Berita

m. riza chalid/net

Katebelece Setya Novanto Untuk Anak M. Riza Chalid Patut Diperiksa KPK

SABTU, 05 DESEMBER 2015 | 21:31 WIB | LAPORAN: ADE MULYANA

Pengusutan dugaan pelanggaran etika dalam kasus pembicaraan Ketua DPR RI Setya Novanto dan pengusaha M. Riza Chalid dengan Presiden Direktur Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin oleh Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) tidak cukup untuk membongkar sengkarut di balik pengelolaan tambang emas dan tembaga yang dikuasai Freeport.

Sudah sepantasnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) turun tangan melibatkan diri dengan menjadikan "surat sakti" atau katebelece Setya Novanto untuk Dirut PT Pertamina tanggal 17 Oktober 2015. Keberadaan surat sakti itu sangat tidak lazim.

Ketua Pendiri Indonesian Audit Watch (IAW), Junisab Akbar, dalam perbincangan dengan Kantor Berita Politik RMOL, Sabtu (5/12) mengatakan, ada kemungkinan "surat sakti" berkop DPR RI itu ditulis Setya Novanto untuk kepentingan PT Orbit Terminal Merak (OTM) yang sebelumnya bernama PT Oil Tanking Merak.


Perusahaan ini dikendalikan Kerry Riza yang tak lain adalah anak dari M. Riza Chalid.

"Juga sepatutnya kasus ini disikapi semua lembaga hukum kita," kata mantan mantan anggota Komisi III DPR RI itu.

Dia mengatakan, ada informasi yang menyebutkan Setya Novanto sempat datang berdua dengan Kerry ke PT Pertamina (Persero).

"Ini bisa jadi pintu masuk bagi aparat hukum untuk memeriksanya. Pasti tercatat dan ada saksi akan kedatangan itu bukan?" kata Jusnisab lagi,

Selain tidak lazim, menjadi konsultan dalam sebuah perjanjian bisnis tidak termasuk dalam tugas pokok dan fungsi Ketua DPR.

Dikatakannya, surat itu dikirimkan dengan beberapa surat lain sebagai lampiran yang patut diduga manipulatif.

"Harga sewa PT OTM adalah 6,5 dolar AS per Kilo Liter (KL) untuk minimum pemakaian 288 ribu KL. Padahal benchmark hanya 4,5 sampai 6 dolar AS per KL. Jadi harga PT OTM menurut Pertamina sangat tinggi maka mereka belum membayar Kerry," katanya lagi.

"Ada kelebihan harga 2 dolar AS per KL. Itu berarti bahwa per sekali pakai untuk 288 ribu KL, Pertamina harus membayar selisih harga sekitar 7 miliar. Itu luar biasa besar berbanding harga umum," sambungnya.

Diduga kuat permainan seperti selisih 2 dolar AS per KL ini adalah modus yang biasa dipakai M. Riza Chalid selama berbisnis dengan PT Petral.

"Modus itu juga dibawa-bawa M. Riza Chalid dalam berbisnis jasa sewa tersebut. Angka yang menggiurkan itu diduga mendorong lahirnya surat Setya," masih kata Junisab.

Belum lagi, dia juga menduga Presiden Joko Widodo sudah mengetahui perilaku Setya terkaitPT OTM melalui orang dekatnya berinisial AL yang mendapat kabar tentang hal itu dari salah satu petinggi PT Pertamina berinisial AB.

"Jadi, KPK jangan lagi malu-malu untuk menelisiknya. Kasus ini juga berberpotensi besar akan merepotkan negara kita," demikian Junisab. [dem]

Populer

Mantan Jubir KPK Tessa Mahardhika Lolos Tiga Besar Calon Direktur Penyelidikan KPK

Rabu, 24 Desember 2025 | 07:26

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Sarjan Diduga Terima Proyek Ratusan Miliar dari Bupati Bekasi Sebelum Ade Kuswara

Jumat, 26 Desember 2025 | 14:06

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

8 Jenderal TNI AD Pensiun Jelang Pergantian Tahun 2026, Ini Daftarnya

Rabu, 24 Desember 2025 | 21:17

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

UPDATE

Program Belanja Dikebut, Pemerintah Kejar Transaksi Rp110 Triliun

Sabtu, 27 Desember 2025 | 08:07

OJK Ingatkan Risiko Tinggi di Asuransi Kredit

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:48

Australia Dukung Serangan Udara AS terhadap ISIS di Nigeria

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:32

Libur Natal Pangkas Hari Perdagangan, Nilai Transaksi BEI Turun Tajam

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:17

Israel Pecat Tentara Cadangan yang Tabrak Warga Palestina saat Shalat

Sabtu, 27 Desember 2025 | 07:03

Barzakh itu Indah

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:38

Wagub Babel Hellyana seperti Sendirian

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:21

Banjir Cirebon Cermin Politik Infrastruktur Nasional Rapuh

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:13

Jokowi sedang Balas Dendam terhadap Roy Suryo Cs

Sabtu, 27 Desember 2025 | 06:06

Komdigi Ajak Warga Perkuat Literasi Data Pribadi

Sabtu, 27 Desember 2025 | 05:47

Selengkapnya