Berita

Rini Soemarno/net

Bisnis

Menteri Rini Pertahankan Proyek Kereta Cepat

MINGGU, 06 SEPTEMBER 2015 | 08:44 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengatakan, pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung tetap akan dilanjutkan.

"Kalau jadi pasti jadi (pembangunan kereta cepat), tinggal speed-nya berapa, karena kami akan kalkulasikan stasiunnya berapa, akan berhenti dimana saja karena itu yang akan menentukkan speednya," ujar Rini di kantornya, Jumat (4/9).

Rini mamastikan pemerintah tidak akan memberikan dana APBN maupun suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk proyek bernilai sekitar Rp 70 triliunan tersebut.


Dia menjelaskan, proyek kereta cepat diperlukan. Dia yakin, proyek ini akan mendorong perkembangan kawasan yang dilaluinya.

"Kami melihat wilayah-wilayah yang dilalui trayek tersebut bisa dikembangkan dengan baik. Karena wilayah Bandung Barat, nantinya, memiliki prospek untuk dikembangkan menjadi pusat pendidikan, ecotourism, dan lainnya," jelas Rini.

Dia menuturkan, proyek ini akan tetap dibangun namun berorientasi profit layaknya proyek lain yang digarap oleh BUMN. Rini menyebut akan meminta empat BUMN membentuk konsorsium dan bermitra dengan salah satu perusahaan dari dua negara yang mengajukan proposal tersebut.

Empat BUMN yang ditunjuk Rini adalah PT Wijaya Karya Tbk (Wika), PT Jasa Marga Tbk, PT Perkebunan Nasional (PTPN) VIII, dan PTKereta Api Indonesia, di mana Wika akan menjadi pemimpin konsorsium. Nantinya keempat BUMN ini akan melakukan kalkulasi bisnisnya.

Selain pengembangan kawasan, Rini beralasan ingin melanjutkan pembangunan kereta cepat untuk mengoptimalkan penerimaan PT PN VIII setelah perkebunan teh Walini tidak mampu berproduksi lagi karena tingkat polusi yang tinggi. Bahkan rencananya, di lahan seluas 2.952 hektare tersebut akan dibangun convention center.

Dia berharap pembangunan kereta cepat ini bisa dimulai tahun ini karena menurutnya pembangunan tidak bisa ditunda-tunda lagi. Dia membuka kesempatan selebar-lebarnya jika ada mitra yang mau bergabung.

"Operasinya tentu bersifat joint venture. Jika ada mitra yang mau bergabung dipersilahkan saja. Selain itu tentunya kami juga butuh pendanaan, dan kini bisa kami katakan bahwa ada satu lembaga yang bersedia memberikan pinjaman kepada kami untuk melaksanakan proyek itu," ujar Rini tanpa memberi nama lembaga pembiayaan tersebut. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya