Berita

hm prasetyo/net

Hukum

Jaksa Agungnya Dari Nasdem, Pantas Kejaksaan Agung Politis

SENIN, 07 DESEMBER 2015 | 12:44 WIB | LAPORAN:

Langkah Kejaksaan Agung menggarap kasus etika Ketua DPR RI, Setya Novanto, terkait kontrak karya Freeport Indonesia dianggap janggal. Hal ini tak lepas dari latar belakang Jaksa Agung, HM Prasetyo, selaku bekas pengurus Partai Nasdem binaan Surya Paloh.

Demikian pandangan Wakil Ketua DPR RI, Fadli Zon, menanggapi pemeriksaan terhadap Presdir Freeport Indonesia dan Menteri ESDM dalam perkara yang di masyarakat luas lebih dikenal dengan kasus "Papa Minta Saham" itu. Fadli Zon tegas menuding bahwa manuver Kejaksaan Agung merupakan langkah politik.

"Karena Jaksa Agungnya dari partai politik, dari Nasdem,” tegas Fadli, di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (7/12).


Politisi yang juga menjabat Wakil Ketua Umum Partai Gerindra ini menyebut salah satu contoh, misalnya, ketika Kejagung meminta keterangan dari Maroef Sjamsoeddin selaku Presdir Freeport Indonesia pada tengah malam. Seolah-olah tindakan itu dipaksakan.

"Gerakan dari Kejaksaan Agung ini gerakan politik, bukan hukum. Karena Maroef Sjamsoeddin datang tengah malam. Kok diistimewakan seoah darurat, ini ada apa," kata Fadli.

Melihat kejanggalan itu, dia mengingatkan Jaksa Agung untuk tidak tebang pilih menangani kasus hukum. Fadli pun menyindir Jaksa Agung, HM Prasetyo, yang diduga terkait dengan perkara korupsi Bansos di Sumatera Utara. Ketimbang masalah Freeport, Kejaksaan pun terbilang lamban menangani kasus Bansos.

"Jangan pilih-pilih kasus, terus dijadikan alat politik. Dia (Praasety) kan disebut-sebut juga dalam kasus Bansos di Sumatera Utara," lontarnya.

Sebelumnya, HM Prasetyo sudah membantah tengah bermain politik dalam mengusut kasus Setya Novanto. Jumat lalu (4/12), ia menegaskan bahwa lembaganya adalah penegak hukum yang melakukan penanganan secara objektif, proporsional dan profesional. [ald]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Kejagung Copot Kajari Kabupaten Tangerang Afrillyanna Purba, Diganti Fajar Gurindro

Kamis, 25 Desember 2025 | 21:48

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

UPDATE

Kades Diminta Tetap Tenang Sikapi Penyesuaian Dana Desa

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:10

Demokrat Bongkar Operasi Fitnah SBY Tentang Isu Ijazah Palsu Jokowi

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:08

KPK Dalami Dugaan Pemerasan dan Penyalahgunaan Anggaran Mantan Kajari HSU

Rabu, 31 Desember 2025 | 12:01

INDEF: MBG sebuah Revolusi Haluan Ekonomi dari Infrastruktur ke Manusia

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:48

Pesan Tahun Baru Kanselir Friedrich Merz: Jerman Siap Bangkit Hadapi Perang dan Krisis Global

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:40

Prabowo Dijadwalkan Kunjungi Aceh Tamiang 1 Januari 2026

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:38

Emas Antam Mandek di Akhir Tahun, Termurah Rp1,3 Juta

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:26

Harga Minyak Datar saat Tensi Timteng Naik

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:21

Keuangan Solid, Rukun Raharja (RAJA) Putuskan Bagi Dividen Rp105,68 Miliar

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:16

Wacana Pilkada Lewat DPRD Salah Sasaran dan Ancam Hak Rakyat

Rabu, 31 Desember 2025 | 11:02

Selengkapnya