Berita

Lukman Hakim Saifuddin/net

Wawancara

WAWANCARA

Lukman Hakim Saifuddin: Menteri Agama Kami Ingin Pemuda Yang Akan Menikah Bisa Menunjukkan Sertifikat Pranikah

JUMAT, 13 NOVEMBER 2015 | 10:00 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Dalam waktu dekat ini para calon pengantin diwajibkan mengantongi sertifikat kursus pranikah terlebih dulu sebelum menghadap penghulu. Kebijakan itu dikeluar­kan menteri asal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini dalam rangka meminimalisir angka perceraian pasan­gan muda dan tindak Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) yang belakangan makin meningkat. Menteri Lukman Hakim memandang para calon pengantin wajib mengikuti kursus pranikah. Berikut ini penjelasan Men­teri Lukman kepada Rakyat Merdeka;

Sebenarnya apa yang melatari kebijakan yang mewa­jibkan setiap calon pengantin mengantongi sertifikat nikah?
Sebenarnya konsep (kursus pranikah) itu dilatarbelakangi oleh kenyataan belakangan ini angka perceraian dan tindak KDRT itu semakin melonjak tinggi pada pasangan muda kita.

Lalu kemudian berdasarkan hasil penelitian Litbang kita mengindikasikan bahwa ses­ungguhnya banyak di antara generasi kita yang belum cukup siap ketika mereka memasuki lembaga pernikahan. Padahal kita tahu pernikahan itu tidak hanya sakral, tapi juga sangat penting dalam rangka menyiap­kan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang.

Lalu kemudian berdasarkan hasil penelitian Litbang kita mengindikasikan bahwa ses­ungguhnya banyak di antara generasi kita yang belum cukup siap ketika mereka memasuki lembaga pernikahan. Padahal kita tahu pernikahan itu tidak hanya sakral, tapi juga sangat penting dalam rangka menyiap­kan generasi yang lebih baik di masa yang akan datang.

Oleh karenanya kita sampai pada kesimpulan perlunya set­iap pasangan muda kita untuk memiliki kesiapan ketika pada saatnya mereka memasuki jen­jang pernikahan. Apalagi di era globalisasi, dan era informasi ini tentu punya dampak positif dan negatif. Sehingga keluarga sebagai salah satu unit terkecil harus punya ketahanan dalam perubahan (zaman) yang luar biasa ini.

Memangnya ada jaminan setelah ada kursus pranikah angka perceraian menurun?
Memang tidak ada jaminan(calon pengantin) yang mengi­kuti kursus pasti tidak akan bermasalah dalam keluarganya. Tapi ini kan langkah preven­tif (pencegahan). Anda bisa bayangkan ikut kursus saja tidak ada jaminan, apalagi yang tidak ikut kursus, lebih tidak ada jaminan lagi.

Tapi dari banyak studi salah satu pemicu utama perceraian adalah faktor ekonomi. Lalu apa relevansinya dengan kursus ini?
Memang betul, problem ru­mah tangga itu kompleks, tidak hanya ekonomi. Misalnya, ada seorang ayah yang membunuh bayinya, seorang istri yang menyiksa anaknya, atau suami yang melakukan kekerasan pada istrinya, tapi setidaknya dengan mengikuti kursus ini, kita ingin membuka wawasan-wawasan remaja kita betapa pernikahan itu memiliki makna dan merupakan peristiwa sakral yang wajib kita jaga.

Bagaimana format kursus pranikah itu nantinya?
Kursus ini harus didesain secara komprehensif. Jadi materinya itu tidak hanya terkait dengan per­soalan makna rumah tangga, hak dan kewajiban seorang suami atau istri, fungsi keluarga, tanggung jawab dan lain sebagainya, tapi secara filosofis dijelaskan apa sebenarnya tujuan dari keluarga ini. Sehingga kemudian semua cukup siap (untuk menikah), tidak hanya kesiapan fisik saja, tapi siap secara mental, emosional, wawasan dan pengetahuan.

Bayar apa gratis kursus itu?
Ini yang juga sedang kita pertimbangkan dan dalami. Masing-masing punya sisi plus minusnya. Kalau gratis, terus siapa yang menanggung ini semua, kalau membayar berapa besarnya, dan seterusnya. Ini kan implikasinya luas.

Ide ini muncul sebenarnya dari siapa?
Ya ide ini muncul sebenarnya sudah lama. Ini kan isu yang sudah lama, ketika saya menjadi menteri saya melihat persoalan, saya memang punya keinginan untuk membangun lembaga perkawinan. Jadi saya mulai dari pembenahan KUA sebenarnya.

Apa saja pembenahan yang sudah dilakukan?
Ketika itu kan saya sudah menggratiskan KUA kalau itu dilakukan di kantor dan di jam kerja. Saya juga melakukan reformasi misalnya penghulu-penghulu tidak boleh lagi mem­inta pungutan-pungutan di luar ketentuan yang berlaku. Hal-hal seperti itu saya mulai pembe­nahan yang punya kaitannya dengan itu. Nah sekarang, terkait kursus pranikah ini.

Apa wacana ini sudah disampaikan ke rapat kabinet atau presiden?

Belum, belum. Karena me­mang, ini kan masih kita persiap­kan. Konsepnya masih belum matang di internal Kementerian Agama. Tentu nanti kita akan sosialisasikan rancangan ini secara resmi ketika sudah final di internal kita.

Sudah sejauh mana pema­tangan konsep kursus pranikah ini?
Jadi memang ini sedang dipersiapkan secara intensif di Kementerian Agama. Konsepnya sedang kita matangkan. Kita juga ingin mendapatkan masu­kan dari berbagai kalangan. Kita juga mengundang para so­siolog, ormas keagamaan untuk bisa memberikan konstribusi pemikirannya.

Siapa yang akan ditunjuk sebagai penyelenggara kursus ini?
Kursus ini jangan disalah mengerti, ini tidak didominasi oleh pemerintah, siapa pun bisa. Seperti lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan bisa melaku­kan kursus ini selama mengikuti kurikulum, silabus, dan met­odologi yang telah disepakati bersama.

Apa harapan anda?
Harapan kita kursus ini diwajibkan setiap pemuda kita. Apakah mereka mau menikah atau akan menikah, sehingga ketika mereka akan menikah bisa menunjukkan sertifikat sebagai tanda bukti su­dah mengikuti kursus ini. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

UPDATE

DAMRI dan Mantan Jaksa KPK Berhasil Selamatkan Piutang dari BUMD Bekasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:12

Oggy Kosasih Tersangka Baru Korupsi Aluminium Alloy Inalum

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:09

Gotong Royong Penting untuk Bangkitkan Wilayah Terdampak Bencana

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:08

Wamenkum: Restorative Justice Bisa Diterapkan Sejak Penyelidikan hingga Penuntutan

Selasa, 23 Desember 2025 | 14:04

BNI Siapkan Rp19,51 Triliun Tunai Hadapi Libur Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:58

Gus Dur Pernah Menangis Melihat Kerusakan Moral PBNU

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:57

Sinergi Lintas Institusi Perkuat Ekosistem Koperasi

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:38

Wamenkum: Pengaturan SKCK dalam KUHP dan KUHAP Baru Tak Halangi Eks Napi Kembali ke Masyarakat

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Baret ICMI Serahkan Starlink ke TNI di Bener Meriah Setelah 15 Jam Tempuh Medan Ekstrim

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:33

Pemerintah Siapkan Paket Diskon Transportasi Nataru

Selasa, 23 Desember 2025 | 13:31

Selengkapnya