Berita

ilustrasi/net

On The Spot

Tak Ada Kerusakan Besar Meski Ada Ricuh Di GBK

Setelah Final Piala Presiden
SELASA, 20 OKTOBER 2015 | 09:21 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Suasana Stadion Utama Gelora Bung Karo (GBK) di Senayan, Jakarta sepi, kemarin. Suasana tenang ini berbeda sekali dengan sehari sebelumnya, Minggu (18/10). Saat itu, di GBK digelar final Piala Presiden antara Persib Bandung dan Sriwijaya FC, Palembang.

 Bambang, satpam internal GBK mengaku senang akhirnya laga final sudah usai. Kini, dia bisa bersantai bersama rekan satpam di gerbang Pintu Gelora I. Sekalipun, dia harus datang pagi hari untuk mengontrol seluruh aset stadion satu hari pascapertandingan.

Menggunakan seragam biru tua, Bambang bersama puluhan personel keamanan internal menyusuri area stadion pada pagi hari. Sasarannya, mencari fasilitas umum yang dirusak, kemudian didata, dan dilaporkan kepada pengelola stadion.

Penyisiran dibagi menjadi beberapa tim. Bambang, kedapa­tan mengecek kondisi area luar stadion yang berbatasan dengan jalan raya. Dengan santai, pria berkulit cokelat itu menelusuri Pintu Gelora I, hingga pertigaan Mall FX, tidak ada kerusakan.

"Yang dicek pagar," ujar Bambang sambil menunjuk pa­gar besi berwarna hijau setinggi 1,5 meter.

Pagar itu, baru diperbaiki dan dicat satu bulan lalu. GBK sen­gaja didandani karena menggelar final kompetisi Piala Presiden.

Tidak ada kerusakan hingga bagian ujung selatan. Pengecekan berlanjut belok kiri menelusuri Jalan Jenderal Sudirman. Di area itu, tepatnya di Pintu Tenggara GBK, kerusakan kecil terjadi. Sebuah tiang besi terlihat doyong sedikit. Pasalnya, di area itu sempat terjadi kericuhan antara massa dengan petugas kepolisian yang berjaga.

Diceritakan Bambang, bentro­kan terjadi sekitar jam tiga sore. Empat jam sebelum laga final dimulai. Pintu yang menghadap Jalan Sudirman itu tiba-tiba didatangi ratusan orang yang meng­gunakan kaos oranye. Mereka mencoba merangsek masuk.

Patung Arjuna berwarna emas di area tersebut menjadi saksi bisu. Saat itu, pintu bagian luar stadion terbuka lebar. Dengan leluasa gerombolan rata-rata anak baru gede (ABG) itu beru­paya masuk ke area stadion. Namun, mereka hanya sampai di Patung Arjuna. Ribuan polisi menyambutnya. "Banyak banget ketangkep. Ada puluhan orang," kata Bambang.

Ujang, salah satu pedagang asongan di area itu mengaku bentrokan terjadi hingga empat kali di area Patung Arjuna itu. Di spot itu, memang sengaja disediakan pengelola dua buah layar raksasa. Tujuannya, agar para suporter yang tidak menda­pat tiket masuk dapat nonton di tempat itu. "Saya sampai kabur ninggalin dagangan ke pohon-pohon," katanya.

Usai melakukan pengecekan aset stadion yang dikhawatir­kan rusak, Bambang kemudian melakukan pengecekan ke luar stadion dekat akses Jalan Gatot Subroto dan Jalan Asia Afrika, melintasi Hotel mulia hingga kembali ke Pintu Gelora I, tidak ada kerusakan berarti.

Bambang menjelaskan, aman­nya area stadion dari aksi van­adalisme karena jumlah pihak kemanan yang sangat banyak dan superketat.

Sebelum laga final, Kapolres Jakarta Pusat, Kombes Pol Hendro Pendowo menjelaskan ada 9 ribu personel gabungan yang siap mengamankan final Piala Presiden di GBK dan ka­wasan Semanggi.

Hendro menjelaskan bahwa penjagaan ring satu berada di dalam kawasan stadion, ring dua berada di luar GBK, ring tiga berada di tujuh kilometer dari stadion, serta ring empat berada di daerah Semanggi. Personel gabungan tersebut terdiri dari Satbrimob, Resmob, Sat Shabara, Sat Opvit, dan juga Polisi Militer. Selain itu, pasu­kan TNI dari Kodam Jaya ikut mengamankan.

Rakyat Merdeka mengelilingi area Stadion GBK kemarin, di setiap pintu masuk stadion, tidak terlihat adanya kerusakan. Termasuk area perkantoran di bawah stadion seperti kantor Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Prasarana Olahraga Squash, hingga Ikatan Anggar Seluruh Indonesia (IASI).

Sayang, meskipun tidak ada kerusakan parah, beberapa coretan pendukung klub sepakbola tanah air, mengotori dinding-dinding, antrean masuk pintu stadion.

Meskipun relatif aman dan tiada kerusakan besar, perhe­latan final Piala Presiden di GBK hari Minggu lalu juga menyisakan sampah-sampah yang ditinggalkan para supor­ter. Hingga siang hari kemarin, belum semua sampah terangkut. Penumpukan sampah ada di area Parkir Timur Senayan.

"Semua kendaraan suporter di­arahkan polisi ke Parkir Timur," kata Heri salah seorang petugas kebersihan.

Selain sampah, di tempat itu juga menumpuk batu-batu sisa bentrokan di Pintu Tenggara GBK. "Di sini tak banyak sampah makanan, tetapi kalau sampah batu iya. Soalnya, di area si­ni sempat ada lempar-lemparan batu kemarin," pungkas Heri.

Rakyat Merdeka juga menyusuri jalan-jalan di luar ar­ea stadion. Tepatnya di Pasar Palmerah, masih terlihat bekas lemparan batu, hingga pecahan beling. Di lokasi itu, bentrokan terjadi. "Dari sore sampai malam, kadang berhenti, terus bentrok la­gi," ucap oji salah satu pedagang kaki lima di area tersebut.

Oji menjelaskan, sepanjang hari Minggu suasananya sangat mencekam. Dia pun menutup warung kelontongnya, namun tidak dia tinggalkan lantaran takut dirusak atau dijarah oleh orang tidak bertanggung jawab.

Menurut Oji, gerombolan massa yang diyakini bukan warga sekitar merangsek masuk dari Pasar Palmerah menuju GBK dengan melintasi jalan belakang komplek parlemen. Namun, be­gitu melintasi rel kereta api, ratu­san personil polisi menghadang. Massa pun didorong mundur hingga Pasar Palmerah.

Tidak ada kerusakan besar di area tersebut. Meskipun hujan batu dan letusan gas air mata menghujani area itu. Namun, sebuah kaca di lantai tiga Karindra Buliding di daerah itu terlihat retak. Menurut Oji, kaca terse­but menjadi dampak bentrokan. "Toko-toko dan rumah warga aman. Yang bentrok juga bukan warga sini," pungkasnya.

Hingga malam usai laga fi­nal yang dimenangkan Persib Bandung dengan skor 2-0 atas Sriwijaya FC, Polda Metro Jaya menangkap hingga 714 orang yang diduga perusuh. Dari 714 orang ini usianya beragam, mu­lai dari belasan hingga puluhan tahun. Semuanya, dikumpulkan di Gedung Direktorat Sabhara Polda Metro Jaya. Beberapa di antaranya sudah didata.

Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Tito Karnavian mengatakan, 39 orang itu cukup bukti untuk ditahan.

"Sudah didata, seluruhnya berusia dewasa. Mereka mem­bawa senjata tajam, molotov, dan narkoba," tutur Tito Karnavian kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, kemarin.

Saat dilakukan penangkapan, kata Tito, puluhan orang itu membawa barang berbahaya yang disimpan di dalam kantong plastik dan tas. Mereka diamankan untuk mencegah situasi yang tidak diinginkan.

Lebih lanjut, Tito mengatakan, 39 orang itu diringkus dari lokasi berbeda. Sebab, bentrokan muncul di berbagai titik sejak sebelum, selama, dan sesudah pertandingan Final Piala Presiden 2015 antara Persib Bandung Vs Sriwijaya FC di Stadion GBK, Minggu (18/10) malam. ***

Populer

Warganet Beberkan Kejanggalan Kampus Raffi Ahmad Peroleh Gelar Doktor Kehormatan

Senin, 30 September 2024 | 05:26

Laksdya Irvansyah Dianggap Gagal Bangun Jati Diri Coast Guard

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 03:45

WNI Kepoin Kampus Pemberi Gelar Raffi Ahmad di Thailand, Hasilnya Mengagetkan

Minggu, 29 September 2024 | 23:46

Pernah Bertugas di KPK, Kapolres Boyolali Jebolan Akpol 2003

Senin, 07 Oktober 2024 | 04:21

MUI Tuntut Ahmad Dhani Minta Maaf

Rabu, 02 Oktober 2024 | 04:11

Rhenald Kasali Komentari Gelar Doktor HC Raffi Ahmad: Kita Nggak Ketemu Tuh Kampusnya

Jumat, 04 Oktober 2024 | 07:00

Stasiun Manggarai Chaos!

Sabtu, 05 Oktober 2024 | 13:03

UPDATE

Jadi "Pengacara", Anies Ajak Publik Berjejaring di LinkedIn

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:09

Prabowo Tak Perlu Ganti Kapolri

Senin, 07 Oktober 2024 | 20:05

Zaken Kabinet Prabowo Bakal Rekrut Profesional dari Parpol?

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:52

KPK Amankan Uang Lebih dari Rp10 Miliar dalam OTT di Kalsel

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:32

4 Boks Dokumen Disita Kejagung dari 5 Ruangan KLHK

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:23

Adi Prayitno: Sistem Pilkada Serentak Perlu Dievaluasi

Senin, 07 Oktober 2024 | 19:00

Pemuda Katolik Sambut Baik Pengangkatan Uskup Bogor jadi Kardinal

Senin, 07 Oktober 2024 | 18:49

Andra Soni Janjikan Rp300 Juta per Desa Jika Jadi Gubernur Banten

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:45

Polda Metro Jaya Dalami Asal Puluhan Ribu Pil Ekstasi di PIK

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:21

Peringati Setahun Perang Gaza, Hizbullah Serang Kota Haifa Israel

Senin, 07 Oktober 2024 | 17:18

Selengkapnya