Bener-bener memalukan. Kenaikan tarif listrik sebesar 11 persen pada 1 Desember lalu, ternyata tak otomatis membuat pelayanan PLN oke. Sebaliknya, kemarin, 19 wilayah se-Jakarta dan sekitarnya mengalami pemadaman. Ampun dah....
Per 1 Desember ini, PLN memang resmi menaikkan tarif untuk golongan 1.300 watt dan 2.200 watt sebesar 11 persen, dari Rp 1.352 per kwh menjadi Rp 1.509,38 per kwh. Kenaikan itu jelas memberatkan. Kini, masyarakat juga harus kecewa karena pelayanan PLN masih amburadul.
Kemarin sore, sebanyak 19 wilayah Jakarta dan sekitarnya mengalami pemadaman mulai pukul 4 sore. Ke-19 wilayah itu antara lain Senayan, Gantul, Petukangan, Pondok Indah, Cengkareng, Kembangan, Kebon Jeruk, Duri Kosambi, Bintaro, Kebon Sirih, Budi Kemuliaan, dan Gerogol. Sebagian wilayah Tangerang juga mengalami pemadaman. Pada pukul 7 malam, aliran listrik di sebagian wilayah ini kembali normal.
Akibat pemadaman, selain menyebabkan wilayah pemukiman gelap gulita, lampu lalu lintas juga ikut kacau. Karena lampu merah Pihak PLN beralasan, pemadaman terjadi karena ada gangguan di trafo interbus transformer-1 (IBT 1) Gandul. "PT PLN (Persero) Distribusi Jakarta Raya memohon maaf atas terjadinya pemutusan aliran listrik yang diakibatkan oleh gangguan IBT 1 Gandul pada sore hari ini (6/12) pukul 16.17 WIB," tulis PLN dalam akun twitternya @pln_123.
Untuk mengatasi hal ini, PLN mengaku telah mengupayakan pengalihan beban listrik dari wilayah yang tidak terkena dampak. "Mohon bagi pelanggan yang tidak terkena pemutusan aliran listrik dapat menggunakan listriknya dengan bijak," tulis pihak PLN lagi yang juga dimasukkan dalam fanpage facebook PLN 123.
Namun, penjelasan PLN tidak sepertinya tidak bisa diterima. Sampai pukul 9 malam tadi, sebanyak 140 orang berkomentar di fanpage PLN itu. Mayoritas mengungkapkan kekesalan atas pemadaman yang terjadi.
"Profesional dong. Jangan dinaikin aja harganya. Tolong cepat atasi agar kembali normal," tulis akun Farhan Turner. "Helo PLN, kapan nyala ini? Kalau telat bayar 1 hari aja sudah ada petugas PLN yang mau main cabut listrik. Tapi sekarang pas mati lampu, semua call center PLN nggak ada yang bisa dihubungi!" tulis akun Sisca Natalia Tjuatjana.
DPR merasakan kekesalan yang sama. Anggota Komisi VII (Bidang Energi) DPR Kurtubi menyebut, dengan kenaikan tarif yang dilakukan harusnya PLN melakukan perbaikan layanan. Kejadian mati lampu seperti itu harus bisa diantisipasi.
"Mestinya gangguan sudah bisa ditekan. Kan tarifnya sudah naik, berarti layanan juga harus naik," ucap politisi Nasdem ini, tadi malam.
Kurtubi paham, dalam kondisi hujan seperti sekarang akan banyak gangguan. Tapi, kondisi ini harusnya bisa diantisipasi. Caranya dengan melakukan perawatan berkala terhadap semua trafo dan gardu induk. Di musim hujan seperti ini, petugas PLN juga harus keliling untuk cek tiap trafo. "Mestinya kondisi ini bisa diantisipasi kalau PLN melakukan perawatan yang bagus," cetusnya.
Ke depannya, Kurtubi tak ingin mendengar ada pemadaman lagi. "Ini tidak boleh terulang. Rakyat sudah bayar mahal kok listrik masih sering mati," tandasnya.
Anggota Komisi VI (Bidang BUMN) DPR Nasril Bahar juga ikutan jengkel. "Layanan PLN ini malu-maluin, tidak sesuai dengan kenaikan yang mereka lakukan," ucap politisi PAN ini.
Pemadaman itu, kata Nasril, merupakan bentuk inkonsistensi PLN. Padahal, pada 2012 Dirut PLN pernah berjanji tidak akan ada pemadaman untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. "Ini artinya, kebijakan yang dulu itu tidak diteruskan," imbuhnya.
Pekan ini Komisi VI berencana memanggil PLN, untuk meminta penjelasan atas kenaikan tarif golongan 1.300 watt dan 2.200 watt, sampai pemadaman yang masih sering terjadi. "Kami juga akan meminta penjelasan mengenai efisiensi yang telah dilakukan PLN. Sebab, selama ini PLN sangat tidak efisien," tandasnya. ***