Berita

Marthin Hutabarat:net

Wawancara

WAWANCARA

Marthin Hutabarat: Rakyat Papua Sakit Hati Lihat Ulah Para Elite Jakarta Minta-minta Saham Freeport

KAMIS, 26 NOVEMBER 2015 | 08:20 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Koalisi Merah Putih (KMP) menyatakan tetap mendu­kung Ketua DPR Setya Novanto (Setnov) dalam meng­hadapi kasus pencatutan nama Presiden dan Wapres dalam skandal lobi perpanjangan kontrak PT Freeport Indonesia (PTFI).
 
Namun anehnya beberapa politisi Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) justru ‘mengge­buk’ Setnov. Terkait skandal lobi PTFI Marthin Hutabarat miris dan sakit hati melihat kelakuan elite politik yang hanya mengeruk keuntungan pribadi lewat lobi-lobi kotor terkait per­panjangan kontrak PTFI, tanpa melihat nasib masyarakat Papua yang masih miskin.

Saat berkunjung ke Papua baru-baru ini, Martin manan­gkap kegeraman masyarakat Papua atas aksi lobi-lobi kotor tersebut.


Bagaimana Anda menang­gapi sikap partai Anda yang justru secara bulat mendu­kung Setnov dalam kasus lobi kotor perpanjangan kontrak PTFI?

Jadi begini, saya tempo hari ceramah di Universitas Cendrawasih, Papua, terkait ker­jasama MPR dengan Universitas Cendrawasih, meski saya miris dan sakit hati, tetapi harus saya sampaikan juga bagaimana sikap mengenai PT Freeport dan Ketua DPR itu.

Saudara-saudara kita di Papua itu sangat geram dan marah atas kejadian (lobi kotor) itu. Mereka sampai bilang begini; Emangnya, siapa anda-anda elite-elite politik di Jakarta kok seenak-enaknya saja ngomongin PT Freeport Indonesia yang ada di Papua? Anda-anda itu siapa? Seenaknya saja ngomongin ba­gi-bagi saham. Kami saja yang di Papua sini, PT Freeport juga di sini, di tanah Papua, tidak pernah minta-minta saham dan tidak pernah diperhatikan. Saya sepaham dengan pernyataan saudara-saudara kita itu. Saya pun miris melihat kasus itu.

Dengan sikap itu, Anda berarti juga tidak sepaham dengan sikap partai Anda dan KMP yang justru mendukung Setnov...
Saya tidak bicara itu.
Saya hanya mau bilang apa yang disampaikan saudara-saudara kita di Papua saja tentang per­soalan ini. Mereka bilang, kami sakit hati melihat anda-anda para elite di Jakarta tiap hari muncul di televisi ngomongin Papua dan atur-atur saham PT Freeport. Kok tega-teganya para elite di Jakarta itu, sedangkan masyarakat Papua tidak ada saham di sana.

Memang seharusnya partai Anda dan KMP itu bagaima­na menyikapi persoalan PT Freeport itu?
Saya menangkap, dari aspirasi saudara-saudara kita di Papua itu, kok malah tidak pernah dipikirkan saham untuk rakyat Papua itu sendiri. Tidak pernah ada minta-minta saham, kon­disi rakyat Papua ya tetap saja begitu-begitu saja. Mereka sakit hati melihat ulah para elite di Jakarta kata mereka.

Kalau Anda sendiri ba­gaimana menyikapinya?
Loh, kita mendengarnya saja iba. Meski miris, ya inilah yang perlu dipikirkan bersama. Bagaimana saham PT Freeport itu bisa berguna dan berman­faat bagi kemajuan masyarakat Papua itu sendiri. Tentu, kita juga bisa menangkap maksud dari ucapan dan perkataan-perkataan saudara-saudara kita di Papua itu kan.

Apakah Anda setuju atau tidak dengan sikap KMP men­dukung Setnov?
Saya mau bilang, mengenai cara PT Freeport saja yang merekam percakapan dalam pertemuan mereka. Saya kira itu memang patut saja diapresiasi adanya rekaman itu. Apalagi pe­rusahaan asing seperti itu memi­liki manajemen keterbukaan.

Bagi mereka (PT Freeport Indonesia), tidak ada yang perlu disembunyikan, dirahasiakan, supaya bisnis jangan menjadi masalah di satu negara. Saya kira wajar mereka melakukan itu (merekam pembicaraan). ***

Populer

UPDATE

Selengkapnya