Berita

ilustrasi kereta cepat Jakarta-Bandung/net

Bisnis

Menyimpang dari Rencana Induk Perkeretaapian

MINGGU, 06 SEPTEMBER 2015 | 08:23 WIB | HARIAN RAKYAT MERDEKA

Senayan memprotes keras rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Pasalnya, proyek tersebut menyimpang dari rencana induk perkeretaapian nasional (Ripnas).

"Dalam Ripnas tidak ada rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung. Yang ada untuk Jakarta-Surabaya, itu pun nanti pada tahun 2030 pembangunannya," kata Ketua Komisi V DPR Fary Djemy Francis kepada Rakyat Merdeka, pada akhir pekan.

Selain itu, kereta cepat Jakarta-Bandung juga tidak masuk dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) lima tahun ke depan.


Fary mengaku heran dengan munculnya proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Apalagi, selama ini pemerintah tidak pernah berkonsultasi atau membicarakan proyek tersebut kepada DPR. Proyek tiba-tiba saja munculnya.

Politisi Gerindra ini meminta, pemerintah untuk melakukan pembangunan sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu, memprioritaskan, program yang bisa memberikan dampak langsung kepada perekonomian masyarakat.

"Situasi ekonomi kita sedang kurang bersahabat. Tenaga dan energi harus difokuskan kepada hal-hal yang menyangkut kepentingan rakyat, bukan mengutamakan kepentingan segelitir orang," pintanya.

Anggota Komisi V lainnya Ridwan Bae prihatin melihat kinerja kabinet kerja yang sibuk mengurus proyek kereta.

"Seharusnya saat ini pemerintah itu fokus membenahi perekonomian rakyat. Nanti kalau sudah ekonomi membaik baru membicarakan kereta cepat," kritiknya.

Ekonom Senior Prof Didik J Rachbini juga menyarankan pemerintah menunda proyek pembangunan yang rentan membuat perekonomian semakin lemah.

"Proyek itu rakus dolar. Bila situasi ekonomi saat ini masih terus berlanjut maka, proyek itu hanya akan membuat krisis menjadi lebih dalam," kata Didik.

Didik menuturkan, pemerintah akan terlihat sangat aneh bila tetap ngotot ingin melaksanakan proyek tersebut. Sebab saat ini layanan armada transportasi Jakarta-Bandung cukup memadai. Selain itu, aksesnya pun banyak alternatif. ***

Populer

Ketika Kebenaran Nasib Buruh Migran Dianggap Ancaman

Sabtu, 20 Desember 2025 | 12:33

OTT KPK juga Tangkap Haji Kunang Ayah Bupati Bekasi

Jumat, 19 Desember 2025 | 03:10

Uang yang Diamankan dari Rumah Pribadi SF Hariyanto Diduga Hasil Pemerasan

Rabu, 17 Desember 2025 | 08:37

Kejagung Ancam Tak Perpanjang Tugas Jaksa di KPK

Sabtu, 20 Desember 2025 | 16:35

OTT Beruntun! Giliran Jaksa di Bekasi Ditangkap KPK

Kamis, 18 Desember 2025 | 20:29

Tamparan bagi Negara: WNA China Ilegal Berani Serang Prajurit TNI di Ketapang

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:26

Kajari Bekasi Eddy Sumarman yang Dikaitkan OTT KPK Tak Punya Rumah dan Kendaraan

Sabtu, 20 Desember 2025 | 14:07

UPDATE

Laksdya Erwin Tinjau Distribusi Bantuan di Aceh Tamiang

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:55

Jembatan Merah Putih

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:40

Kongres Perempuan 1928 Landasan Spirit Menuju Keadilan Gender

Selasa, 23 Desember 2025 | 03:13

Menko AHY Lepas Bantuan Kemanusiaan Lewat KRI Semarang-594

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:55

Membeli Damai dan Menjual Perang

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:32

Komdigi Gandeng TNI Pulihkan Infrastruktur Komunikasi di Aceh

Selasa, 23 Desember 2025 | 02:08

Rocky Gerung: Kita Minta Presiden Prabowo Menjadi Leader, Bukan Dealer

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:45

DPRD Minta Pemkot Bogor Komitmen Tingkatkan Mutu Pendidikan

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:27

Kebijakan Mualem Pakai Hati Nurani Banjir Pujian Warganet

Selasa, 23 Desember 2025 | 01:09

Pemilihan Kepala Daerah Lewat DPRD Bikin Pemerintahan Stabil

Selasa, 23 Desember 2025 | 00:54

Selengkapnya