamnya"
"Jika itu keyakinanmu
Lakukan tanpa ragu"
Lagu Natal berdentang di luar Jendela
Pak Ahmad mencium kening putrinya
dan berkata: Alhamdulilah
Di TV terdengar berita
Planet Mars sudah dijelajah Amerika
Jepang mengembangkan robotika
Pak Ahmad sedih melihat Indonesia
Yang masih berkutat soal lama soal ucapan Natal, halal atau haram?