Berita

ilustrasi/net

11 Tahun Tidak Terungkap, Pemerintah Sudah Tak Semangat

Kasus Pembunuhan Munir
SELASA, 08 SEPTEMBER 2015 | 09:25 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

11 tahun berlalu, kasus pembunuhan terhadap aktivis HAM, Munir Said Thalib belum juga tuntas. Penegak hukum belum juga mampu mengungkap dalang di balik pembunuhan tersebut.

Koordinator Komisi un­tuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras), Haris Azhar mengatakan, pembunuhan terhadap Munir bukanlah pembunuhan bia­sa. Namun, sudah terencana matang dan dilakukan orang berkeahlian khusus. "Maka penyelesaian kasus Munir bu­tuh kemauan dan keberanian dari pemerintah," katanya di Jakarta, kemarin.

Dia mengingatkan Presiden Jokowi untuk membuktikan janji kampanye yakni menye­lesaikan kasus-kasus pelang­garan HAM. Haris meminta Presiden membentuk tim untuk melanjutkan hasil rekomendasi tim pencari fakta (TPF) kasus Munir.


"Pengungkapan kasus pem­bunuhan Munir menjadi tong­gak penting pemerintahan Jokowi. Jika berhasil mengung­kap dalangnya, Jokowi berarti menunjukkan keseriusannya dalam membela orang-orang yang peduli dan kritis dalam perbaikan bangsa," ujarnya.

Kontras, lanjutnya, mengingatkan Jokowi agar tidak tersand­era kepentingan politik dalam pengungkapan kasus Munir. "Jokowi jangan sampai ter­sandera, dan jangan sampaiJokowi ewuh pakewuh terhadap penyelesaian kasus Munir," katanya.

Istri mendiang Munir, Suciwati, mengatakan Presiden Jokowi yang didukung penuh oleh rakyat Indonesia harus berani tanpa ragu-ragu menyelesaikan kasus Munir. "Omah Munir, Imparsial Kontras dan Walhi mendesak Presiden Jokowi un­tuk menuntaskan penyelesaian kasus pembunuhan Munir," katanya.

Menurut dia, TPF kasus Munir sendiri menyimpulkan pem­bunuhan munir tidak melibatkan satu-dua orang semata. TPF pun merekomendasikan pihak-pihak tertentu di lingkungan garuda dan lembaga intelijen negara yang diduga terlibat harus diperiksaintensif.

"Sayangnya, hingga kini be­berapa pelaku yang diduga terlibat masih menghirup udara bebas. Bahkan, pelaku lapangan­nya, Pollycarpus justru mendap­atkan pembebasan bersyarat dari pemerintah," katanya.

Suciwati mengakui pengung­kapan kasus Munir membutuhkan kemauan, kesungguhan, dan konsistensi politik Presiden Jokowi. Dia mendesak Presiden keluar dari hitungan kalkulasi politik dan sandera politik di dalam menyelesaikan kasus Munir.

"Penyelesaian kasus Munir harus diletakkan dalam kerangkapenegakan hukum HAM secara konsisten dan jangan diletakkan dalam ruang tarik menarik ke­pentingan politik," tandasnya.

Sementara itu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mempertanyakan apalagi yang musti diusut pemerintah terkait kematian Munir. JK menekankan, pembunuh Munir yaitu Pollycarpus Budihari Priyanto sudah ditangkap dan dibui. "Jangan lupa, yang itu sudah masuk penjara puluhan tahun, siPollycarpus," kata JK.

Wapres juga menolak desa­kan masyarakat sipil agar kasus Munir kembali dibuka dan di­lakukan investigasi. "Yang tentu­kan itu pengadilan, bukan LSM. Pengadilan putus begitu, gimana?Ini bukan negara LSM, tapi negara hukum. Negara hukum kan," tegas JK. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya