Berita

Bisnis

Banyak Pejabat Gampang Disogok, RR Kecewa Indonesia Gagal Ukir Sejarah Sendiri

KAMIS, 08 OKTOBER 2015 | 12:22 WIB | LAPORAN:

Indonesia perlu melakukan perubahan, terutama dalam mengelola pemberian Tuhan yakni sumber daya alam yang melimpah. Sayangnya masih banyak pejabat yang masih menggunakan pola pikir lama dalam mengelolanya.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator bidang Maritim dan Sumber Daya, Rizal Ramli saat memberikan orasi ilmiah Dies Natalis 57 Universitas Jayabaya di Balai Prajurit, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (8/10).

Salah satu yang kembali disorot Rizal adalah soal kekayaan emas yang dikelola secara rakus oleh Freeport. Menurutnya, cadangan emas Indonesia masih sekitar 34 tahun lagi. Di satu sisi, saat ini banyak kontrak karya yang akan habis dalam 5-10 tahun mendatang.


"Inilah saatnya kita lakukan rewrite history agar sumber daya mineral beri manfaat untuk rakyat dan bangsa. Ada tambang Freeport, yang sangat kaya, tiga dari tambang emas terbesar di dunia. Tapi Indonesia cuma dapat sedikit, satu persen, padahal di dunia dari tambang negara bisa dapat enam hingga tujuh persen," papar Rizal.

Rizal pun menilai PT Freeport yang terletak di bumi timur Indonesia itu telah seenaknya membuang limbah dan galian yang diaduk menggunakan merkuri ke sungai di sekitarnya seperti Sungai Amugame. Akibatnya banyak biota sungai tersebut mati dan rakyat sekitarnya menderita.

"Kalau mereka patuh good governence, tidak ada susahnya bayar limbah, tapi karena greedy (rakus) mereka nggak mau bayar, terus payung hukum Indoensia lemah, akhirnya mereka sogok pejabat kita," beber mantan menko perekonomian era Presiden Abdurrahman Wahid itu.

Padahal, kata Rizal, di negara asal Freeport, Amerika Serikat jika ada yang merusak lingkungan hidup, seperti kasus tumpahan minyak British Petroleum (BP) di Teluk Meksiko, perusahaan bersangkutan diharuskan bayar denda puluhan miliar dolar AS.

"Ini karena pejabat Indonesia gampang disogok, daripada bersihkan limbah, bayar saja pejabatnya, nego saja sama pejabatnya, ini yang harus diubah," tegas Rizal.

Rizal juga menyatakan, banyak pejabat Indonesya yang keblinger dalam mengurusi masa perpanjangan kontrak karya (KK) Freeport yang segera habis pada tahun 2021. Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2014, perpanjangan kontrak hanya bisa dilakukan dua tahun sebelum KK berakhir.

Namun, menimbang Freeport yang ingin segera mendapat kepastian perpanjangan kontrak, pemerintah akhirnya merevisi Peraturan Pemerintah No 77 Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara.

Salah satu poin yang akan diubah dalam peraturan tersebut dari paling lambat dua tahun menjelang kontrak berakhir, kini diperpanjang menjadi 10 tahun.  

"Ada pejabat yang keblinger mau percepat proses renegosiasi ini jadi 10 tahun. Saya kecewa mental pejabat yang begini. Karena dilobi berbagai kepentingan (asing) sehingga dipercepat perpanjangan KK Freeport dan lain-lain. Padahal, ini kesempatan emas untuk menulis kembali sejarah," ungkap Rizal.

"Pejabat itu tidak tahu teknik negoisasi, padahal makin kepepet posisi tawar kita makin baik. Buat negosiasi yang bisa beri manfaat buat bangsa," imbuh Rizal.[wid]

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Adik Kakak di Bekasi Ketiban Rezeki OTT KPK

Senin, 22 Desember 2025 | 17:57

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

UPDATE

KPK Siap Telusuri Dugaan Aliran Dana Rp400 Juta ke Kajari Kabupaten Bekasi

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:10

150 Ojol dan Keluarga Bisa Kuliah Berkat Tambahan Beasiswa GoTo

Rabu, 24 Desember 2025 | 00:01

Tim Medis Unhas Tembus Daerah Terisolir Aceh Bantu Kesehatan Warga

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:51

Polri Tidak Beri Izin Pesta Kembang Api Malam Tahun Baru

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:40

Penyaluran BBM ke Aceh Tidak Boleh Terhenti

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:26

PAN Ajak Semua Pihak Bantu Pemulihan Pascabencana Sumatera

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:07

Refleksi Program MBG: UPF Makanan yang Telah Berizin BPOM

Selasa, 23 Desember 2025 | 23:01

Lima Tuntutan Masyumi Luruskan Kiblat Ekonomi Bangsa

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:54

Bawaslu Diminta Awasi Pilkades

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:31

Ini yang Diamankan KPK saat Geledah Rumah Bupati Bekasi dan Perusahaan Haji Kunang

Selasa, 23 Desember 2025 | 22:10

Selengkapnya