Berita

FOTO:NET

Size Doesn't Matter, Ciyuz?

SENIN, 21 SEPTEMBER 2015 | 06:55 WIB | OLEH: MUHAMMAD TAKDIR

MASA campaign season secara nasional untuk pemilihan presiden telah dimulai di AS. Pertarungan kandidat Partai Republik dan Partai Demokrat baru akan berlangsung di tingkat primary atau caucus pada internal partai masing-masing.

Menentukan calon utama untuk dimajukan menuju pemilihan head-to-head. Salah  satu perdebatan ideologis kedua partai politik itu adalah size birokrasi pemerintahan yang akan menjalankan platform politik mereka.

Partai Republik dikenal dengan semboyan ideologi small government. Sedangkan Partai Demokrat cenderung menafikan size pemerintahan, tetapi lebih memilih efektivitas operasionalisasi program-program kebijakan politiknya. Jika tujuan yang ingin mereka capai memang memerlukan ukuran birokrasi pemerintahan yang besar, why not. Tetapi dalam pandangan Republik, mesin birokrasi yang besar memerlukan biaya tinggi. Selain hanya membuat rakyat membayar pajak lebih banyak, pemerintah malah dibuat mencampuri banyak urusan private.


Bagi banyak negara berkembang, kultur politik apatis membuat perdebatan seperti itu tidak sedemikian penting. Kita cenderung berjalan di tempat. Ketika mainstream global bicara "big government" atau "small government", kita justru tidak beranjak dari isu "big government" dan "bigger government". Tidak hanya dalam size, tetapi juga dalam segala macam campur tangan urusan. Seolah-olah, government is the only solution.

Saya tidak ingin memprovokasi gagasan Ronald Reagan yang selalu menyebut "government is the problem". Tetapi jika kita semua menangani urusan publik
dengan cara-cara yang tidak banyak berubah seperti 15 tahun silam, ada baiknya publik mulai membenahi cara pandang yang lebih kritis terhadap ideologi politik good governance.

Di sini, para pembantu Presiden Jokowi harus berkonsentrasi menuntaskan urusan yang menjadi tanggung jawabnya. Bukan malah saling berbeda pendapat dan mendiksreditkan kebijakan Presiden atau Wakil Presiden seperti kita saksikan belakangan ini. Kerapuhan tersebut hanya memberikan sinyal kepada publik bahwa memang benar "government is the problem" seperti kata Ronald Reagan.

Kecenderungan itu sudah pasti akan menjadi obyek entertainment media. Figur
seperti Rizal Ramli akan diberi headline, dipuji, ditonjolkan dan diboyong sebagai "excepsionalisme" seorang individu. Kita memuja ilusi dan kita senang. Mungkin  karena itu ilusi, sehingga tidak perlu merasa direpotkan jika kemudian terbukti keliru.

Saya tidak mencoba mengomentasi kebijakan atau seluruh pendekatan itu sebagai
cara yang keliru. Masalah yang saya lihat dan perhatikan adalah kita sedemikian mudah mengambil sebuah kebijakan dan tidak mencoba cara-cara penanganan yang lebih sistematis. Mungkin begitulah refleksi cara-cara instant yang senang kita lakukan dalam mencapai segala sesuatu yang menjadi kepentingan kita.

Bangsa kita tidak terbiasa untuk "repot" sedikit mendalami setiap persoalan. Itu menjelaskan mengapa kita sangat lemah dalam mengolah policy discourse. Jadi ini bukan soal size pemerintahan yang besar atau kecil, tetapi lebih kepada kemampuan untuk menggerakkan mesin birokrasi secara kreatif

(twitter@emteaedhir).

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya