Menteri Percepatan Daerah Tertinggal (PDT) era PresiÂden Yudhoyono sekarang sibuk ngurus ormas Islam terbesar di Indonesia, Nahdhatul Ulama (NU). Helmy didapuk menjadi Sekretaris Jenderal di barisan Pengurus Besar NU. Ditemui di kantor PBNU Jalan Kramat Jakarta, Helmy cukup welcome bicang-bincang dengan Rakyat Merdeka soal seputar kementerian yang dulu di komanÂdoinya. Meski sekarang Kementerian PDT sudah berubah nomenklaturnya menjadi Kementerian Desa, PembanguÂnan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, tetapi Helmi yaÂkin pemerintah terus mendorong kemajuan bagi daerah tertinggal.
Apa hambatan-hambatan yang dulu ditemui saat Anda menjadi Menteri PDT?
Kalau dulu suka dukanya itu kalau saya pergi ke daerah-daerahterpencil di luar pulau. Jadi kami naik kapal kecil, seÂmentara di sana ombaknya besar, kita ngalamin itu di Samudera Pasifik di Maluku Utara. Karena itu kendalanya adalah wilayah kita yang sebaran terdiri atas pulau-pulau terpencil dengan akses struktur ke sana yang masih sangat kurang sekali. Jadi kita menghadapi situasi-situasi yang sulit ketika itu, karena daerah-daerah kepulauan tadi.
Berapa daerah yang menÂjadi fokus pengembangan ketika itu?
Berapa daerah yang menÂjadi fokus pengembangan ketika itu?Banyak. Dulu itu saya sudah banyak mengunjungi kabupaten-kabupaten tertinggal. Ada beÂberapa daerah-daerah yang tidak bisa kita kunjungi semuanya unÂtuk melihat kondisi masyarakat di sana.
Dulu ada hampir 200 kabupatÂen tertinggal yang dikunjungi, serta banyak juga daerah-daerah perbatasan.
Dari hasil kunjungan dan telaah daerah mana saja yang mesti difokuskan pembanguÂnannya?Saya kira kita tetap harus fokuskan pembangunannya ke Timur Indonesia. Seperti ke NTT (Nusa Tenggara Timur), Maluku, Papua, dan daerah timur lainnya. Infrastruktur dan konektifitas itu menjadi penting. Selain itu juga ketersediaan transportasi udara maupun laut ya, itu sangat kurang di sana. Jadi sebaiknya itu.
Terus....Daerah-daerah pegunungan juga perlu sekali, dan saya kira masalah kedua adalah pendidiÂkan dan kesehatan juga harus terus dioptimalkan ketersediaanÂnya agar semua merata.
Kini desa sudah mendapat alokasi dana khusus, apakah Anda melihat kemungkinan itu bisa memperbaiki kondisi daerah terpencil?Ya saya berharap mudah-mudahan dengan alokasi angÂgaran sebesar satu miliar rupiah per desa itu dapat memecahkan masalah-masalah infrastruktur desa yang masih tertinggal. Selama ini kan memang karena desentralisasi, (pembangunan) masih di di pusat-pusat kabuÂpaten saja, belum sampai ke desa. Maka kalau dengan ini kan mulai ke desa-desa. Kita berharap nanti sebaran (pembangunannya) akan semakin merata.
Bagaimana sejauh ini kiÂnerja Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi?Kan ini baru ya, belum bisa terlihat karena kan juga nomenÂklaturnya baru selesai bulan Juli-Agustus, jadi penyerapannya belum bisa dilihat. Tahun depan bisa dilihatlah. Penggabungan transmigrasi juga bagus, saya kira itu bagus, dan saya setuju. Perlu waktu saja. ***