Berita

Abdullah Puteh:net

Wawancara

WAWANCARA

Abdullah Puteh: Masyarakat Aceh Sudah Capek, Enggak Mau Ikut-ikutan GAM Lagi

MINGGU, 29 NOVEMBER 2015 | 10:04 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Wacana membelah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) menjadi dua, bahkan tiga provinsi terus bergu­lir. Saat ini setidaknya ada dua wacana; Provinsi Aceh Barat Selatan (ABAS) dan Aceh Leuser. Bekas Gubernur Aceh Abdullah Puteh memberikan tanggapannya terkait wacana tersebut dan pengamatannya terkait kondisi masyarakat Aceh jelang peringatan HUT Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 4 Desember nanti.

Bagaimana Anda menang­gapi wacana pemekaran Provinsi Aceh?
Ya itu merupakan sebuah as­pirasi, kalau aspirasi masyarakat kan memang harus disampaikan dan harus didengar. Di era refor­masi saya kira tidak ada masalah dengan aspirasi itu, asal jangan aspirasi Aceh merdeka itu nggak boleh. Cuma di Aceh ini kan sekarang ada Undang-Undang Pemerintahan Aceh hasil perjan­jian Helsinki yang menyatakan bahwa Aceh itu adalah berbatasan dengan dengan Sumatera Utara, dan wilayah Aceh itu kabupaten­nya ini, ini, dan ini.

Jadi menurut Anda sulit untuk merealisasi pemekaran wilayah Aceh?

Jadi menurut Anda sulit untuk merealisasi pemekaran wilayah Aceh?
Ya kan faktanya dihadap­kan dengan undang-undang itu. Persoalannya sejauh mana undang-undang itu bisa di­ubah, tentu kan membutuhkan perjuangan. Nah ketika ada perjuangan tentu harus ada kesepakatan dengan stakeholder di Aceh yang jumlahnya banyak sekali. Ada tokoh masyarakat, tokoh adat, DPRD, ada lagi partai lokal yang menjadi hasil dari kesepakatan Helsinki. Jadi ini prosesnya berkala.

Apakah Anda melihat wa­cana ini sarat dengan kepentingan?
Kalau saya positif saja, me­mang masyarakat ingin kese­jahteraan. Karena kan kasat mata saja kita lihat hari ini Indonesia sudah 70 tahun merdeka, tapi ke­nyataannya rakyat di pedalaman belum juga sejahtera. Kalau kita nggak peduli dengan rakyat mis­kin kan jadinya macam-macam. Tapi kalau orang sudah sejahtera, dia sudah bisa ibadah, anaknya sudah sekolah, keluarganya bisa umrah, okelah nggak akan ada lagi macam-macam.

Tapi apakah jalan untuk membuat masyarakat Aceh se­jahtera hanya pemekaran. Toh buktinya banyak daerah yang sudah dimekarkan malah makin miskin?
Kalau menurut saya kese­jahteraan itu letaknya tidak pada pemekaran, tapi pada kualitas pemimpinnya alias leadership. Kita lihat saja Aceh dulu pada abad ke 17 sewaktu dipimpin Sultan Iskandar Muda itu kan negeri paling maju di Sumatera. Jadi permasalahan kesejahteran itu letaknya pada kepemimpi­nan. Indonesia pun begitu kan berbeda ketika Indonesia dip­impin era Soekarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, sampai Jokowi. Banyak orang menga­takan, bahwa zaman Soeharto paling bagus, kesejahteraannya. Nah itu kenapa? Kan karena kepemimpinan leadershipnya, jadi bukan karena pemekaran. Karena leadership itu ada strate­gi kepemimpinan, artinya ada visi misi target yang diharapkan agar rakyat sejahtera.

Menurut pandangan Anda apakah Aceh saat ini sudah beranjak sejahtera?
Upaya ke situ sudah ada tapi belum banyak yang ke lapan­gan. Artinya masyarakat belum begitu merasakan (dampak pem­bangunan) jadi tidak signifikan. Mestinya Aceh harus melakukan lompatan, karena terlambat. Kalau daerah lain lompatnya dua meter, Aceh harus 6 meter.

Jelang peringatan HUT Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada 4 Desember nanti, apakah Anda masih melihat ada benih-benih gerakan sepa­rtis untuk merdeka?
Saya kira nggak ada, semua sudah visinya sama bagaimana mensejahterakan Aceh, nggak ada lagi. Yang jelas sekarang masyarakat Aceh sudah tidak mau lagi (berupaya untuk memi­sahkan diri dari NKRI), sudah capek begitu-begitu tapi tetap enggak sejahtera juga. Yang penting sekarang berfikir positif bagaimana melakukan sesuatu agar kesejahteraan itu segera hadir. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya