Berita

Bisnis

Panglima TNI: Tolak FCTC Bagian Membela Negara

RABU, 21 OKTOBER 2015 | 17:18 WIB | LAPORAN:

Pemerintah terus didesak segera meratifikasi Kerangka Kerja Pengendalian Tembakau, atau 'Framework Convention on Tobacco Control' (FCTC) yang diusung oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Rupanya, regulasi FCTC mendapat perhatian Panglima TNI Gatot Nurmantyo kala menjadi pembicara di acara Dialog Nasional Munas Kadin ke VIII di hotel Ritz Charlton, Jakarta, Rabu (21/10). Selain Gatot, dalam dialog itu hadir Ketua MPR Zulkifli Hasan.

Nah, dalam salah satu slide presentasi yang disampaikan, Gatot menyebut bahwa FCTC itu merupakan salah satu ancaman karena menjadi bagian proxy war lantaran FCTC merupakan produk regulasi asing yang kemudian diadopsi sebagai kebijakan seperti itu merupakan adopsi dari luar negeri yang kemudian diadopsi sebagai regulasi yang berimpilikasi pada kondisi ekonomi dalam negeri.


Ia menjelaskan, proxy war atau perang proksi merupakan sebuah perang yang terjadi ketika lawan kekuatan menggunakan pihak ketiga sebagai pengganti berkelahi satu sama lain secara langsung. Sementara kekuasaan kadang-kadang digunakan pemerintah sebagai proksi, aktor non-negara kekerasan, dan tentara bayaran, pihak ketiga lainnya yang lebih sering digunakan.

"Dalam FCTC itu jelas diminta hanya rokok putih. Padahal di dalam negeri ada 6,1 juta yang bergantung terhadap industri tembakau. Belum lagi ada aturan larangan rokok aromatik," ujar Gatot.  

Asal tahu saja, FCTC adalah regulasi internasional untuk membatasi penggunaan tembakau. Dalam regulasi ini melarang penggunaan aromatik sebagai campuran untuk rokok. Padahal, pabrik-pabrik rokok di Indonesia memproduksi rokok kretek yang menggunakan cengkeh sebagai campuran sehingga rokok kretek beraroma khas. Tak hanya berdalih soal kesehatan, FCTC juga mengatur terlalu dalam karena mengatur pengalihan tanaman tembakau ke tanaman lain.

Pasar rokok sendiri sangat "seksi" di Indonesia dan rokok putih berkontribusi kecil. Yang ditakutkan adalah kondisinya berbalik, rokok aromatik yang akan dikalahkan oleh rokok putih.

Jadi, menolak FCTC juga merupakan bagian dari sebuah sikap nyata membela negara.

Selain soal isu FCTC, Gatot juga menyinggung ancaman berkaitan dengan laju penduduk yang begitu cepat sementara dari sisi daya tampung sekaligus daya pendukungnya, terutama pangan dan energi fosil kian menipis dan hanya dalam hitungan sekitar belasan tahun lagi akan habis.

Menurut dia, proxy war di Indonesia semakin nyata, seiring dengan pergeseran konflik dunia yang berlatar belakang energi.

"Dengan demikian perang masa kini, berlatar energi bergeser menjadi perang pangan, air, dan energi. Semula perang di wilayah Timur Tengah. Bergeser ke Indonesia, Afrika Tengah, dan Amerika Latin," jelas dia.[wid]  

Populer

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

Pakar Tawarkan Framework Komunikasi Pemerintah soal Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:32

Gotong Royong Perbaiki Jembatan

Kamis, 25 Desember 2025 | 05:12

UU Perampasan Aset jadi Formula Penghitungan Kerugian Ekologis

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:58

Peresmian KRI Prabu Siliwangi-321 Wujudkan Modernisasi Alutsista

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:39

IPB University Gandeng Musim Mas Lakukan Perbaikan Infrastruktur

Kamis, 25 Desember 2025 | 04:14

Merger Energi Fusi Perusahaan Donald Trump Libatkan Investor NIHI Rote

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:52

Sidang Parlemen Turki Ricuh saat Bahas Anggaran Negara

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:30

Tunjuk Uang Sitaan

Kamis, 25 Desember 2025 | 03:14

Ini Pesan SBY Buat Pemerintah soal Rehabilitasi Daerah Bencana

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:55

Meneguhkan Kembali Jati Diri Prajurit Penjaga Ibukota

Kamis, 25 Desember 2025 | 02:30

Selengkapnya