Berita

net

Bisnis

Ini Alasan Kereta Api Cepat Digarap China

RABU, 04 NOVEMBER 2015 | 17:40 WIB

Dalam setahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK) yang terjadi cuma bagi-bagi kekuasaan tanpa menjaga etika politik. Dalam kondisi seperti itu, Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI memiliki tanggung jawab mengontrol pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya ekonomi.

Demikian dikatakan pengamat politik Universitas Indonesia Muhammad Nasih dalam Dialog Kenegaraan bertema 'Menjawab Hak Bertanya DPD RI Tentang Urgensi Perpres KA Cepat Jakarta-Bandung' di gedung DPD, komplek parlemen, Jakarta, Rabu (3/11).

"Sangat tepat kalau DPD mengajukan hak bertanya seperti pembangunan kereta api cepat. Apalagi dananya mencapai Rp 78 triliun dan digarap China," katanya.


Anehnya lagi, sampai lokasi stasiun pemberhentian saja ditentukan kontraktor China. Nasih melihat ada aspek politik ideologis termasuk mengimpor tenaga kerja dari China secara besar-besaran untuk menggarap proyek itu.

"Dari aspek ekonomi inilah yang bisa menimbulkan revolusi sosial dan politik, yang biayanya tentu sangat mahal. Jadi, kita ingatkan pemerintah saat ini yang melakukan segala hal kecuali hal-hal yang harus dilakukan, dan komunikasi terbukti masih bertahan," jelasnya.

Nasih mencontohkan Singapura yang dulu dikuasai etnis Melayu. Tapi dengan sistem mitokrasi jabatan-jabatan hanya boleh diduduki oleh orang-orang yang berpendidikan dan beprestasi, tidak lama kemudian orang Melayu tergusur dan kini kelompok taipan yang berkuasa.

"Maka kita harus mengantisipasi kedaulatan negara dan kelanjutan generasi bangsa Indonesia," tambahnya.

Lalu, kenapa China dan bukan Jepang, hal itu menurut Nasih karena bargaining China lebih kuat. Juga tidak lepas dari proses pemilu pada Juli 2014 lalu yang liberal dan uang ada di mana-mana. Melimpah bahkan tidak terbatas.

"Jadi, bargaining dan uang China memang lebih kuat," tegas Nasih. [wah] 

Populer

Camat Madiun Minta Maaf Usai Bubarkan Bedah Buku ‘Reset Indonesia’

Selasa, 23 Desember 2025 | 04:16

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya