Berita

ilustrasi/net

On The Spot

Kantor Aplikasi Ojek Online Itu Digaris Polisi & Ditutup

Setelah Diduga Ditembak
SELASA, 03 NOVEMBER 2015 | 10:06 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Garis pertama di depan akses parkir, dan satu lagi di ruko bagian tengah. Ruko-ruko terse­but, merupakan kantor cabang jasa aplikasi ojek, PT Go Jek.

Sebuah garis polisi kedua me­lintang di ruko ketiga dari kiri. Pintu kacanya terlihat lowong separuh. Beberapa puing kaca masih tersisa meskipun sudah dibersihkan. Minggu pagi lalu, sekitar jam setengah 10 pagi, di­duga terjadi sebuah penembakan ke ruko itu.

Tidak ada korban jiwa atas per­istiwa itu. Namun, para pekerja, terututama bagian keamanan, cukup was-was melakukan pen­jagaan. Pasalnya, tidak tersedia pos jaga di area itu. Petugas keamanan, hanya disediakan sebuah meja di sudut kanan dekat parkiran motor. "Ya ker­ja saja, tidak mikir macam-macam," ujar Yudhi, satpam di tempat itu.

Untuk melindungi diri dari panas, dua orang penjaga hanya mengandalkan sebuah pohon besar di area sudut kanan ruko. Area tersebut hanya berjarak 1,5 meter dari Jalan Kemang Selatan VIII. Di Jalan itulah, diduga dua orang pria menggunakan motor matic Honda Beat berhenti dan melakukan penembakan ke arah ruko.

Saat kejadian, Yudhi sedang tidak berjaga. Dua orang reka­nnya yang berjaga di Minggu pagi, kini diliburkan sementara untuk menenangkan diri dan melakukan sejumlah kesaksian di Polda Metro Jaya. Kasus itu, hingga kini sedang ditangani pihak kepolisian.

Peristiwa penembakan ber­langsung cepat. Minggu pagi, tidak ada aktivitas perkantoran di tempat itu. Hanya ada dua orang satpam bertugas dan petugas piket. Kondisi jalan juga masih lengang. Maklum, area Kemang merupakan sentra kuliner, fashion dan hiburan. Ramainya, ketika waktu istirahat makan, malam hari, hingga dini hari. "Kantor lagi pada libur," cerita Yudhi.

Informasi penembakan di kan­tor, di dapat Yudhi dari media dan rekan-rekannya. Kedapatan kantornya diteror, pria berpos­tur tinggi besar itu tidak gentar untuk bekerja. Menurutnya, soal kemanan, juga tanggung jawab satpam.

Tiba Senin pagi kemarin, sua­sana kantor masih sepi, hanya ada petugas piket yang sudah datang untuk membuka tiga buah ruko yang tidak di-police line. Dengan penuh kehati-hatian, Yudhi, tetap menjalankan tugas, berjaga di sudut ruko tanpa pos.

Pihak kantor pun meliburkan aktivitasnya hingga waktu yang tidak ditentukan. Informasi itu, tercantum pada sebuah kertas putih bertuliskan 'sementara libur'. Alhasil, hanya kemanan dan beberapa pegawai piket saja yang datang. Aktivitas perkan­toran, tutup.

Hingga sore hari, tidak ada aktivitas mencurigakan di area itu. Kantor cabang Go Jek itu justru ramai dikerubuti awak media untuk mencari berita. Belum ada konfirmasi dari PT Go Jek hingga berita ini dibuat. "Situasi aman terkendali," ucap Yudhi.

Melongok dekat lokasi peluru bersarang, hanya sebuah pintu kaca yang rusak. Namun, karena ada police line, aktivitas di ruko itu ditutup sementara. Petugas kepolisian pun datang untuk melakukan penyelidikan.

Ruko tempat peluru bersarang itu digunakan untuk menerima pelamar perusahaan aplikasi ini. Beberapa bangku putih di ruko itu baris tidak beraturan. Ada sebuah papan tulis di bagian dalam sebagai papan infor­masi untuk pelamar. Diberi garis polisi, penerimaan pelamar pun terhenti.

Tutupnya kantor tidak dike­tahui beberapa calon pelamar. Mereka pun datang di siang hari untuk mendapatkan pekerjaan. Irma, adalah satu di antaranya.

Setumpuk berkas lamaran pun sudah digenggamnya. Wanita berusia 34 tahun itu terkejut alamat lamaran yang tersebar secara online itu terbentang garis polisi. Irma pun tidak bisa melin­tas, dia hanya bertemu security dan diminta datang kembali.

"Tadi kata satpam belum bisa untuk kasih lamaran. Tidak dikasih tahu juga kapan mulai buka kantor lagi," geram Irma.

Tidak hanya calon pelamar yang kecele akan kondisi itu, yang siap bekerja pun harus pulang. Yaitu Sophina, wanita 39 tahun yang telah menjalani bimbingan dan pelatihan.

Ibu rumah tangga itu men­gaku sudah siap bekerja, dan datang ke kantor untuk meng­gambil peralatan. Karena kantor tutup, Sophiana pun belum bisa bekerja di hari itu. "Datang ke sini cuma buat ambil perleng­kapan saja. Tapi katanya tutup," ucapnya.

Pemantauan Rakyat Merdeka, meskipun diklaim sebagai kan­tor cabang Go Jek, tidak terlihat atribut merek perusahaan ap­likasi di kantor itu. Di bagian atap ruko, maupun di tepian Jalan Kemang Selatan VIII tidak terlihat plang, spanduk, maupun baliho di tempat itu. Secara kasat mata, ruko-ruko itu seolah tidak ada pemiliknya.

Melvin, salah satu penang­gung jawab kantor Go Jek di tempat itu mengamini belum adanya atribut perusahaan ap­likasi karena kantor itu memang baru digunakan kurang dari satu bulan. Digunakan sebagai kantor cabang pembantu aplikasi lain di Go Jek. Sementara kantor pusat Go Jek, berada tak jauh dari lokasi penembakan.

"Untuk hari ini kita tidak melakukan aktivitas seperti biasa," kata Melvin sambil men­jelaskan untuk pemulihan selu­ruh kegiatan masih menunggu keputusan dari jajaran pimpi­nan.

Tidak hanya tanpa atribut Go Jek, sekitar empat ruko lokasi penembakan itu juga belum ter­pasang closed circuit television (CCTV). Padahal, keberadaan kamera pengintai dapat memper­mudah proses penyelidikan bagi kepolisian maupun sebagai lang­kah pengamanan awal sebuah kantor. "Karena baru mungkin, jadi belum pasang CCTV," ujar Yudhi.

Azan Ashar berkumandang, kemacetan lalu lintas di Jalan Kemang Selatan VIII mulai tampak. Jalan aspal selebar lima meter tidak mampu menampung intensitas kendaraan dari dua ar­us. Tidak hanya disebabkan oleh jumlah kendaraan, kemacetan juga diperparah dengan perilaku pengemudi yang sekadar ingin tahu lokasi kejadian penemba­kan dengan memelankan laju kendaraan sambil menoleh ke arah tempat kejadian perkara.

Polda Metro Jaya masih melakukan penyelidikan dalam kasus penembakan kantor ini. Kepolisian menduga bekas ben­da yang diduga proyektil peluru itu menyerupai obeng.

Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Mohammad Iqbal mengatakan, dugaan pen­embakan kantor Gojek masih didalami. Ia belum bisa memas­tikan apakah kejadian itu meru­pakan penembakan atau bukan. Namun, lanjutnya, bekas benda yang diduga proyektil peluru masih dianalisa di laboratorium forensik.

"Tentang muatan isinya, kan masih kita tunggu. Kedua, ben­tuknya bukan seperti proyektil tapi seperti obeng. Kami duga itu mungkin berasal dari semacam senjata api. Baik rakitan mau­pun pabrikan," jelas Iqbal di Mapolda Metro Jaya, kemarin.

Iqbal menduga, bisa saja per­istiwa seperti penembakan itu dilontarkan dari ketapel atau benda-benda lain yang bisa me­luncurkannya. Kini, kepolisian masih mendalami keterangan dari satpam serta saksi yang mengetahui ada bunyi ledakan.

"Bisa saja ledakan karena ada bunyi dari kaca. Bunyi pecahnya kaca itu kan DAR seperti ada ledakan juga," pungkasnya. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jadi "Pengacara", Anies Ajak Publik Berjejaring di LinkedIn

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:09

Prabowo Tak Perlu Ganti Kapolri

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:05

Zaken Kabinet Prabowo Bakal Rekrut Profesional dari Parpol?

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:52

KPK Amankan Uang Lebih dari Rp10 Miliar dalam OTT di Kalsel

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:32

4 Boks Dokumen Disita Kejagung dari 5 Ruangan KLHK

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:23

Adi Prayitno: Sistem Pilkada Serentak Perlu Dievaluasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:00

Pemuda Katolik Sambut Baik Pengangkatan Uskup Bogor jadi Kardinal

Senin, 07 Oktober 2024 | 18:49

Andra Soni Janjikan Rp300 Juta per Desa Jika Jadi Gubernur Banten

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:45

Polda Metro Jaya Dalami Asal Puluhan Ribu Pil Ekstasi di PIK

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:21

Peringati Setahun Perang Gaza, Hizbullah Serang Kota Haifa Israel

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:18

Selengkapnya