Berita

foto:net

Bisnis

'Selamat Pagi' dan 'Terima Kasih', Sapaan Terpopuler di Australia

SENIN, 16 NOVEMBER 2015 | 15:42 WIB | LAPORAN:

Menpar Arief Yahya sering dibuat terharu dengan dua kata itu: Selamat Pagi” dan Terima Kasih” dari bule-bule Australia yang hadir dan turut menikmati The Wonderful Indonesia Festival 2015 di Queensbridge Square, Melbourne, Australia. Begitu banyak muda mudi Negeri Kanguru itu yang sudah lincah berbahasa Indonesia dan pede berucap di depan umum.

Ya begitulah kalau culture yang disentuh. Orang akan merinding, bulu kuduk berdiri, sangat tersanjung, amat terpuji, terhormat. Walaupun hanya sekedar small word, dua suku kata, sudah menyentuh jurag batin yang paling dasar. Mirip dengan kebiasaan Menpar Arief Yahya yang selalu mengawali perbincangan dengan para pejabat pariwisata Tiongkok dengan kata Ni hao ma” yang bermakna apa kabar” dan xiexie” untuk mengakhiri sambutan, yang berarti terima kasih.”

Di Melbourne, Menpar Arief Yahya baru merasakan dahsyatnya magic words” itu. Tapi bukan orang Indonesia kalau tidak kehilangan akal untuk berbalas pantun. Salah satu performance music khas Sulawesi Utara, Kulintang yang dimainkan di small stage di square itu adalah lagu Waltzing Matilda, sebuah lagu legendaris yang liriknya sudah disusun sejak 1859 dan dipublish pertama kali sejak 1903. Lagu balada itu baru dicatat sebagai The Sounds of Australia” di National Film and Sound Archive tahun 2008 lalu.


Serangan budaya Australia” berikutnya lebih telak lagi. Anak-anak SMA di Melbourne, dengan seragam sekolahnya, celana pendek, baju kalem, rapi berdasi menyanyikan lagu Burung Kakak Tua” dengan lafal yang sangat Indonesia. Di awal acara yang 75 persen audience-nya masih community Indonesia di sana, langsung merinding berjamaah. Itu adalah laku anak-anak TK dan pre school di tanah air. Sementara di Aussie dinyanyikan olah remaja selevel SMA yang baik.

Masuk nalar, di ujung lagu …trek dung..trek dung..tralala.. burung kakak tua..” yang bernada naik, semua orang bertepuk tangan riuh. Suhu Melbourne yang pagi itu di 15 derajad Celcius dengna bonus angin pun, terasa hangat. Anak-anak muda Australia pun masih membuat perform lagi yang lebih menusuk. Dalam berbagai tarian tampil di main stage, beberapa personilnya adalah perempuan bule yang berdandan dan berpakaian adat Bali, Jawa, Sumatera.

Mereka bukan saja mahir berbahasa Indonesia, tetapi juga pintar menari dan menjiwai gerakan-gerakan tarian tradisional yang tidak gampang, sekalipun oleh anak-anak Indonesia di sana. Ada spirit kebersamaan, rasa bangga, semangat memiliki budaya yang tinggi dari sini.

"Ini yang saya sebut blended, menyatu, dan fundamental. Kemasan festivalnya sederhana saja, tetapi content, pesan budaya dan filosofi kebersamaan Indonesia-Australia-nya, sangat terasa sampai ke tulang. Sukses dan antusias," aku Menpar Arief Yahya.

Masih ada satu lagi, yang jika bermain sepak bola, Indonesia kalah 1-4 dari Australia. Seniman gamelan dan tarian Poedjiono, yang sudah 40 tahun tinggal di Melbourne, dan pernah menjadi dosen di Monash University itu, sudah mendidik lebih dari 14 ribu pemain gamelan di Negeri Kanguru itu. Di kota Melbourne yang dulu pernah menjadi ibu kota Australia, sebelum dipindah ke Canberra itu sendiri sudah ada sembilan group gamelan yang terus berkembang.

Tetapi Menpar Arief Yahya masih punya satu peluru lagi. Mahasiswa Indonesia di Australia ini punya perkumpulan pemain dan penggemar AFL (Australian Football League), yang stand-nya juga ikut tampil di Wonderful Indonesia Festival 2015 itu. Itu adalah sepak bola-nya Australia, terutama negara bagian Victoria, di mana ibu kotanya Melbourne. Sepak bola dengan bola lonjong yang acap disebut Footy atau Australian Football itu lebih popular dan heroik daripada sepak bola-nya FIFA di Melbourne.[wid]

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Trump Serang Demokrat dalam Pesan Malam Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 16:04

BUMN Target 500 Rumah Korban Banjir Rampung dalam Seminggu

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:20

Mantan Wamenaker Noel Ebenezer Rayakan Natal Bersama Istri di Rutan KPK

Kamis, 25 Desember 2025 | 15:01

Gibran Minta Pendeta dan Romo Terus Menjaga Toleransi

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:40

BGN Sebut Tak Paksa Siswa Datang ke Sekolah Ambil MBG, Nanik: Bisa Diwakilkan Orang Tua

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:39

Posko Pengungsian Sumut Disulap jadi Gereja demi Rayakan Natal

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:20

Banyak Kepala Daerah Diciduk KPK, Kardinal Suharyo Ingatkan Pejabat Harus Tobat

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:15

Arsitektur Nalar, Menata Ulang Nurani Pendidikan

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:13

Kepala BUMN Temui Seskab di Malam Natal, Bahas Apa?

Kamis, 25 Desember 2025 | 14:03

Harga Bitcoin Naik Terdorong Faktor El Salvador-Musk

Kamis, 25 Desember 2025 | 13:58

Selengkapnya