Hujan deras kembali mengguyur Jakarta dan Bogor beberapai hari ini. Beberapa kawasan yang menjadi langganan banjir pun sudah mulai tergenang, walaupun tidak berlangsung lama.
Di tengah intensitas hujan yang tinggi, kewaspadaan meningkat di Pintu Air Manggarai yang berada di Jalan Tambak Nomor 59, Jakarta Pusat.
Siang itu, jam menunjukkan pukul 13 lewat 5 menit. Suara radio informasi nyaring terdenÂgar di ruangan yang berukuran 2X2 meter. Sehabis mendengar informasi dari petugas Pintu Air Katulampa, Bogor, seorang petugas Pintu Air Manggarai bergegas mencatat di sebuah buku besar.
Seusai mencatat, petugas yang mengenakan seragam serba hiÂjau ini, lantas membolak-balik buku yang tidak terlalu tebal itu. "Barusan dapat info, ketinggian air di Pintu Air Katulampa dan Pintu Air Depok masih normal," kata July, salah seorang operator Pintu Air Manggarai, kemarin.
Suasana kantor tidak terÂlalu ramai. Bahkan bisa dibilang sepi. Tidak terdengar suara televisi atau suara lainnya. Yang terdengar hanya suara radio komunikasi antar petugas pintu air yang terus menerus memÂberikan informasi ketinggian air di beberapa pintu air di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Dua orang saling bahu-memÂbahu menjaga kantor. "Setiap hari ada dua orang yang bertugas selama 24 jam, mulai pukul 8 paÂgi hingga 8 pagi esok harinya," kata July. Tak hanya berdua, kata dia, ada empat orang lagi yang juga bertugas sebagai operator, dan satu orang lagi bertugas sebagai penanggung jawab.
Info yang masuk dari Pintu Air Katulampa dan Pintu Air Depok, kata pria berumur 30 taÂhunan ini, selalu diinformasikan selama satu jam sekali, namun kalau dalam kondisi darurat, bisa lebih cepat dari itu. "Laporan dari Katulampa dan Depok langsung saya informasikan ke pimpinan Dinas Tata Air Jakarta. Nantinya, pimpinan yang akan menentukan apakah Pintu Air Manggarai dibuka atau ditutup. Saya hanya menjalankan tugas di lapangan, yang memutuskan pimpinan," katanya.
Berdasarkan pengamatan, kondisi Pintu Air Manggarai dalam kondisi normal. Dua pintu air juga dibuka lebar-lebar, sehingga air Sungai Ciliwung itu mengalir deras ke Pintu Air Setia Budi.
Di sisi kiri Pintu Air Manggarai, terdapat pintu air beruÂkuran lebih kecil. Di depannya penuh sampah. Tidak terlihat ada petugas yang berusaha memberÂsihkan sampah-sampah tersebut. Padahal, tak jauh dari tempat itu, terpakir beko dan dump truck yang biasanya digunakan untuk membersihkan sampah. "Besok sampahnya akan dibersihkan. Soalnya kemarin sudah dibersiÂhkan," kata July.
Sampah yang menumpuk di Pintu Air Manggarai, kata July, hampir setiap hari dibersihkan Dinas Kebersihan DKI Jakarta, karena sangat menganggu kelanÂcaran air Sungai Ciliwung.
Selama hujan deras mengÂguyur Jakarta dalam waktu sebulan ini, kata July, ketinggian air di Pintu Air Manggarai palÂing tinggi 850 centimeter atau siaga 2. "Itu terjadi pertengahan November lalu," kata dia.
Sedangkan saat hujan deras mengguyur Jakarta akhir pekan lalu, kata dia, ketinggian air hanya 780 centimeter atau siaga 3. "Kejadianya Minggu lalu, jam 7 malam. Tapi, sekarang sudah normal di ketinggian 690 centiÂmeter," sebut dia.
Puncak ketinggian air di Pintu Air Manggarai terjadi tahun 2007, mencapai 1.050 centiÂmeter. Padahal, titik siaga satu di ketinggian 950 centimeter. "Akibatnya, rumah-rumah di kawasan Kampung Pulo banjir setinggi atap. Kalau cuma siaga tiga (lebih dari 750 cm), biÂasanya Kampung Pulo terendam semata kaki, dan biasanya cepat berlalu," kata dia.
Dua tahun menjaga Pintu Air Manggarai, July mengaku menÂgalami suka dan duka. "Dukanya kalau menemukan mayat di pintu air. Saya dua kali menemuÂkan mayat, nenek dan bayi. Saya laporkan ke polisi," kata July.
Sukanya, kata dia, sering masyarakat memberikan banÂtuan makanan dan minum saat dirinya bekerja. "Kalau malam, biasanya ada saja warga yang membawa kopi. Soalnya, selama sehari semalam berjaga, kami berdua tidak boleh tidur bersaÂmaan. Jadi, saling gantian jaga kalau salah satunya ada yang ngantuk," kata dia.
Sementara itu, meskipun diÂlanda hujan deras, kondisi air di Sungai Pesanggrahan normal. Tidak ada luapan air yang menÂgakibatkan genangan di rumah warga. Namun, di atas jembatan yang menghubungkan Jakarta Selatan dan Tangerang Selatan di kawasan Cirendeu, Ciputat, terdapat genangan air setinggi 20 centimeter. Akibatnya, puÂluhan mobil yang lewat di atas jembatan, harus berjalan pelan-pelan. Macet.
Sedangkan Kampung Pulo, Jatinegara, Jakarta Timur menÂgalami kebanjiran akibat huÂjan deras pada Minggu malam (6/7). Walhasil, banyak warga yang mengungsikan motornya ke bahu jalan Jatinegara Barat. Imbasnya, lalu lintas jadi macet. "Jatinegara Barat macet parah karena banyak motor diparkir di pinggir jalan," kata Vira, petugas informasi NTMC.
Sementara dari akun twitter @TMCPoldaMetro, banjir di Kampung Pulo pada pagi hari ketinggiannya tinggal 20-30 cm.
Kemarin, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan konÂdisi cuaca Jakarta dan sekiÂtarnya berawan dan cenderung cerah, hanya Jakarta Utara yang diprediksi diguyur hujan dengan intensitas sedang. Sedangkan di wilayah Kepulauan Seribu pagi ini diprediksi turun hujan ringan. Namun, pada siang-malam nanti, cuaca di sana berawan.
Untuk Jakarta Selatan, Jakarta Pusat, dan Jakarta Timur siang hari diprediksi diguyur hujan dengan intensitas sedang. Begitu pun dengan Tangerang yang juga akan dibasahi hujan sedang.
Sedangkan Jakarta Utara dan Barat akan diguyur hujan ringan pada siang hari.
Bogor dan Depok pada siang ini diprediksi menerima huÂjan lebat. Malam harinya, dua wilayah itu masih akan diguyur hujan, tapi dengan intensitas sedang. ***